-->

Selasa, 29 Desember 2015


Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (foto: monitorday.com)

 

Karawang. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi terus menuai penolakan dari kalangan masyarakat. Pada Senin (28/12/2015) dua agenda Dedi, di Karawang dan Jakarta, sama-sama batal karena ditolak oleh umat Islam setempat. 

Di Karawang, Dedi Mulyadi batal menghadiri acara sunatan massal dan pengobatan gratis yang digelarnya karena ditolak oleh ormas Islam setempat, terutama Front Pembela Islam (FPI).  

Ketua Wali Laskar FPI Karawang Rio Sunario mengatakan, pihaknya menolak kehadiran Dedi Mulyadi yang dinilainya sudah melakukan penistaan agama. 

“Kami mendesak pihak kepolisian untuk mencegah dan membatalkan kedatangan Dedi Mulyadi. Hal ini kami lakukan untuk menjaga kondusifitas Kabupaten Karawang yang sudah terbangun selama ini,” katanya, Senin (28/12/2015). 

Menurut Rio, FPI tidak menolak acara sunatan massal dan pengobatan gratis di Desa Pinayungan. Hanya saja, FPI hanya menolak kehadiran Dedi. Menurutnya kehadiran Dedi hanya akan membuat Karawang tidak kondusif. 

“Sikap kami jelas, silakan acara ini berjalan tidak ada masalah. Tetapi Dedi Mulyadinya yang kita tolak datang ke Karawang,” katanya.

Dalam penolakannya, FPI menurunkan anggotanya di sejumlah titik masuk Karawang seperti di pintu Tol Karawang Timur dan Karawang Barat. Selain itu, FPI juga menempatkan anggota di sejumlah jalan seperti di Cikampek atau Kosambi. 

Menurut Rio, misi budaya yang dibawakan Dedi selama ini merupakan budaya Hindu bukan budaya Sunda. Oleh karena itu masyarakat diminta tidak salah kaprah dengan misi budaya yang selama ini suarakan Dedi Mulyadi. 

“Selama ini dia terkesan membawakan misi budaya Sunda padahal yang dilakukan selama ini merupakan budaya Hindu,” katanya.

Acara sunatan masal dan pengobatan tetap berlangsung meski tanpa kehadiran Dedi Mulyadi. Hanya spanduk dan umbul-umbul bergambar Dedi Mulyadi yang memagari halaman kantor desa. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Dedi untuk maju sebagai Cagub Jabar pada 2018 mendatang. 

Selain itu juga mobil Elf bergambar Dedi Mulyadi terlihat parkir di halaman kantor desa. “Memang rencananya Bupati Purwakarta akan menghadiri acara ini. Namun karena ada acara lain jadi batal datang,” terang salah satu panitia, Sesep Hasyim.

Sesep mengklaim, meski Dedi Mulyadi tidak hadir, namun acara tetap berlangsung sesuai dengan jadwal. Menurut klaimnya, Dedi tidak hadir bukan karena khawatir atau takut, namun karena dia memilih acara lain yang lebih penting. 

"Dedi memilih acara yang tidak menimbulkan mudarot dan pilihan Dedi sangat bijaksana. Kalau misalkan Dedi datang pasti akan ramai dan memacetkan jalan, dan itu sangat merugikan masyarakat sekitar," dalihnya.  

red: ummu syakira

sumber: sindonews.com/ suaraislam.com




Baca Artikel Terkait: