-->

Senin, 14 Maret 2016





Seorang pemuda Korea yang bekerja pada biro perjalanan bertanya kepada Dr. Zakir Naik. Nama pemuda Korea itu adalah Kim. Sebagai seorang penganut Konfusianisme, dia mempercayai bahwa ajaran-ajaran dalam Konfusianisme adalah ajaran yang baik. Kim berpendapat bahwa Konfusianisme mengajarkan cinta kasih kepada sesama. Karenanya Kim ingin tahu bagaimana pandangan Islam terhadap Konfusianisme. Apabila para pembaca ingin melihat video Dr. Zakir Naik dalam menjawab pertanyaan Kim, silahkan klik link berikut: Dr. Zakir Naik Mengajak Pemuda Korea Masuk Islam. Berikut ini adalah transkrip tanya jawab antara Kim dengan Dr. Zakir Naik:




Kim: Dr. Zakir, merupakan suatu kehormatan untuk bisa berbicara denganmu. Senang bertemu denganmu. Namaku Kim. Aku bekerja di biro perjalanan Majestic Travel. Namaku memang seperti orang Korea karena aku lahir di Korea. Aku sebenarnya orang Korea namun pindah ke Jepang.


Aku sebagai orang Korea, termasuk orang-orang Asia Timur lainnya kebanyakan menganut Konfusianisme atau Buddhisme. Aku ingin berfokus pada Konfusianisme. Konfusianisme adalah sebuah jalan hidup. Di dalamnya diajarkan untuk menghormati orangtua, peduli pada yang masih muda dan anak-anak, bagaimana kita harus menghormati sesama, dan sebagainya. Jadi kesimpulannya ini adalah jalan hidup yang benar.


Tapi sepanjang yang kutahu, dalam Konfusianisme tidak dijelaskan tentang konsep ketuhanan. Sedangkan kutahu bahwa Islam dan Kekristenan mempunyai konsep ketuhanan.


Jadi aku ingin tahu pendapatmu, bagaimana pandangan Islam terhadap kepercayaan (filosofi) yang tidak mempunyai konsep ketuhanan? Terima kasih.


Dr. Zakir: Saudara ini mengajukan pertanyaan yang sangat bagus. Dia adalah orang Korea yang tinggal di Jepang, dan dia mempercayai Konfusianisme. Dia juga berkata bahwa Konfusianisme lebih merupakan sistem etika. Ini dikarenakan di dalam Konfusianisme tidak terdapat konsep ketuhanan seperti dalam Islam, Keristenan, atau Hinduisme. Karena lebih mengarah kepada sistem etika yang mengatur bagaimana manusia harus berperilaku dalam hidupnya, karenanya Konfusianisme tidak dianggap sebagai agama oleh para pakar kebudayaan. Ini karena agama secara definisi berarti “kepercayaan pada Tuhan” sedangkan Konfusianisme tidak percaya adanya Tuhan. Konfusianisme lebih tepat disebut sebagai sistem etika dan bukan sebuah agama.



Kim Ketika Mendengar Penjelasan Dr. Zakir Naik


Dan apa yang kau sebutkan tadi bahwa Konfusianisme mengajarkan agar kau berperilaku baik, mencintai orang lain, menghormati orangtua, dan sebagainya, semua ini juga diajarkan dalam Islam. Allah berfirman dalam Quran di surat Isra’[17]: 23-24,


“Jangan menyembah selain Allah dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu. Jika salah seorang atau kedua-duanya sampai berumur lanjut, janganlah kamu berkata "ah" pada mereka, jangan membentak mereka dan ucapkan pada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkan dirimu pada mereka dengan penuh kasih sayang dan berdo'alah "Tuhanku, kasihilah mereka, sebagaimana mereka telah mendidik aku sewaktu kecil.” (Qs. Isra’[17]: 23-24)


Dr. Zakir Naik Menjawab Pertanyaan Kim


Jadi dalam Islam kau harus menghormati orangtua. Jika salah seorang atau keduanya telah mencapai usia lanjut, kau dilarang berkata "ah" pada mereka. Kau tidak bisa menitipkan mereka ke panti jompo seperti yang sering dilakukan oleh banyak orang. Jadi banyak aturan-aturan etika dalam Konfusianisme yang sesuai dengan ajaran Islam.


Dan saudara, tadi aku sudah berceramah untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Apa kau mendengar ceramahnya?


Kim: Sejujurnya ceramahmu sulit untuk kupahami.


Dr. Zakir: Sulit untuk kau pahami? Aku tahu bahwa bicaraku cepat. Ini kulakukan untuk menghemat waktu. Dalam ceramahku tadi, aku membuktikan tentang keberadaan Tuhan. Jadi siapapun yang percaya pada logika dan sains harus percaya bahwa Tuhan itu ada. Jadi apapun yang kau tangkap dari ceramahku, entah kau memahami seperempatnya, setengahnya, atau berapapun, aku ingin bertanya padamu, apakah kau percaya akan adanya Tuhan atau tidak?


Kim: Pak, sejujurnya aku kagum pada ceramahmu. Kau telah menjelaskan tentang penemuan-penemuan sains di zaman modern, dan bagaimana penemuan-penemuan itu telah dijelaskan dalam Quran pada 1.400 tahun yang lalu.


Dr. Zakir: Sekarang setelah kau mengetahui faktanya dan mengaguminya, apa kau menerimanya atau tidak? Jika kau kagum dan merasa yakin, kau harus mengikutinya. Karena Quran telah menjelaskan begitu banyak fakta sains yang baru kita ketahui sekitar 50 – 300 tahun lalu, apa kau setuju bahwa Quran adalah firman Tuhan? Apa kau setuju bahwa kitab ini berasal dari Sang Pencipta?


Kim: Aku ingin mempelajarinya lebih lanjut dahulu.


Dr. Zakir: Jadi aku memintamu untuk membaca terjemahan Quran. Dan kau juga telah mendengar ceramahku, insya Allah kau akan yakin tentang keberadaan Tuhan.


Berbuat baik dalam hidup itu bagus. Tapi bayangkan misalnya kau punya karyawan yang sangat baik kepada karyawan lainnya, tapi dia tidak menghormatimu, tidak mematuhimu, dan tidak berterima kasih padamu. Dia sangat baik kepada teman-temannya dan orang-orang di sekelilingnya dan bekerja di perusahaanmu. Kau bosnya, tapi dia tidak berterima kasih padamu dan tidak menghormatimu. Mana yang lebih penting? Apakah lebih penting jika dia menghormatimu atau orang lain? Jika kau yang membayar gajinya, harusnya dia mematuhimu atau tidak?


Kim: Ya, aku tidak akan senang jika dia tidak menghormatiku.


Dr. Zakir: Benar. Begitu juga Tuhan tidak senang jika kau tidak patuh pada-Nya. Dia tidak senang jika kau tidak bersyukur pada-Nya. Kau harus bersyukur pada-Nya, harus mematuhi-Nya, dan tidak menyembah siapapun selain-Nya.


Jadi aku memintamu untuk membaca terjemahan Quran dan insya Allah aku berdo’a pada Tuhan untuk memberimu hidayah sehingga kau berada di jalan yang lurus selain menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang baik. Sejatinya, nilai kemanusiaan yang terbaik adalah dengan bersyukur pada Pencipta kita. Jika kau tidak bersyukur kepada Pencipta, hanya baik pada sesama manusia, maka apa gunanya? Orang lain mungkin menolongmu dan berbaik hati padamu, tapi mereka tidak selalu begitu di setiap kesempatan. Kadangkala mereka mengecewakanmu dan menyakitimu. Di sisi lain, Tuhanlah yang memberimu kehidupan, memberimu udara untuk bernapas, memberimu makanan, minuman, harta, dan segalanya, jadi merupakan kewajiban kita untuk menyembahnya sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Quran di surat Dzaariyat[50]: 56,


“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.” (Qs. Adz-Dzaariyat[50]: 56)


Jadi kewajiban utama kita adalah menyembah Pencipta kita dan tidak menyekutukan-Nya.


Semoga itu menjawab pertanyaanmu. Terima kasih saudara


Kim: Terima kasih.



Baca Artikel Terkait: