-->

Jumat, 27 Januari 2023

Penemuan-penemuan Muslim yang Mengubah Dunia (Seri 2)

Abu Firnas penemu pesawat terbang pertama di dunia

CATUR

Olahraga ini adalah salah satu permainan tertua di dunia. Begitu tuanya hingga tidak diketahui siapa yang menciptakannya. Berbeda dengan bola basket yang bisa ditelusuri hingga James Naismith pada 1891, catur memiliki sejarah panjang, hingga berbagai negara mengklaim menciptakan permainan yang resmi dikategorikan sebagai olahraga pada 1999 ini.

Pada sebuah puisi Persia bertanggal tahun 600 masehi, permainan ini datang ke Persia dari India. Dahulu bernama Chaturaga (artinya seperti yang anda duga, yaitu empat badan atau empat bagian), bidak-bidaknya terdiri atas lima prajurit, tiga prajurit berkuda, satu kereta, dan satu gajah. Meski berasal dari India, bangsa Persia-lah yang menyempurnakan permainan catur modern seperti yang kita ketahui sekarang. Mereka menambahkan raja, fazin (penasehat), kuda, serta mengganti prajurit menjadi pion. Bahkan beberapa istilah catur modern berasal dari istilah yang digunakan pada catur Persia.

Kebanyakan istilah catur di Indonesia dan Bahasa Inggris-nya berbeda, kemungkinan besar karena dunia barat mengadaptasi istilah tersebut, sementara Indonesia menerjemahkannya secara literal. Skak mat (Inggris: Checkmate) berasal dari kalimat ‘Shah mat’ yang berarti “Pemimpin telah tamat”, karena pemimpin Persia dipanggil Shah atau Syekh. Rook, atau disebut Benteng di Indonesia, berasal dari kata ‘rukh’, yang berarti kereta. Namun ada pula yang menyebut bidak tersebut mendapat namanya dari Roc, burung dalam cerita mitologi Persia.

Queen, meski berarti ratu, namun di dalam istilah catur adalah Menteri, adalah pion penasihat dalam percaturan Persia kuno. Bidak Gajah memiliki cerita menarik mengapa bidak tersebut bernama “Bishop” dan bukanlah “Elephant.” Saat permainan ini mulai menyebar ke Eropa lewat Spanyol yang saat itu berada dalam kekuasaan Islam, orang Eropa tidak mengerti apa itu gajah, karena di Eropa saat itu tidak ada gajah. Namanya menjadi Bishop, atau uskup, karena bentuk bidaknya mirip dengan topi uskup.

Sebuah kisah menarik dituturkan oleh Stewart Gordon, pengarang The Game of Kings (Permainan Para Raja). Pada 1509, Diego Lopez, pelaut asal Portugal, sedang melakukan ekspedisi ke Malaka dan beristirahat sambil main catur. Seorang Jawa datang mendekatinya dan mengenali permainan Lopez. Meski harus berkomunikasi lewat penterjemah, namun dua orang yang tempat asalnya adalah dua benua berbeda dapat memainkan permainan yang sama menunjukkan betapa luasnya persebaran permainan ini, jauh sebelum adanya internet.

Pesawat

Lupakan debat mengenai apakah Orville atau Wilbur dari Wright Bersaudara yang menerbangkan pesawat mereka pertama kali di Kitty Hawk, Carolina Utara, AS. Jauh sebelum mereka lahir, bahkan sebelum Leonardo Da Vinci membuat sketsa mesin terbang, seorang pria telah berhasil menjadi pilot pertama di dunia pada 875 Masehi di Qutuba Al-Andalus (sekarang Kordoba), Spanyol. Beliau adalah Abbas Ibn Firnas. Pria itu sendiri terilhami oleh penemuan pria lain, Armen Firman.

Armen memang bukan penemu, lebih seperti pesulap karena dirinya mencari makan dengan melakukan atraksi pertunjukan, namun dirinya gemar mengamati lingkungan sekitarnya. Dengan pengetahuan seadanya, pada 852 Masehi Armen membuat sebuah baju yang terdiri atas tongkat kayu dibalut kain sutra. Armen kemudian memanjat menara Masjid Besar Kordoba, kemudian melompat. Memang dia tidak terbang horizontal, melainkan terjun ke darat. Namun Armen masih hidup dan hanya cedera karena baju ciptaannya tersebut memperlambat jatuhnya. Bisa jadi ini adalah base jump dan parasut pertama di dunia. Meski tindakan tersebut tidak didasari oleh studi sains, idenya mengenai ‘sayap’ tersebut menginspirasi salah satu penontonnya, Ibn Firnas, untuk kemudian mempelajari ilmu penerbangan di antara ilmu-ilmu lain yang dipelajarinya.

Sekitar dua puluh tahun kemudian, Ibn Firnas merakit sebuah mesin terbang dari kayu, kain sutra, bahkan menempelkan bulu burung di sayapnya tersebut. Pria yang saat itu telah berusia 70 tahun pergi ke bukit Jabal Al-‘Arus untuk menguji sayap ciptaannya. Hari itu, Ibn Firnas berhasil menjadi pilot pertama di dunia, dan manusia pertama yang dapat terbang. Penerbangannya pun berlangsung lebih dari satu-dua detik. Dirinya melayang-layang selama beberapa menit sebelum mendekati daratan lagi. Saat itulah, beliau menyadari kesalahannya: beliau hanya memperhitungkan bagaimana caranya lepas landas, tanpa memperhitungkan caranya mendarat mulus. Ibn Firnas mendarat dengan kecepatan tinggi dan membuatnya cedera berat.

Meski mungkin beberapa tulangnya patah, beliau masih hidup sampai 12 tahun kemudian, dimana dirinya menyadari dimana kesalahan sayap tersebut. Burung menggunakan ekornya untuk memperlambat laju terbangnya. Sayap ciptaannya tidak dilengkapi ekor yang berfungsi seperti rem. Meski begitu, upayanya ini mengilhami penemuan-penemuan selanjutnya yang mengantarkan manusia ke angkasa. Atas dedikasinya, sebuah kawah di Bulan dinamai seperti namanya, Abbas Ibn Firnas.

Sikat Gigi

Proses pembersihan gigi sesungguhnya sudah ada di Mesir dan Babilonia sejak 3000 SM, dimana mereka menggunakan serabut ranting pohon. Begitu pula pasta gigi, dimana bangsa Mesir menggunakan kuku sapi, abu, dan kulit telur yang dibakar kemudian dicampur batu apung. Di Yunani kuno, tulang yang ditumbuk dan kulit kerang adalah bahan pasta gigi mereka. Namun tentu bahan-bahan tersebut tidak higienis.

Nabi Muhammad mempopulerkan sikat gigi sekaligus pasta gigi pertama, yaitu kayu siwak pada tahun 600-an.

Muslimheritage.com mencatat bahwa saat baru datang dari berpergian, Nabi membersihkan giginya dengan siwak. Begitu pula saat bangun untuk sholat malam.

Siwak mengandung silikon, Vitamin C, salvadorine, dan trimethylamine. Siwak juga mengandung fluorine dua kali lebih banyak dari pasta gigi biasa. Batangnya sendiri memiliki antibiotik yang mencegah bakteri tumbuh dan mencegah plak.
Rumah Sakit

Tradisi merawat mereka yang sakit di sebuah tempat khusus memang datang dari agama Kristiani yang pada abad ke-6 memberikan ruangan khusus di biara mereka untuk orang-orang sakit. Namun di masa kejayaan Islam, praktek ini berlangsung dalam kondisi yang lebih professional, modern, dan tidak pandang bulu.

Apapun status orang tersebut, kaya ataupun miskin, laki-laki ataupun perempuan, militer maupun sipil, Muslim maupun non-Muslim, semua berhak dirawat di rumah sakit milik Muslim. Selain itu, Rumah Sakit Islam berfungsi sebagai Universitas Kedokteran dengan memberikan tempat bagi para peneliti bidang kedokteran untuk belajar dan bereksperimen.

Rumah Sakit Islam pertama berbentuk sebagai rumah khusus bagi penderita penyakit-penyakit tertentu di Damaskus yang didirikan di masa pemerintahan Khalifah Al-Walid I di abad ke-7. Di Mesir, rumah sakit pertama didirikan pada 872 oleh Gubernur Mesir Ahmad ibn Tulun yang mendirikan rumah sakit gratis yang termasuk di dalamnya perawatan gangguan jiwa, menjadikannya rumah sakit dengan bangsal gangguan jiwa pertama di dunia.

Namun Rumah Sakit modern pertama ada pada abad ke-9. Didirikan di Baghdad pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Ar-Razi adalah orang yang memilih lokasi rumah sakit tersebut dengan cara menggantung sejumlah daging mentah di seluruh Baghdad. Di lokasi dimana dagingnya paling tidak busuk, di sanalah Ar-Razi meminta agar didirikan rumah sakit, karena lokasi itu dinilai paling sehat. Rumah sakit ini memiliki apa yang dapat anda temukan di rumah sakit sekarang: ruang operasi, klinik rawat jalan, bangsal kejiwaan, ruang pemulihan, bahkan panti jompo. Rumah sakit ini bahkan menggratiskan pengobatan bagi mereka yang tidak mampu.
Musik

Sejarah musik ternyata tidak bisa lepas dari sejarah literatur. Musik berasal dari puisi yang dibacakan oleh para penyair di Arab. Puisi-puisi yang menceritakan kehidupan penyair tersebut atau kehidupan sukunya dengan panjang berbait-bait disebut qasidah. Dan pada masa Bani Umayyah, qasidah tersebut mulai diiringi oleh alat musik dan dibawakan oleh para perempuan.

Beberapa alat musik sendiri berasal dari bangsa Timur Tengah. Biola berasal Italia, dengan beberapa keluarga seperti Stardivari dan Amati telah membuatnya selama bergenerasi-generasi. Namun rupanya biola adalah hasil adaptasi dari alat musik tradisional Afghanistan, Rubab. Ada pula alat musik lute dari Arab, yang mirip rubab namun berukuran besar. Cara memainkannya dengan dipetik, dan alat ini menjadi cikal bakal gitar. Meski alat-alat musik ini muncul sebelum masa kejayaan Islam, namun berkat adanya golden era tersebut, alat-alat musik tersebut dapat menyebar ke Eropa.*/Tika Af’idah, dari berbagai sumber(hidayatullah)




Baca Artikel Terkait: