-->

Rabu, 28 September 2016

Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Gerak

Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Gerak - Gangguan pada sistem gerak sering dialami oleh tulang, persendian, dan otot dalam melaksanakan tugasnya. Gangguan ini dapat terjadi, karena tulang dan otot di dalam tubuh sering menanggung beban terlalu berat, maupun karena pengaruh hormon, vitamin, infeksi kuman penyakit, dan lain-lain.

1. Gangguan Tulang

a. Gangguan fisiologis

Gangguan fisiologis bisa disebabkan karena kelainan fungsi vitamin atau hormon. Contoh gangguan fisiologis ialah rakhitis, mikrosefalus, hidrosefalus, akromegali, dan osteoporosis.

(1) Rakhitis ialah penyakit tulang karena kekurangan vitamin D. Vitamin D berfungsi membantu proses penimbunan zat kapur pada waktu pembentukan tulang. Jadi, jika kekurangan vitamin D menyebabkan tulang anggota gerak berbentuk X atau O.
(2) Mikrosefalus ialah pertumbuhan tulang tengkorak yang terhambat karena abnormalitas tirosin sehingga ukuran kepala menjadi kecil.
(3) Hidrosefalus ialah suatu kelainan yang ditandai dengan pengumpulan abnormal cairan spinal dan terjadi pelebaran rongga otak sehingga kepala membesar.
(4) Akromegali ialah penyakit pada tulang pipa yang menebal karena kelebihan somatotropin yang bersifat lokal.
(5) Osteoporosis ialah penurunan berat tulang karena osifikasi dan terjadi penghambatan reabsorpsi bahan tulang. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon parahormon.

b. Gangguan fisik

Gangguan secara fisik sering menyebabkan kerusakan tulang. Kerusakan tulang ini,
contohnya adalah fraktura atau retak tulang. Retak tulang dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

(1) fraktura, apabila tulang yang retak tidak sampai menyebabkan organ lain terluka atau dapat pula menyebabkan otot dan kulit terluka.
(2) Greenstick, apabila tulang mengalami retak sebagian dan tidak sampai memisah.
(3) Komminudet, apabila tulang mengalami retak menjadi beberapa bagian tetapi tidak sampai keluar dari otot.

c. Gangguan pada tulang belakang

Kedudukan tulang belakang dapat berubah atau bergeser dari kedudukan normalnya. Kelainan kedudukan tulang belakang ini ada beberapa macam, yaitu

(1) Lordosis, jika tulang pinggang melengkung ke depan sehingga kepala tertarik ke belakang.
(2) Kifosis, jika tulang punggung melengkung ke belakang sehingga orang menjadi bungkuk.
(3) Skoliosis, jika tulang belakang melengkung ke kiri atau ke kanan.

2. Gangguan Persendian

Gangguan persendian dapat diakibatkan oleh berbagai macam sebab sehingga terjadi gangguan gerak. Gangguan persendian ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1) dislokasi, pergeseran kedudukan sendi karena perubahan ligamen,
2) ankilosis, persendian yang tidak dapat digerakkan; dan
3) artritis, peradangan pada persendian yang disertai dengan rasa sakit untuk digerakkan. 

Arthritis dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

(a) Reumatoid, yang merupakan penyakit kronis pada jaringan penghubung sendi.
(b) Gout arthritis, yaitu gangguan persendian karena metabolisme asam urat yang gagal.
(c) Osteoartritis, ialah penyakit sendi karena menipisnya tulang rawan.

3. Gangguan Otot

Otot berperan dalam gerakan sebagai alat gerak aktif. Jika otot mengalami gangguan, maka sistem gerak juga menjadi terhambat. Beberapa macam gangguan otot di antaranya adalah:

a. Kejang otot, terjadi apabila otot terus-menerus melakukan aktivitas sampai akhirnya tidak mampu lagi berkontraksi karena kehabisan energi.
b. Tetanus, yaitu otot terus menerus mengalami ketegangan karena infeksi bakteri Clostridium tetani yang menghasilkan toksin.
c. Atrofi atau miastema grafis, yaitu keadaan otot mengecil sehingga menghilangkan kemampuan otot untuk berkontraksi. Hal ini menyebabkan otot mengalami kelumpuhan.
d. Supertrofi, yaitu volume otot membesar karena otot setiap hari dilatih secara berlebihan.
e. Hernia abdominalis, yaitu otot dinding perut yang lemah tersobek sehingga letak usus menurun.
f. Stiff atau kaku leher, yaitu otot leher yang mengalami peradangan akibat gerakan atau hentakan yang salah sehingga leher terasa kaku.
Daftar Istilah

Amfiartrosis = persendian yang masih memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
Antagonis = kontraksi otot yang berlawanan dengan otot lainnya.
Artikulasi = hubungan antartulang atau antarsegmen.
Diartrosis = persendian yang dapat digerakkan.
Endoskeleton = rangka dalam.
Foramen magnum = lubang di tengkorak belakang yang dilewati serabut saraf.
Fraktura = patah tulang tampak luka pada otot.
Kontraksi = memendek dan menegangnya serabut otot karena adanya rangsang.
Ligamen = jaringan ikat atau tulang rawan bersifat elastis yang membalut persendian.
Osifikasi = pembentukan tulang rawan menjadi tulang sejati.
Osteoblas = sel pembentuk tulang yang mensekresikan matriks tulang.
Rawan hialin = tulang rawan halus yang tampak mengkilat tidak memiliki serat yang jelas.
Rawan elastis = jaringan ikat protein penyusun utama serabut elastis pada pembuluh darah dan ligamen.
Sinergis = kontraksi otot yang seirama dengan otot lainnya.
Tendon = tali serabut berwarna putih yang menghubungkan otot dengan struktur yang dapat bergerak.
Tetanus = keadaan tegang yang terus-menerus pada otot.




Baca Artikel Terkait: