-->

Senin, 31 Oktober 2016

Kita dan Agenda Jihad Umat 4 November yang Membahana

Penulis: Abu Ghozzah

Bismillah walhamdulillah wa ba'du.

Semangat Jihad yang membahana di seluruh wilayah NKRI yang dipicu oleh penistaan seorang Ahok terhadap satu ayat Al-Qur'an, kiranya tidak akan bisa kita lakukan dengan mengadakan pengajian keliling Indonesia sepanjang umur kita, ini murni kehendak Allah, takdir Allah, karunia Allah,hadayah (hadiah) Allah.

Subhanallah...

Semangat jihad umat Islam yang membara di seluruh wilayah Nusantara menggambarkan pemahaman dan keyakinan mayotitas umat Islam (Sawadul A'dzom), sehingga siapa yang tidak bersikap demikian akan ternampak aneh atau ganjil (Syaadz), meski kalau hal itu disebabkan kurangnya ilmu, atau kesalahan ilmunya, atau kelemahan imannya, perlu dimaklumi dan disantuni, sehingga diharapkan pada waktunya akan lurus ilmu dan imannya dengan izin Allah.

Kita mengingat:

يَدُ اللهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ

"Tangan Allah bersama jamaah kaum Muslimin".

لَا يَجْتَمِعُ أُمَّتِي عَلَى ضَلَالَةٍ

"Umatku tidak akan sepakat (bersama-sama) dalam kesesatan”.

Masya Allah...

Habib Riziq punya istlah "Jihad Konstitusional".

Syekh Shafiyur Rahman Almubarikfuri punya istilah Jihadud Dakwah. Yg lain punya Jihadus Siyasah,  yg lain lagi Jihadut Ta'lim dan lain lain.

Disini saya menyebut "Jihadul Kalimah" bukan Jihadus Saif(jihad pedang). Jihadul Kalimah bukan Jihad musallah.

Dalam jihad musallah senjatanya pedang yang tajam. Sedangkan dalam jihadul kalimah senjatanya kata-kata yang tajam.

جَاهِدُوا الْمُشْرِكِيْنَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ

"Perangilah orang-orang musyrikin dengan harta, jiwa, dan lisan-lisan kalian.” (HR. Ahmad, al-Nasai, Ibnu Hibban, dan al-Hakim. Dishahihan Al-albani dalam Misyah al-Mashabih no. 3821)

سَيَأْتِي زَمَانٌ وَاللِّسَانُ فِيْهِ أَشَدُّ وِقْعاً مِنَ السَّيْفِ

"Akan datang suatu masa dimana lisan lebih tajam/kuat dari pada pedang."

كَلْمُ اللِّسَانِ أَنْكَي مِنْ كَلْمِ السِّنَانِ

“Luka karena lisan bisa lebih parah dari pada luka terkena tombak.”

اَلْحَرْبُ خُدْعَةٌ 

“Perang adalah tipu daya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhu)

إِنَّ مِنَ الْبَيَانِ لَسِحْرٌ

Sesungguhnya pada berita itu terdapat sihir.”

4 November 2016 Hampir Tiba

Kurang dari hitungan jari 4 November menghampiri. Semangat jihad yang membara umat menjadi aktualisasi dari sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

"Jihad paling utama adalah menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa yang dhalim." (H.R. Abu Dawud no. 4344, Ibnu Majah no. 4011, dishahihkan oleh Syaikh Al Bani)

Senjatanya adalah tuntutan ditegakkan hukum atas Ahok yang telah menista Al-Qur'an dan menghina para ulama. Pusat kekuatannya ada dalam hati beurpa iman dan ikhlash.

Bentuk aktualisasi hadits di atas dengan Aksi Bela Islam 4 November besok adalah perlawanan keras dengan tangan kosong melawan 'Ahok' dan siapun yang berada dibelakangnya bagian dari bentuknya.

Harus dengan tangan kosong, murni tangan kosong, hanya dengan Iman dan kata-kata.... "KALIMATU HAQQIN".

Mengapa Ahok..?

Persoalannya bukan hanya Ahok,  tapi wali-walinya yang kita tahu atau tidak. “. . . (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.” (QS. Al-Anfal: 60)

Ahok hanya ikon "musuh". Bila ia terlumpuhkan semoga semua wali-wali syaitan ikut lumpuh. Karena peran dan fungsi strategies Ahok dalam mewakili kuffar lainnya untuk memusuhi dan menghina Islam.

Ahok adalah representasi penghina Islam dengan sederet pendukung tersembunyi di belakangnya yang menyiapkan pendanaan, persenjataan, alat propaganda, dan perangkat perlawan yang luar biasa lainnya. Wajar bila yang melawannya dibilang "Afdholul Jihad". Sedangkan yang ‘akan’ gugur di dalamnya dihargai sebagai "sayyidusy syuhada’."

Allahu Akbar!!!

Resiko tertinggi dalam "Jihadul Kalimah” ini adalah menjadi Tuannya para syuhada'.  Masya Allah!

سَيِّدُ الشُّهَدَاءِ، حَمْزَة وَرَجُلٌ قَامَ اِلَى إِمَامٍ جَائِرٍ فَأَمَرَهُ وَنَهَاهُ فَقَتَلَهُ

"Pemimpinnya para syuhada' adalah Hamzah dan seseorang yang berhadapan dengan penguasa dhalim lalu ia melakukan (amar ma'ruf nahi mungkar) kemudian pemimpin dzalim itu membunuhnya." (HR. Al-Hakim dan dishahihkan Al-Khatib’ dishahihkan pula oleh Syaikh Al-Albani di al-Silsilah al-Shahihah)

Masya Allah,  segala puji hanya bagi Allah.

Semangat Jihad yang me"nasional” ini merupakan karunia Allah yang kita wajib mensyukurinya. Kita wajib merawatnya, mengembangkannya, dan memberdayakannya.

Memberdayakan kesempatan ini untuk meraih tahap-tahap kemenangan serta tidak mengulangi berbagai kekalahan yang pernah dilalui umat Islam.

Gelora semangat jihad ini merupakan sikap "al-Wala' wal Baro'" Umat Islam yang me"national".

Berwala' kepadaAllah, Rasulullah, Al-Qur'an, Islam dan kaum muslimin.

Baro' terhadap penista Al-Qur'an dan siapapun yang berada dibelangnya; baik secara terang-terangan atau sembunyi.

Manisnya Jihad, Manisnya 4 Noveber

4 November yang hampir tiba membuat gembira para perindu jihad. Betapa banyak para Mujahid di negeri ini telah berwasiat dan berpamitan dengan anak istri.

Menyongsong jihad 4 November, banyak para istri mendorong suami, para ibu membujuk anaknya untuk ikut andil dalam amal mulia ini, yaitu membela Al-Qur'an.

Seorang sahabat berkata, “Aku mencium baunya surga dibalik bukit Uhud.”
Sourche: VOA-Islam.com




Baca Artikel Terkait: