﴿ وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكٰتِ حَتّٰى يُؤْمِنَّ ۗ وَلَاَمَةٌ
مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكَةٍ وَّلَوْ اَعْجَبَتْكُمْ ۚ وَلَا تُنْكِحُوا
الْمُشْرِكِيْنَ حَتّٰى يُؤْمِنُوْا ۗ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مِّنْ
مُّشْرِكٍ وَّلَوْ اَعْجَبَكُمْ ۗ اُولٰۤىِٕكَ يَدْعُوْنَ اِلَى النَّارِ ۖ
وَاللّٰهُ يَدْعُوْٓا اِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِاِذْنِهٖۚ وَيُبَيِّنُ
اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ ࣖ ٢٢١ ﴾
Terjemah Kemenag 2019
221. Janganlah kamu
menikahi perempuan musyrik hingga mereka beriman! Sungguh, hamba sahaya
perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik, meskipun dia
menarik hatimu. Jangan pula kamu menikahkan laki-laki musyrik (dengan perempuan
yang beriman) hingga mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang
beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan
izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka
mengambil pelajaran.
﴿ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ
فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى
يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ ٢٢٢ ﴾
222. Mereka bertanya
kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah suatu
kotoran.”65) Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada
waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim)
hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila mereka benar-benar suci (setelah
mandi wajib), campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan
Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan
menyukai orang-orang yang menyucikan diri.
65) Haid adalah darah yang keluar bersama jaringan yang
dipersiapkan untuk pembuahan di rahim perempuan. Keluarnya secara periodik,
sesuai dengan periode pelepasan sel telur ke rahim. Kondisi seperti itu yang
dianggap kotor dan menjadikan perempuan tidak suci secara syar‘i, termasuk
tidak suci untuk digauli suaminya.
﴿ نِسَاۤؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ ۖ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّٰى
شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا
اَنَّكُمْ مُّلٰقُوْهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ ٢٢٣ ﴾
223. Istrimu adalah
ladang bagimu.66) Maka, datangilah ladangmu itu (bercampurlah dengan benar dan
wajar) kapan dan bagaimana yang kamu sukai. Utamakanlah (hal yang terbaik)
untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan
menghadap kepada-Nya. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin.
66) Istri diumpamakan sebagai ladang, tempat menanam benih.
Maka, tanamlah benih itu sesuai waktu yang disukai.
﴿ وَلَا تَجْعَلُوا اللّٰهَ عُرْضَةً لِّاَيْمَانِكُمْ اَنْ
تَبَرُّوْا وَتَتَّقُوْا وَتُصْلِحُوْا بَيْنَ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ
عَلِيْمٌ ٢٢٤ ﴾
224. Janganlah kamu
jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang dari berbuat baik,
bertakwa, dan menciptakan kedamaian di antara manusia. Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.
﴿ لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللّٰهُ بِاللَّغْوِ فِيْٓ اَيْمَانِكُمْ وَلٰكِنْ
يُّؤَاخِذُكُمْ بِمَا كَسَبَتْ قُلُوْبُكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ ٢٢٥ ﴾
225. Allah tidak
menghukummu karena sumpahmu yang tidak kamu sengaja, tetapi Dia menghukummu
karena sumpah yang diniatkan oleh hatimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.67)
67) Allah Swt. Maha Penyantun (halīm) berarti tidak segera
menyiksa orang yang berbuat dosa.
﴿ لِلَّذِيْنَ يُؤْلُوْنَ مِنْ نِّسَاۤىِٕهِمْ تَرَبُّصُ
اَرْبَعَةِ اَشْهُرٍۚ فَاِنْ فَاۤءُوْ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٢٢٦ ﴾
226. Orang yang
meng-ila’ (bersumpah tidak mencampuri) istrinya diberi tenggang waktu empat
bulan. Jika mereka kembali (mencampuri istrinya), sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
﴿ وَاِنْ عَزَمُوا الطَّلَاقَ فَاِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
٢٢٧ ﴾
227. Jika mereka
berketetapan hati untuk bercerai, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
﴿ وَالْمُطَلَّقٰتُ يَتَرَبَّصْنَ بِاَنْفُسِهِنَّ ثَلٰثَةَ
قُرُوْۤءٍۗ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ اَنْ يَّكْتُمْنَ مَا خَلَقَ اللّٰهُ فِيْٓ اَرْحَامِهِنَّ
اِنْ كُنَّ يُؤْمِنَّ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ وَبُعُوْلَتُهُنَّ اَحَقُّ
بِرَدِّهِنَّ فِيْ ذٰلِكَ اِنْ اَرَادُوْٓا اِصْلَاحًا ۗوَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِيْ
عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوْفِۖ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ ۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ
حَكِيْمٌ ࣖ ٢٢٨ ﴾
228. Para istri yang
diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga kali qurū’ (suci atau
haid). Tidak boleh bagi mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam
rahim mereka, jika mereka beriman kepada Allah dan hari Akhir. Suami-suami
mereka lebih berhak untuk kembali kepada mereka dalam (masa) itu, jika mereka
menghendaki perbaikan. Mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang patut. Akan tetapi, para suami mempunyai
kelebihan atas mereka. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
﴿ اَلطَّلَاقُ مَرَّتٰنِ ۖ فَاِمْسَاكٌۢ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ
تَسْرِيْحٌۢ بِاِحْسَانٍ ۗ وَلَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَأْخُذُوْا مِمَّآ
اٰتَيْتُمُوْهُنَّ شَيْـًٔا اِلَّآ اَنْ يَّخَافَآ اَلَّا يُقِيْمَا حُدُوْدَ
اللّٰهِ ۗ فَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا يُقِيْمَا حُدُوْدَ اللّٰهِ ۙ فَلَا جُنَاحَ
عَلَيْهِمَا فِيْمَا افْتَدَتْ بِهٖ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا
تَعْتَدُوْهَا ۚوَمَنْ يَّتَعَدَّ حُدُوْدَ اللّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ
الظّٰلِمُوْنَ ٢٢٩ ﴾
229. Talak (yang dapat
dirujuk) itu dua kali. (Setelah itu suami dapat) menahan (rujuk) dengan cara
yang patut atau melepaskan (menceraikan) dengan baik. Tidak halal bagi kamu
mengambil kembali sesuatu (mahar) yang telah kamu berikan kepada mereka,
kecuali keduanya (suami dan istri) khawatir tidak mampu menjalankan batas-batas
ketentuan Allah. Jika kamu (wali) khawatir bahwa keduanya tidak mampu
menjalankan batas-batas (ketentuan) Allah, maka keduanya tidak berdosa atas
bayaran yang (harus) diberikan (oleh istri) untuk menebus dirinya.68) Itulah
batas-batas (ketentuan) Allah, janganlah kamu melanggarnya. Siapa yang
melanggar batas-batas (ketentuan) Allah, mereka itulah orang-orang zalim.
68) Ayat ini menjadi dasar hukum khulu‘ dan penerimaan ‘iwaḍ.
Khulu‘ yaitu hak istri untuk bercerai dari suaminya dengan membayar ‘iwaḍ (uang
tebusan) melalui pengadilan.
﴿ فَاِنْ طَلَّقَهَا فَلَا تَحِلُّ لَهٗ مِنْۢ بَعْدُ حَتّٰى
تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهٗ ۗ فَاِنْ طَلَّقَهَا فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَآ اَنْ
يَّتَرَاجَعَآ اِنْ ظَنَّآ اَنْ يُّقِيْمَا حُدُوْدَ اللّٰهِ ۗ وَتِلْكَ
حُدُوْدُ اللّٰهِ يُبَيِّنُهَا لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ ٢٣٠ ﴾
230. Jika dia
menceraikannya kembali (setelah talak kedua), perempuan itu tidak halal lagi
baginya hingga dia menikah dengan laki-laki yang lain. Jika (suami yang lain
itu) sudah menceraikannya, tidak ada dosa bagi keduanya (suami pertama dan
mantan istri) untuk menikah kembali jika keduanya menduga akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah ketentuan-ketentuan Allah yang
diterangkan-Nya kepada orang-orang yang (mau) mengetahui.