-->

Senin, 23 Januari 2023

PUNCAK amal tertinggi dalam Islam adalah jihad fisabililah. Keberkahan dalam setiap langkah dalam jihad sungguh tak ternilai dengan kemegahan dan kesenangan duniawi. Karena kesempitan, kesusahan serta derita dalam perjuangan Islam akan dibayar lunas oleh Allah Ta'ala dengan surga yang indah. Mujahid mendapatkan tempat mulia di sisi Allah serta keutamaan di bandingkan dengan lainya.

Syahid adalah cita cita tertinggi setiap insan beriman, mempersembahkan kepada Allah pengabdian total dalam memperjuangkan Islam. Menghinakan kaum musyrikin dan kafirin membela umat islam demi keajayaan Islam di muka bumi.

Sedangkan mengenai para syuhada, Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.”(Surat Al Baqarah ayat 154).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallamdalam sabdanya menjelaskan bahwa jasad para Nabi tidak akan dimakan (binatang) tanah. Beliau bersabda:

Sesungguhnya yang paling utama di antara hari kalian adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan dan dimatikan. Pada hari ini pula terjadi peniupan sangkakala dan kematian massal. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari ini karena shalawat kalian itu akan diperlihatkan kepadaku.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat kami akan diperlihatkan kepadamu sedang jasadmu telah lapuk (remuk)” Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mengharamkan (binatang) tanah memakan jasad para Nabi ‘alaihimus salam.” (Riwayat An- Nasa’i dan Ibnu Majah).

Mengenai fenomena ajaib tersebut, Dr Abdul Hamid Al Qudhah mencoba membuktikan lewat penelitiannya. Hasil risetnya kemudian diuraikan dalam bukuAl Mikrubat wa Karamatusy Syuhada, yang telah diterjemahkan dengan judulJasad Syuhada Tak Membusuk.

Tentu jawabannya, karena Allah-lah yang memerintahkan mikroba berbuat demikian. Allah yang menciptakan mikroba, membuat Bahwa tugas mikroba menguraikan makhluk hidup yang telah mati, maka Dia pula yang bisa mengubah sunnatullah itu pada sesuatu yang dikehendaki-Nya.

“Jadi, mikroba adalah makhluk yang sangat patuh kepada Penciptanya,simpul Dr. Abdul Hamid Al Qudhah.

Dalam bedah buku berjudul “The Miracle of Shaheed” yang dibuat di Masjid Al Mujahidin, kompleks Kampus Universitas Negeri Yogyakarta, beberapa tahun lalu terdapat kesimpulan yang menakjubkan.

Dr Wahyu selaku pembicara, yang mengupas bagaimana sebuah jasad orang yang meninggal dunia melalui proses pereputan. Dijelaskan sebuah jasad orang yang mati akan melalui proses dekomposisi (pembusukan) atau degradasi tubuh mayat kerana proses autolis dan aktiviti mikroorganisme. Maksima dalam lima hari maka jasad si mati sudah mula membusuk, diikuti proses lain seperti perut menggelembung, scrotum (alat kelamin) membesar dan lain-lain

Doktor Wahyu menjelaskan proses pembusukan mayat adalah kerana tindakbalas mikroba, sebuah makhluk bernama mikroba yang Dr Wahyu jelaskan sebagai “pasukan Allah” untuk mereputkan atau membusukkan mayat sehingga hancur.

“Namun anehnya perintah mikroba untuk menghancurkan mayat ini tidak berlaku pada jasad para Nabi, syuhada dan orang-orang yang hafiz Al-Qur’an,” jelas Dr Wahyu.

Semoga hati kita kian tunduk kepada Allah dengan keajaiban yang telah di tunjukan kepada kita semua.*[voa-islam]




Baca Artikel Terkait: