-->

Sabtu, 13 Februari 2016



Ilustrasi

 Jakarta (afdhalilahi.com) - Presiden Joko Widodo direncanakan menjadi salah satu pembicara dalam KTT AS-ASEAN di Sunny Land, California, Amerika Serikat (AS) pekan depan. Salah satu isu yang diangkat dalam KTT tersebut adalah masalah terorisme.

Terkait dengan hal itu, Wakil Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid meminta Presiden Jokowi di KTT nanti cermat saat mendefinisikan terorisme tersebut.

"Presiden harus hati-hati menyampaikan definisi terorisme, ini perlu diperjelas. Misalnya definisi terorisme bagi AS dan ASEAN berbeda. Ini harus diperjelas karena di Indonesia adalah mayoritas beragama Islam," kata Meutya, Jumat (12/02/2016) seperti dikutip Viva.co.id.

Politisi dari Partai Golkar ini menambahkan, Jokowi harus bisa menjelaskan bahwa pemahaman Indonesia terhadap terorisme berbeda dengan perspektif negara-negara Barat yang kerap mengkaitkannya dengan agama tertentu. Apalagi kata dia mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam.

"Definisi terorisme adalah kegiatan teror bukan seperti yang dianggap negara-negara barat yaitu terkait agama tertentu. Definisi terorisme sangat luas dan jangan digiring oleh pemahaman terorisme ala Barat," lanjut mantan penyiar stasiun berita itu.

Meutya mengatakan DPR mengapresiasi terpilihnya Presiden Jokowi sebagai pembicara dalam KTT US-ASEAN. Hal tersebut menurut dia tak lepas dari anggapan bahwa Indonesia memang cukup baik dalam penanganan terorisme. Lebih jauh, Joko Widodo diharapkan bisa memberi masukan positif bagi para pemimpin negara peserta KTT US-ASEAN nantinya.

"Karena Indonesia memiliki pengalaman mengatasi terorisme," kata Meutya.(si)




Baca Artikel Terkait: