-->

Kamis, 26 Januari 2023

Hinaan dan Ancaman Siksa untuk Orang Kafir

RASULULLAH SAW dan kedua puluh empat Rasul lainnya yang diutus sebelum ia adalah manusia-manusia pilihan yang Allah SWT utus untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia.

Mereka diutus untuk memberantas kekafiran dan mengajarkan tentang tauhid serta memerintahkan agar manusia beribadah hanya kepada Allah SWT. Namun, dalam prosesnya, selalu saja ada segelintir orang-orang kafir yang tidak mau menerima ajaran para Rasul Allah. Padahal, mereka telah diancam dengan siksa neraka apabila terus-menerus berada dalam kekafiran. Namun, ancaman itu sama sekali tidak mereka hiraukan. Dan pada akhirnya, ketika hari pembalasan tiba, mereka akan menyesali perbuatan mereka itu. Sebabnya, mereka mendapat neraka sebagai tempat tinggal abadinya, dan di neraka itu mereka mendapat cemoohan dan hinaan juga siksaan.

(٨)تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ
(٩)قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلا فِي ضَلالٍ كَبِيرٍ

“Hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, ‘Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepada kalian (di dunia)?’ Mereka menjawab, ‘Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, ‘Allah tidak pernah menurunkan apa pun, kalian sebenarnya di dalam kesesatan yang besar,’”(QS. Al-Mulk: 8-9).

Kalimat kullama ulqiya fiihaa faujun sa’alahum khazanatuhaa alam ya’tikum nadziir (setiap kali ada sekumpulan [orang-orang kafir] dilemparkan ke dalamnya, para penjaga [neraka] bertanya kepada mereka, “Apakah belum pernah datang orang yang memberi peringatan kepada kalian [di dunia]?”), mengandung pertanyaan tetapi bukanlah pertanyaan yang serius. Pertanyaan itu merupakan cemoohan untuk menghina dan merendahkan orang-orang kafir atas pengingkaran mereka terhadap para nabi dan utusan Allah, serta hati mereka yang lebih keras daripada batu.

Meski pertanyaan itu bukanlah pertanyaan yang serius, akan tetapi orang-orang kafir menjawabnya dengan jawaban yang sangat serius, disebabkan kuatnya perasaan takut mereka terhadap neraka. Mereka menjawab, “Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan tetapi kami mendustakannya. Kami berkata kepadanya, ‘Allah tidak menurunkan sesuatu pun. Kalian sebenarnya di dalam kesesatan yang besar.’”

Imam ar-Razi, dalam tafsirnya menulis tentang kata-kata terakhir orang-orang kafir itu, “Kalian sebenarnya di dalam kesesatan besar.” Kalimat ini memiliki dua kemungkinan subjek: bisa diucapkan oleh orang-orang kafir untuk menuduh para rasul itu sebagai pembohong dan sesat; atau diucapkan oleh para rasul untuk orang-orang kafir karena mereka menolak untuk taat dan mendustakan para rasul itu.

Akibat dari mendustakan para Rasul Allah, mereka disiksa dengan adzab yang pedih dalam neraka. Mereka diperlakukan sebagai makhluk yang hina selamanya dan siksaan atas mereka tidak akan diringankan sedikit pun.
Allah SWT berfirman,

(١٦١)إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
(١٦٢)خَالِدِينَ فِيهَا لا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلا هُمْ يُنْظَرُونَ

“Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah SWT, para malaikat dan manusia seluruhnya, mereka kekal di dalamnya (laknat), tidak akan diringankan adzabnya, dan mereka tidak diberi penangguhan,”(QS. Al-Baqarah: 161-162). Naudzubillah. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa melindungi kita dari kekafiran dan memberikan ridha-Nya dalam setiap ibadah kita sehingga kelak kita bisa mendapat surga-Nya yang indah.
[mila/islampos]

Sumber: Kerajaan Al-Qur’an/Hudzaifah Ismail/Penerbit: Penerbit Almahira/2012




Baca Artikel Terkait: