Hindun binti Amr bin Haram, atau lebih dikenal dengan nama Ummu Walad adalah istri dari Amr bin Jamuh, seorang sahabat dan pemuka dari bani Salimah yang kakinya pincang. Sahabiyah Rasulullah SAW ini ikut serta ke Perang Uhud bersama tiga orang yang disayanginya, suaminya, Amr bin Jamuh, anaknya Walad bin Amr dan saudaranya Abdullah. Suaminya itu sempat dilarang Nabi SAW ikut serta karena keadaan kakinya yang pincang. Beliau menyatakan ia diberikan rukhshah untuk tidak terjun dalam medan jihad.
Ketika kembali ke rumah, Ummu Walad berkata pada suaminya, "Aku tidak percaya mereka melarangmu mengikuti perjuangan ini. Wahai suamiku, tampaknya engkau takut menyertai pertempuran ini!!"
Mendengar penuturan Ummu Walad ini, Amr menghadap Nabi SAW dan memaksa untuk ikut, sehingga Nabi SAW akhirnya mengijinkan. Dan dalam perang Uhud tersebut, tiga orang kesayangannya itu gugur sebagai syuhada.
Usai peperangan, Ummu Walad membawa tiga jenazah tersebut di atas untanya, dan mengarahkannya menuju Madinah, tetapi unta ini tidak mau bergerak. Segala cara diupayakan walau dipukul-pukul tetap saja tidak bergeming. Nabi SAW berkata, "Sesungguhnya unta ini diperintahkan berlaku demikian. Apakah Amr mengatakan sesuatu ketika meninggalkan rumah?"
"Benar, ya Rasulullah," Kata Ummu Walad, "Sebelum meninggalkan rumah untuk menyertai pertempuran ini, ia menghadapkan wajah ke kiblat dan berdoa agar tidak dikembalikan kepada keluarganya."
Mendengar penjelasan ini, akhirnya Rasullullah SAW memakamkan tiga syuhada ini di bukit Uhud. Usai pemakaman mereka, Nabi SAW berkata pada Ummu Walad, "Wahai Hindun, mereka kini tengah berkasih-kasihan di surga."
"Ya Rasullullah, doakan kepada Allah agar aku bersama mereka." Kata Ummu Walad.
Nabi SAW mendoakan seperti yang dimintanya, dan Ummu Walad pulang dengan sukacita, walaupun kehilangan tiga orang yang dicintainya.