-->

Selasa, 15 November 2016

PBB Mengingatkan: 250.000 Warga Aleppo Berisiko Alami Kelaparan Massal

ALEPPO, – PBB mendesak pemerintah rezim Assad, kelompok Oposisi dan pemerintah Rusia untuk segera memungkinkan pengiriman bantuan makanan ke daerah-daerah yang terkepung di wilayah Aleppo timur.

PBB mengeluarkan peringatan bahwa 250.000 warga sipil kini masih terperangkap di Timur Aleppo, bahkan mereka semua beresiko menghadapi bencana kelaparan massal saat masuknya masa musim dingin, dilansir Al Jazeera Channel.

Jan Egeland, Kepala Tatuan Tugas Kemanusiaan PBB untuk Suriah, mengatakan pada hari Kamis (10/11) bahwa jatah makanan yang tersisa, saat ini sedang dibagikan di wilayah yang dikuasai pasukan Oposisi di Aleppo timur, dan akan ada pula jatah  tersisa untuk didistribusikan minggu depan tanpa penyuplaian kembali.

“Saya tidak berpikir ada yang menginginkan 1/4 juta warga sipil (250.000) mengalami kelaparan di Aleppo timur,” ujar Egeland, Ia mengacu pada jumlah warga sipil yang dilaporkan PBB, dimana mereka semua kini hidup di bawah pengepungan.

Egeland mendesak semua pihak – rezim Assad, Rusia dan pejuang oposisi – untuk memberikan akses bantuan kemanusiaan, tegasnya.

Pernyataan Egeland datang saat aktivis di Aleppo timur mengatakan bahwa mereka sangat cepat mengalami kehabisan logistik bukan hanya makanan, tetapi juga obat-obatan.

Ia pun menambahkan bahwa pasokan bantuan kemanusiaan yang cukup mendekati masa musim dingin merupakan satu-satunya cara untuk menghindari kelaparan massal.

Ketua Satgas Kemanusiaan Suriah ini juga menyatakan bahwa akses pasokan bantuan diyakini hanya akan mungkin didistribusikan setelah empat bulan kebuntuan karena “konsekuensi-konsekuensi tidak adanya bantuan luar dan tidak adanya persediaan akan mengarah pada bencana kelaparan, Saya [Egeland] bahkan tidak dapat melihat skenario itu”.

Sejak awal 2011, wilayah Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].

Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 11 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.

Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah lebih mencapai angka dari 470.000 jiwa.
Sourche: panjimas.com




Baca Artikel Terkait: