-->

Senin, 09 Mei 2016


Aksi penggalangan dana Syabab Hidayatullah untuk Suriah.

Jakarta - Pengurus Pusat (PP) Syabab Hidayatullah menggelar aksi kepedulian penggalangan dana atas tragedi mengerikan menimpa masyarakat di Suriah (Syria). Dalam aksinya, organisasi kepemudaan ini menjalin sinergi dengan perkumpulan swadaya masyarakat, Sahabat Suriah.

Sekretaris Jenderal PP Syabab Hidayatullah, Soehardi Soekiman, dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (8/5/2016), mengatakan, warga Aleppo, Suriah, hingga saat kini masih dalam ketercekaman yang dibayang-bayangi kematian yang bisa terjadi kapan saja. Bahkan ratusan nyawa telah menjadi korban kebiadaban dari sebuah otoritarianisme rezim represif.

“Perlu aksi nyata untuk turut menghentikan krisis berkepanjangan ini sehingga mengecam saja tidak cukup. Hati kita hancur menyaksikan ratusan nyawa tak berdosa lenyap bertumbangan seperti disiarkan media. Rasa kemanusiaan kita benar-benar dicabik-cabik,” kata Soehardi di sela aksi.

Suhardi menyebutkan, selama sembilan hari, sejak 22 April 2016, rezim Suriah yang dikendalikan oleh Basyar Al-Asad didukung oleh Iran dan Rusia, lakukan lebih dari 260 serangan udara, 110 artileri, 18 peluru kendali, 68 bom, membantai lebih dari 200 warga, serta lukai ratusan lainnya. Data yang dikemukakannya tersebut sebagaimana laporan satuan tugas kedaruratan warga, Syria Civil Defence, yang dikenal secara internasional bertugas menolong korban-korban serangan militer yang sudah berlangsung selama lebih dari lima tahun.

Akibat gempuran dan agresi militer itu, untuk pertama kalinya dalam kurun lebih dari satu milenium (1000 tahun), masjid-masjid Aleppo tidak melakukan solat Jum’at pada 29 April 2016. Demikian dilaporkan kantor-kantor berita diantaranya Asy-Syarqul Awsath.

Aleppo Media Center, sebuah kantor berita yang didirikan oleh warga kota, juga berbagai media internasional seperti Aljazeera, menyiarkan foto-foto dan video-video penghancuran Rumah Sakit Al-Quds di kota itu. Tidak kurang dari 50 orang dokter, paramedis, karyawan, dan pasien dilaporkan terbunuh akibat serangan yang terjadi Jum’at 29 April 2016. Sebuah rekaman kamera CCTV di rumah sakit itu hari ini disiarkan oleh stasiun televisi Inggris Channel 4.

Soehardi mengatakan, penderitaan yang dialami warga Suriah harus dihentikan melalui keterlibatan aktif masyarakat dunia dan pentingnya mendesak penghentian invasi yang dilakukan sekutu rezim represif yang tidak lagi memiliki legitimasi.

“Pemuda harus terus menunjukkan bahwa kerelawanan global senantiasa melekat dalam jatidiri anak-anak bangsa Indonesia. Ini penting terus disuarakan karena bangsa ini menolak penjajahan dan kekerasan yang memerikan rasa kemanusiaan,” ujar Soehardi./suaraislam




Baca Artikel Terkait: