-->

Sabtu, 14 Januari 2023




Irigasi Permukaan : Pengertian, Jenis, Permasalahan, Salinitas Tanah Lengkap



Irigasi permukaan

Irigasi permukaan adalah penerapan irigasi dengan cara mendistribusikan air ke lahan pertanian dengan cara gravitasi (membiarkan air mengalir di permukaan lahan pertanian). Metode ini merupakan cara yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Irigasi permukaan yang cenderung tidak terkendali umumnya disebut dengan irigasi banjir atau irigasi basin, yaitu merendam lahan pertanian hingga ketinggian tertentu dengan jumlah air yang berlebih. Irigasi permukaan yang terkelola dengan baik biasanya dilakukan dengan mengalirkan air di antara guludan (furrow) atau batas tertentu.


Jenis irigasi permukaan


Irigasi basin dilakukan membanjiri satu petak lahan, dan memungkinkan drainase dari petak yang lebih tinggi menjadi sumber air bagi petak yang lebih rendah. Irigasi basin tidak harus didrainase melainkan membiarkan air menyerap ke dalam tanah atau terevaporasi ke udara, yang disebut dengan "basin tertutup". Irigasi basin diutamakan di daerah dengan laju infiltrasi yang rendah, karena dibutuhkan waktu yang lama bagi air untuk menyerap ke dalam tanah sehingga lahan dibanjiri selama beberapa waktu.


Irigasi gelombang (surge irrigation) dilakukan dengan secara periodik mensuplai air lalu menghentikannya supaya tanah mengalami siklus kering dan basah yang mampu mengurangi laju infiltrasi tanah dan menjadikan kondisi tanah seragam. Berkurangnya laju infiltrasi ini dikarenakan partikel tanah terkonsolidasi, pori-pori dan rekahan mikro di tanah terisi air, dan menjadi tertutup rata ketika partikel tanah yang besar menjadi pecah karena munculnya kelembaban yang tiba-tiba dari kondsi yang kering. Partikel tanah yang telah mengecil tersebut menutup celah pada tanah seiring dengan keringnya tanah, dan seterusnya siklus tersebut berlanjut. Metode irigasi ini hanya cocok pada tanah jenis remah, dan tidak bisa dilakukan pada tanah liat karena tanah liat dapat menutup pori-porinya dengan cepat meski dalam kondisi basah.

Permasalahan

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dampak lingkungan dari irigasi


Irigasi permukaan dapat memunculkan masalah ketika tidak diterapkan dengan tepat, yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan dan keberlanjutan usaha pertanian:


Penggenangan yang dapat menyebabkan akar terendam secara permanen sehingga pertumbuhan terhenti.

Drainase dalam, yaitu fenomena mengalirnya air keluar dari lahan pertanian bukan melalui permukaan melainkan melalui bawah tanah. Fenomena ini jika terjadi di daerah dengan air tanah berkadar garam tinggi dapat menyebabkan salinisasi tanah.

Salinisasi terjadi ketika air yang digunakan mengandung kadar mineral tinggi dan menambah kadar garam tanah. Tanah yang terlalu asin dapat menyebabkan tumbuhan tidak dapat hidup. Peningkatan kadar garam dapat dicegah dengan drainase bawah permukaan karena air yang mengalir dari atas membasuh garam dan mengalirkannya ke bawah tanah sehingga mencegah garam naik ke permukaan.


Salinitas tanah

Tanah yang mengalami salinisasi parah di Colorado. Garam terlarut yang berada di dalam tanah terakumulasi ke permukaan karena kekeringan


Salinitas tanah adalah kandungan garam garam yang berada di tanah. Proses peningkatan kadar garam disebut dengan salinisasi. Garam adalah senyawa alami yang berada di tanah dan air. Salinisasi dapat disebabkan oleh proses alami seperti pencucian mineral atau penarikan deposit garam dari lautan. Salinisasi juga bisa terjadi karena aktivitas manusia seperti irigasi.


Daftar isi


1 Penyebab salinitas tanah

2 Kejadian alami

3 Salinitas akibat irigasi

4 Konsekuensi salinisasi tanah

5 Referensi

6 Pranala luar

6.1 Data tanaman yang toleran pada kadar garam tinggi


Penyebab salinitas tanah


Akumulasi garam berlebih, terutama pada bagian permukaannya, disebabkan oleh perpindahan garam melalui proses kapilaritas dari bagian di dalam tanah yang mengandung air dengan garam terlarut, ke permukaan. Proses evaporasi menarik air dari dalam tanah ke permukaan, dan air yang menguap meninggalkan garam di permukaan tanah. Garam yang terkonsentrasi juga bisa berasal dari pupuk kimia.


Salinisasi adalah proses yang diakibatkan oleh:


tingginya kadar garam pada perairan

fitur lanskap yang menyebabkan garam berpindah melalui pergerakan air tanah

faktor iklim yang menyebabkan akumulasi garam

aktivitas manusia seperti tebang habis, irigasi, akuakultur, dan penggaraman untuk melelehkan salju dan es.


Tingginya kadar garam menyebabkan degradasi tanah dan vegetasi tidak dapat tumbuh di atasnya.

Kejadian alami


Garam merupakan senyawa alami yang berada pada tanah dan air. Ion garam yang berkontribusi pada peningkatan kadar garam tanah yaitu: Na+, K+, Ca2+, Mg2+, dan Cl-. Akumulasi garam hingga menyebabkan lanskap tertutup sepenuhnya dapat menyebabkan air sulit menembus ke dalam tanah sebelum melarutkan garam-garaman tersebut.


Sepanjang waktu, mineral tanah tercuci dan melepaskan garam. Garam-garaman ini lalu terbilas dan terdrainase keluar dari wilayah dengan tingkat presipitasi yang tinggi. Namun di daerah kering, garam-garaman dapat terakumulasi karena ketiadaan air yang membilas garam-garaman ini. Sehingga terbentuk tanah yang asin.

Salinitas akibat irigasi

Air hujan maupun air irigasi yang masuk ke dalam tanah membawa garam-garaman yang lalu menumpuk di permukaan tanah akibat aksi kapilaritas ketika suplai air terhenti dan evaporasi tinggi terjadi

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Dampak lingkungan dari irigasi


Peningkatan kadar garam tanah akibat irigasi dapat terjadi sepanjang waktu, karena semua air (alami maupun buatan) mengandung garam meski dalam jumlah sedikit.[3] Ketika tanaman menyerap air, garam-garaman tertinggal di dalam tanah dan mulai terakumulasi. Garam yang terakumulasi ini harus dibasuh dengan air untuk mencegah penumpukan garam di zona perakaran, sehingga air yang diberikan harus lebih banyak dari nilai evapotranspirasi. Garam dapat terakumulasi lebih cepat jika air irigasi yang digunakan adalah air yang mengandung banyak garam.

Konsekuensi salinisasi tanah


Konsekuensi tingginya kadar garam pada tanah yaitu:


efek yang merusak bagi pertumbuhan tanaman hingga menyebabkan kematian tanaman

kerusakan infrastruktur yang berada di atas (jalan, bangunan) dan bawah tanah (korosi perpipaan)

penurunan kualitas air tanah dan permukaan

erosi tanah


Salinisasi adalah masalah degradasi lahan yang utama. Tanaman menyerap air lebih sedikit ketika kadar garam lingkungan tinggi, sehingga mengganggu pertumbuhan.Salinitas tanah tidak menjadi masalah atau hanya memberikan sedikit masalah pada tanaman yang toleran pada kadar garam tinggi, seperti kelapa, bakau, dan tanaman dari genus Avicennia, namun gangguan pertumbuhan dapat terjadi pada kadar garam yang terlalu tinggi. Tanaman yang sensitif terhadap kadar garam dapat kehilangan rigiditas sel bahkan pada kadar garam yang rendah.


Salinisasi tanah dapat dikurangi dengan melakukan pencucian garam terlarut yang berada di dalam tanah dengan pemberian air irigasi yang lebih banyak. Pengendalian salinitas tanah melibatkan pengendalian tinggi muka air dan dikombinasikan dengan drainase yang memadai.



Baca Artikel Terkait: