-->

Rabu, 14 Oktober 2015


By: Nandang Burhanudin

(1) Mursi dikudeta, 2 hari setelah mengumumkan penutupan Kedubes Syiria di Mesir dan memanggil pulang Dubes Mesir di Syiria.

(2) Syiah Houtsi berontak, setelah Yaman bersikap tegas untuk menolak keberadaan Basyar Assad.

(3) Turki di era Erdogan menjadi satu-satunya negara Timur Tengah yang tegas membela kepentingan rakyat Syiria.

(4) Turki juga menolak keberadaan As-Sisi, jenderal haus darah yang menjadi pelaksana kudeta di Mesir.

(5) Kini, Mesir di era As-Sisi bersatupadu dengan Iran demi kepentingan yang sama: menyingkirkan Erdogan dari panggung kekuasaan.

(6) As-Sisi bermain di 4 kaki. Di Yaman, As-Sisi pura-pura mendukung Raja Salman. Tapi di lapangan, As-Sisi justru meminta Rusia mengirimkan rudal anti pesawat darat udara untuk pemberontak Houtsi.

(7) Raja Salman berang. Upaya melengserkan As-Sisi semakin rumit, ketika As-Sisi sangat disenangi AS dan Israel berkat proyek "menggenangi terowongan Gaza dengan air laut".

(8) Assad yang semakin terpojok oleh Mujahidin dari Front Pembebasan Tentara Syiria, menagih janji Russia yang secara de fatcto dan de jure adalah "Beruang" pelindung bagi Syiria sejak lama.

(9) Sikap AS jelas; melindungi kepentingan Israel. Melanggengkan Assad seperti halnya mendukung As-Sisi dan tutup mata dengan pelanggaran HAM. AS membiarkan Raja Salman sendirian.

(10) Senjata kini mengarah kepada Raja Salman dan Erdogan. Raja Salman terancam kudeta. Erdogan terancam perang saudara dengan Suku Kurdi.

(11) Siapa yang paling bisa bertahan dalam 2-5 tahun ke depan, dialah pemenangnya! Jika Erdogan kalah di Pemilu 1 November 2015, maka As-Sisi dan Iran bersorak riang. Israel pun bahagia!

(12) Pun, saat Raja Salman terbunuh atau terjadi kudeta! Pihak-pihak itulah yang akan senang dan riang gembira!

(13) Jadi, Rusia sudah menegaskan tidak akan mengirimkan pasukan darat. Sama seperti AS dan UE yang enggan berdarah-darah melawan mujahidin Syiria.

(14) Mereka cukup mewakilkan peran pada ISIS atau milisi-milisi yang terus dipersenjatai. Menciptakan konflik di Timur Tengah tak kenal henti.

(15) Kemana anak panah itu mengarah, maka di sanalah kebenaran berada. Demikian, Imam Syafi'i menasihati kita.

(16) Jadi mengapa Turki, Saudi dihukum? Sebab jelas, dengan siapa Turki, Saudi sekarang berkawan! Dengan HAMAS bukan? Siapakah HAMAS? Satu-satunya yang konsisten head to head melawan Israel.

(17) Ini poinnya! Bersiap siagalah!




Baca Artikel Terkait: