-->

Kamis, 19 Maret 2015

Pasti  rakyat akan merasa sangat 'getun' alias 'gelo' (kecewa) memilih Jokowi. Tak  ada enaknya hidup ini, sesudah Jokowi menjadi presiden. Hidup serba susah. Rakyat kecil semakin menderita lahir dan bathin.

Sejak Jokowi menjadi presiden  orang yang miskin bertambah miskin. Ditimpa oleh kenaikan  berbagai kebutuhan pokok. Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah turut mempengaruhi bisnis angkutan di pelabuhan. Pengusaha bisnis angkutan merasakan melemahnya rupiah memperburuk kondisi perekonomian yang dirasakan melambat setahun terakhir.

"Di Tanjung Perak, kurang-lebih 40 persen unit kendaraan tidak beroperasi. Setiap hari sekitar 4.000 unit tidak mendapatkan muatan," kata Ketua DPC Angkutan Khusus Organda Tanjung Perak Kody Fredy Lamahayu kepada wartawan di sela-sela deklarasi Asian Shippers Alliance (ASA), Rabu, 18 Maret 2015.

Nilai dolar AS yang tinggi, menurut Kody, mengerek harga suku cadang truk yang menggunakan kurs dolar. Di samping itu, ditutupnya ekspor barang tambang membuat aktivitas angkutan truk ikut menurun. "Belum lagi musim hujan mengakibatkan terlambatnya proses pembongkaran di pelabuhan," ujarnya.

Perekonomian yang melambat ini sangat tidak menguntungkan di mata para pengusaha angkutan. Dari total sekitar 8.000 orang sopir dan kernet di Tanjung Perak, sebagian besar tak mendapat upah setiap harinya. 

"Ini membuat mereka malas, karena ketika datang hanya dapat uang makan dan transportasi saja. Tapi nggak dapat upah," kata Kody.

Kody berharap agar pemerintahan Joko Widodo segera mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah ini. "Kami mohon kepada pemerintah agar menekan kurs dolar. Juga melancarkan arus barang terutama ekspor dan impor, agar pekerja angkutan di pelabuhan bisa mendapatkan pekerjaan setiap hari," ujar Kody.




Baca Artikel Terkait: