-->

Senin, 23 Januari 2023

Jihad seringkali dipersepsikan sama dengan aksi terorisme. Tak jarang, media terkemuka di Barat menggunakan kata 'jihadis' untuk merujuk seorang atau sekelompok teroris. 

Cendekiawan Muslim terkemuka, Dr.Tariq Ramadhan, pernah mengatakan bahwa jihad adalah konsep dengan banyak aspek. Untuk memahami jihad, seseorang harus kembali ke diri sendiri.

Lebih jauh, cucu Hassan al-Banna, pendiri Ikhwanul Muslimin, ini menjelaskan di dalam diri ada godaan untuk melakukan kekerasan, kemarahan, atau pertengkaran. Itu adalah nafsu-nafsu alami manusia. Seseorang bisa melakukan kekerasan, tapi dengan kesadaran penuh hendaknya dapat mengontrol dorongan-dorongan jahat itu.

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa konsep jihad bukanlah perang, melainkan perdamaian. "Jihad bukanlah perang suci," kata Tariq yang kelahiran Swiss ini.

Pada masa setelah kenabian, pendapat yang masyhur di kalangan ahlul ilmi menyebut hukumnya fardhu kifayah, kecuali jika keadaan mendesak, seperti ada musuh yang datang tiba-tiba. Ada pula yang berkata, fardhu 'ain bagi yang ditunjuk oleh imam (penguasa).

Di dalam Fathul Bari, Al-Hafidz Ibnu Hajar ra berkata: "Ada dua pendapat yang masyhur di kalangan para ulama. (Pertama adalah pendapat dari) Al-Mawardi, dia berkata: "(Hukumnya) fardhu 'ain bagi orang-orang Muhajirin saja, bukan selain mereka."

Pendapat ini kemudian dikuatkan dengan wajibnya hijrah atas setiap muslim ke Madinah dalam rangka menolong Islam. (Kemudian) As-Suhaili, dia berkata: "Fardhu 'ain atas orang-orang Anshar saja, bukan selain mereka." Dari dua pendapat di atas diperoleh kesimpulan bahwa jihad menjadi fardhu 'ain atas dua thaifah (kelompok), yakni Muhajirin dan Anshar) dan fardhu kifayah atas selain mereka.

Sebagian lagi berpendapat, jihad hukumnya wajib 'ain dalam peperangan yang di dalamnya ada Rasulullah SAW dan bukan wajib 'ain pada selainnya. Yang benar dalam hal ini ialah, jihad menjadi fardhu 'ain bagi orang yang dipilih (ditunjuk) oleh Rasulullah, walaupun ia tidak keluar ke medan tempur.

Oleh sebab itu, Tariq Ramadhan sekali lagi mengingatkan bahwa jihad bukanlah perang suci karena terminologi perang suci datang dari Perang Salib Kristen. Doktor bidang Studi Islam di University of Geneva ini menilai banyak yang menggunakan konsep jihad secara salah. Jihad adalah konsep perlawanan dengan cara damai.
(Republika online)




Baca Artikel Terkait: