-->

Kamis, 07 Mei 2015

Amr bin Uqaisy mempunyai tagihan bunga pinjaman yang cukup besar semasa jahiliah, dan ia masih menginginkan "haknya" tersebut diperoleh, mungkin rasa "hubbud dunya"nya masih tinggi. Hal itulah yang menghalangi dia untuk memeluk Islam, sebagaimana saudara dan kerabatnya yang lain. Islam memang melarang untuk mengambil riba kecuali pokok pinjamannya saja, walaupun hal itu telah disepakati pada akad pinjam meminjam sebelum memeluk Islam. Amr berfikir, kalau ia telah menerima semua bunga pinjaman tersebut, barulah ia akan masuk Islam. 

Suatu ketika pada hari terjadinya perang Uhud, ia bertanya kepada orang sekitarnya, “Dimanakah para kemenakanku?"  

Mereka menjelaskan kalau mereka sedang berperang di Uhud bersama Rasulullah SAW.

“Di Uhud?" Katanya.

Sejenak Amr terpekur, seakan-akan ia sedang berbicara dengan dirinya sendiri. Tak lama kemudian ia memakai baju besi dan menaiki kudanya, memacunya ke arah Uhud. Ketika pasukan Islam melihat kedatangannya, mereka berkata, "Menyingkirlah dari kami, hai Amr!"

Amr berkata, "Sesungguhnya aku telah beriman."

Kemudian ia menerjunkan diri dalam pertempuran, menerjang musuh dengan semangat membara, tak kalah dengan sahabat-sahabat lainnya. Setelah pertempuran usai, Amr ditemukan mengalami luka yang cukup parah dan ia diantarkan kembali kepada keluarganya.  

Beberapa hari berselang, sahabat Sa'd bin Muadz datang mengunjunginya. Ia menyuruh adik perempuan Amr untuk menanyakan kepada kakaknya tersebut, ia berperang itu untuk membela dan melindungi keluarganya, atau marah demi Allah dan RasulNya. Ketika hal itu ditanyakan sang adik, Amr berkata, "Aku berperang karena marah demi Allah dan RasulNya." Beberapa waktu kemudian ia meninggal, dan Nabi SAW menggolongkannya sebagai ahlu jannah, walaupun ia belum sempat shalat sama sekali dalam keislamannya tersebut.





Baca Artikel Terkait: