-->

Selasa, 29 November 2016

Harga Smartphone Xiaomi Bakal Segera Naik, Kok Bisa?

Kalau ditanya apa merek smartphone terfavorit di Indonesia, nama Xiaomi pasti jadi salah satu kandidat terkuat. Kami pun bisa merasakan kalau Xiaomi memang jadi salah satu merek yang cukup fenomenal dan dielu-elukan oleh pengguna gadget di tanah air.

Salah satu buktinya bisa dilihat dari segala ulasan artikel maupun video yang kami buat tentang perangkat Xiaomi, khususnya smartphone, selalu diminati dan laris dinikmati. Hal ini tidak lain karena smartphone Xiaomi menawarkan hardware di atas rata-rata dengan harga yang murah.

Dengan fakta tersebut, pasti banyak yang mengira kalau Xiaomi sedang menikmati pundi-pundi keuntungannya saat ini. Apalagi Xiaomi memang sedang getol-getolnya meluncurkan banyak tipe smartphone tahun ini. Padahal kenyataan yang terjadi tidak demikian.

Bisnis smartphone Xiaomi tidak untung


Dikutip dari TechCrunch, Vice President Xiaomi Hugo Barra membuat pernyataan mengejutkan. Ia mengatakan kalau selama ini bisnis smartphone Xiaomi belum mendatangkan keuntungan secara langsung bagi perusahaan asal Cina itu. Hal itu ia ungkapkan saat sesi interview dengan Reuters.

Jadi, Xiaomi menggunakan strategi khusus untuk mendapatkan nama besar dengan mengorbankan keuntungan. Setiap smartphone yang diciptakan Xiaomi dijual seharga modal yang mereka keluarkan sehingga tidak mendatangkan keuntungan secara langsung.


Namun di sisi lain, Xiaomi berhasil menjual banyak smartphone, tak hanya di Cina, tapi di negara berkembang lainnya. Dengan harga jual yang sama dengan harga modal, smartphone besutan Xiaomi sulit disaingi oleh produsen lain, terutama dalam hal harga. Maka tak heran bila smartphone Xiaomi selama ini selalu lebih murah dari smartphone lainnya, padahal spesifikasinya tinggi.

Selain itu, Xiaomi tak perlu terlalu khawatir jika posisinya saat ini disalip pesaing seperti Vivo atau OPPO. Meski kalah dalam jumlah penjualan, Xiaomi tetap bisa berjualan smartphone dengan tenang karena mereka memang tidak mengandalkan keuntungan dari bisnis smartphone. Laku banyak atau tidak, perusahaan tak akan terlalu rugi. Kurang lebih begitulah keadaannya.

Smartphone Xiaomi mulai mahal?


Bisnis smartphone Xiaomi sebenarnya hanya difokuskan di dua negara besar: Cina dan India. Namun ada negara berpenduduk besar lainnya yang ternyata juga sangat merespon baik smartphone Xiaomi, yakni Indonesia. Sayangnya karena aturan TKDN, Xiaomi yang tidak punya pabrik di Indonesia jadi tidak bisa menjual smartphone 4G-nya secara resmi di sini.

Karena tidak bisa jualan secara resmi, maka bisa dipastikan smartphone 4G Xiaomi yang banyak beredar saat ini adalah barang bergaransi distributor. Selain tidak disertai garansi resmi, smartphone Xiaomi berlabel distributor seringkali dijual lebih mahal dari harga aslinya di Cina atau bahkan India.

Alasannya jelas, karena tidak masuk secara resmi, maka para distributor bisa “memainkan” harga jual smartphone Xiaomi dengan lebih bebas. Jika jumlah barang yang tersedia sedikit, harga bisa dinaikkan jauh lebih tinggi. Tapi jika stok barang membludak, harga bisa diturunkan semurah mungkin. Para distributor pun tak perlu terlalu khawatir karena peminat smartphone Xiaomi tak pernah surut.


Ke depannya, Anda para penggemar Xiaomi sepertinya harus mulai terbiasa dengan harga smartphone Xiaomi yang bakal lebih tinggi dari biasanya, bahkan untuk produk bergaransi resmi. Cepat atau lambat Xiaomi bakal menjual smartphone-nya dengan harga lebih tinggi. Hal ini sudah bisa terlihat dari sekarang, dimana Xiaomi tetap setia merilis smartphone murah meriah (seri Redmi dan Redmi Note), namun juga mulai coba ambil untung dengan merilis smartphone flagship yang tidak lagi semurah biasanya.

Contohnya adalah Mi Note 2 dan Mi MIX, dua smartphone flagship berspesifikasi tinggi yang masuk jajaran smartphone elite Android tahun ini. Sebenarnya, harga yang dipatok Xiaomi untuk Mi Note 2 dan Mi MIX tidak kelewat mahal. Mi Note 2 dibanderol mulai dari Rp5,6 juta dan Mi MIX mulai dari Rp7 juta. Dengan jumlah unit yang terbatas, kedua smartphone ini akhirnya terpaksa dijual lebih mahal di negara lainnya, tak terkecuali di Indonesia yang harganya mencapai Rp8 juta hingga di atas Rp10 juta.

Cara Xiaomi cari keuntungan


Kalau bisnis smartphone Xiaomi belum menghasilkan keuntungan, lalu darimana Xiaomi mendapatkan pundi-pundi uangnya? Jangan lupa, smartphone bukanlah satu-satunya lini produk yang dimiliki oleh Xiaomi. Di negara asalnya, Cina, Xiaomi sedang sibuk menggarap pasar smart home dan aksesori.

Bisnis smart home Xiaomi memang sudah lumayan berkembang melalui produk-produk seperti air purifier, water purifier, smart bulb (lampu pintar), LED TV, rice cooker, bahkan hingga perangkat lain seperti payung, hoverboard, atau sepeda. Belum lagi ada perangkat aksesori yang bisa mendatangkan keuntungan meski tidak banyak, seperti powerbank, speaker, headset, LED light, router, hingga layanan internet Mi Home.

Ya, dengan menciptakan banyak smartphone kencang, canggih, namun dibanderol murah, tak heran bila nama Xiaomi begitu “harum” di beberapa negara berkembang. Dengan namanya yang sudah sedemikian terkenal, tentu bakal lebih mudah bagi Xiaomi untuk mengambil keuntungan dengan berjualan perangkat non-smartphone.

Tapi pada akhirnya, banyak pihak percaya kalau Xiaomi bakal tetap cari keuntungan dari bisnis smartphone-nya. Karenanya, jangan kaget dan bersiaplah jika nantinya Xiaomi mulai mencari keuntungan dari jajaran smartphone yang dipasarkannya. Kita harus siap menerima kenyataan jika harga smartphone Xiaomi tak lagi murah suatu saat nanti.
Sourche: www.droidlime.com




Baca Artikel Terkait: