-->

Selasa, 29 November 2016

Ketum PP Pemuda Muhammadiyah: Takbir Dituduh Radikal, Mereka Lupa Jika Indonesia Merdeka Karena Takbir!


– Auditorium utama Hotel Narita, Tangerang, Banten, bergemuruh pada awal pidato pembukaan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dalam acara Tanwir I Pemuda Muhammadiyah dengan tema “Meninggikan Akhlak Membumikan Dakwah untuk Indonesia yang Berkemajuan” (Senin, 28/11).

Karena dia memekikkan takbir sebanyak tiga kali dan meneriakkan merdeka sekali, yang diikuti hampir seribu orang yang hadir.

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, merdeka,” teriak Dahnil dengan suara lantang.

Dahnil menjelaskan teriakan takbir ini yang menyemangati umat Islam berjuang melawan penjajah sebelum kemerdekaan. Takbir itu pula yang menghasilkan pahlawan-pahlawan besar di Republik Indonesia. Karena perjuangan umat Islam dilandasi niat karena Allah Swt.

“Tapi saat ini ketika kami teriakkan takbir, kami dituduh radikalis, kami dituduh teroris. Ada yang salah dengan negeri ini. Mereka lupa dengan kesejatian Indonesia. Kita merdeka dengan semangat takbir itu,” tegasnya.

Namun dia mengakui kemerdekaan Indonesia tak hanya upaya umat Islam. Tapi juga tak lepas dari peran umat agama lain, Protestan, Katolik, Hinda, dan Budha.

“Makanya takbir yang kami sampaikan selalu diakhiri dengan kata merdeka,” ucapnya, yang juga menutup pidato dengan teriakan takbir tiga kali dan merdeka sekali.

Hadir dalam kesempatan itu Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Wakil Ketua Komisi Yudisial Farid Wajdi, Rektor UMT DR Ahmad Badawi, dan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Hasto yang merupakan penganut agama Katolik ini sendiri juga meneriakkan takbir ketika menutup pidato saat diberi kesempatan naik panggung. Dia menjelaskan takbir tersebut sebagai bentuk solidaritas.(eramuslim)




Baca Artikel Terkait: