-->

Rabu, 04 November 2015


GAZA, – Pemimpin HAMAS yang hidup dalam pengasingan, Khalid Meshaal, pada hari Senin (02/11/2015), mengucapkan selamat kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu atas kemenangan Partai AKP dalam Pemilihan Umum Parlemen Turki pada hari Ahad (01/11/2015).

Melalui saluran telepon, Meshaal menyatakan kepada Erdogan dan Davutoglu harapannya untuk stabilitas dan keamanan Turki, disamping harapannya bahwa kemenangan AKP akan mencerminkan secara positif pada masalah nasib warga Palestina, khususnya mengenai kompleks Masjid Al-Aqsa .

Partai AKP, yang berhaluan ideologi sayap kanan Islam, memiliki ikatan yang kuat dengan gerakan HAMAS, selain itu pemimpin partai AKP Turki telah bertemu  dengan para  pemimpin Hamas pada beberapa kesempatan.

Pada hari Senin (02/11/2015), juru bicara  HAMAS Sami Abu  Zuhri, mengatakan bahwa kemenangan bagi AKP merupakan  kemenangan juga bagi Palestina, dilansir Jerusalem Post.

AKP   memenangkan pemilihan Parlemen Turki dengan jumlah 49,4 persen suara, sementara penantang  terkemuka, Partai Rakyat Republik (CHP) mengambil hanya sejumlah 25,4 persen suara.

Pemilihan    umum  yang  diselenggarakan pada  hari    Ahad   (01/11/2015) adalah  pemilihan ulang, setelah    AKP    kehilangan   suara   mayoritas    parlemen  pada bulan Juni   lalu untuk pertama  kalinya dalam 13  tahun   terakhir.

Pada pemilu bulan Juni,   partai-partai politik lainnya di Turki berharap untuk memenangkan suara gabungan mayoritas parlemen lebih dari perolehan suara AKP  untuk   membendung  upaya-upaya  dari partai sayap kanan Islam tersebut untuk mereformasi  pemerintah saat ini.

Tahun lalu, Erdogan  mengundurkan diri dari  kursinya  sebagai  Perdana  Menteri, dan menjadi Presiden  pertama  Turki  yang pernah dipilih melalui pemilihan umum

Dengan  semua   hasil suara yang   telah dihitung, AKP    telah    memenangkan   316  kursi  di Parlemen dari total sejumlah 550  kursi Parlemen yang   diperebutkan , AKP menjadi mayoritas besar pemegang suara parlemen, akan tetapi masih dibutuhkan 16 kursi lagi untuk bisa  meminta diadakan referendum untuk mengubah Konstitusi Turki dan meningkatkan  kekuasaan  Presiden, dilansir oleh BBC. [IZ]




Baca Artikel Terkait: