-->

Senin, 28 September 2015


Edward Snowden, mantan staf NSA yang membocorkan dokumen-dokumen rahasia tentang koleksi catatan telepon dan email milik National Security Agency (NSA) AS.

Pemimpin Al-Qaida, Osama bin Laden, sepertinya akan kembali menjadi pembicaraan hangat lagi kali ini. Tokoh yang dinyatakan Amerika telah berhasil dibunuh, menurut mantan agen NSA, Edward Snowden, adalah agen Amerika dan saat ini hidup di kepulauan Bahama.

Seperti diberitakan Aljazeera, Sabtu (25/9/2015), Snowden memang biasa mengungkapkan rahasia yang mengagetkan dunia. Namun hasil ungkapannya kali ini sangat membingungkan publik. Yaitu tentang hubungan sebenarnya antara pemimpin Al-Qaida, Osama bin Laden, dan Amerika. Apa peran sebenarnya yang dimainkan Osama selama bertahun-tahun yang lalu, di saat publik meyakini bahwa dirinya adalah musuh pertama Amerika.

Snowden menyatakan bahwa dirinya mempunyai bukti-bukti dan dokumen yang menguatkan bahwa Osama bin Laden saat ini masih hidup, dan dalam kondisi sehat-sehat saja. Orang yang diyakini telah meninggal ini hidup di kepulauan Bahama di bawah penjagaan CIA. “Aku memiliki dokumen yang membuktikan CIA mentransfer dana besar ke pemimpin Al-Qaida,” demikian ungkapnya.

Menanggapi hal ini, seorang jenderal Rusia, Leonid Ivashov, mengatakan, “Aku tidak kaget dengan berita ini. Sangat mungkin perkataan Snowden benar adanya. Karena dirinya mengetahui banyak rahasia dan dokumen CIA. Pembunuhan dan pengeyahan jasad Osama di laut mencurigakan adanya sandiwara yang disutradarai dengan buruk.”

Ivashov menambahkan, “Kalau memang benar menjadi orang pertama dalam daftar musuh Amerika, bukankah wajarnya Osama ditangkap dan diajukan ke pengadilan di Amerika? Bukan rahasia lagi bahwa Osama adalah agen Amerika. Intelijen Rusia sangat mudah melihatnya.

Hal yang sama dinyatakan diplomat Rusia, Andrey Baklanov. Dikatakannya, “Ungkapan Snowden menguatkan bahwa ada dunia lain selain dunia kita. Ada konspirasi yang disiapkan secara rahasia, berbeda betul dengan apa yang kita lihat di dunia nyata. Misalnya saat ini, dunia meyakini adanya kekuatan teroris yang sangat buruk dan seluruh aktivitasnya melawan hukum. Di sisi lain ada kekuatan baik dan beradab yang melawannya, dipimpin oleh Amerika Serikat.”

Menurut Baklanov, terorisme tidak akan bisa hidup kalau tidak ada pihak yang selalu siap menyuplai dana, senjata dan informasi. Oleh karena itu kita bisa mudah berkesimpulan bahwa siapa yang sebenarnya berada di balik aksi-aksi terorisme yang kemudian sangat mudah dimanfaatkan secara politik. (msa/dakwatuna)




Baca Artikel Terkait: