-->

Selasa, 13 Oktober 2015


JAKARTA -- Pergerakan dakwah Islam perlu menyentuh daerah. Termasuk, daerah transmigrasi.

"Secara prinsip, saya kira mereka juga harus untuk mendapatkan perhatian dan sapaan sesama umat Muslim," kata HNW kepada ROL, Senin (12/10) malam.

Wakil Ketua MPR ini mengungkap perhatian itu salah satunya bisa diwujudkan dengan menggelar acara keagamaan bersama. Melalui kegiatan ini akan muncul perasaan dikalangan umat Islam rasa perhatian. Juga memastikan mereka tak merasa sendiri.

Karena itu, para alim ulama dan da'i yang hendak dikirim atau berdakwah di daerah-daerah transmigrasi, harus memahami kultur daerah setempat dan daerah asal para transmigran dan Islam. Ini dimaksudkan untuk memberi rasa nyaman terhadap mereka yang tinggal di sana, dan tidak meninggalkan pergolakan baru yang justru menimbulkan masalah.

"Selain memahami Islam dengan baik, harus paham juga kultur asal mereka dan kultur setempat," tambah HNW.

Memahami kultur setempat menjadi penting, terang HNW, lantaran gerakan-gerakan separatis di daerah-daerah terluar Indonesia masih ada. Khusus untuk Papua, ia mengakui masih ada gerakan-gerakan yang merupakan campur tangan negara asing yang hendak memecah belah sesama Indonesia. Gerakan-gerakan itu, menurut HNW akan sangat mudah untuk tersulut.

Sebelumnya, Hidayat Nur Wahid menggelar tablig akbar dan silaturahim dengan para warga transmigran di Distrik PRafi, Manokwari, Papua Barat. Menutur sejumlah tweet di akun twitternya @hnurwahid, kedatangannya disambut dengan kalung adat dan diminta untuk menginjak piring, sebagai ritual adat menyambut tamu yang datang ke sana.
(Republika)




Baca Artikel Terkait: