-->

Selasa, 24 Januari 2023

Sesungguhnya musuh-musuh islam tidak mempunyai argumen yang kuat untuk mempertahankan kebatilan mereka. Karena itulah, reaksi mereka terhadap dakwah ialah dengan menimpakan berbagai ujian dan siksaan kepada para peambela kebenaran. Hanya inilah reaksi meraeka yang paling canggih dan selalu mereka gunakan ketika kehabisan akal untuk menghadang kebenaran. Hal itu pula yang dilakukan Fir’aun terhadap Musa as saat ia berkata, ”Aku pasti akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan.” (QS. Asy-syuara; 29)

Begitu juga reaksi Fir’aun terhadap para tukang sihir yang berbalik beriman kepada nabi Musa as.

“Aku pasti akan memotong tangan dan kaki kaliansecara bersilang dan menyalib kalian semuanya.”(QS. Asy-Syuara; 49)

Itu pula reaksi Ummayah bin Khalaf terhadap Bilal bin Rabah saat ia berkata, “Allah, Allah”. Umayah bin Khalaf menyiksa Bilal , mencambuknya dengan cemeti di tengah terik panas matahari di atas kota Mekah dan menindih perutnya dengan batu. Itu pula reaksi keras orang-orang quraisy terhadap Ammar bin Yasir dan kedua orang tuanya.

Begitu pula reaksi yang diterima oleh Ibnu Taimiyah ddan Ibn Qayyim rahimahullah. Begitu pula reaksi para musuh-musuh islam yaitu orang-orang fasik, munafik dan murtad kepada para pendakwah yang mengajak manusia kepada jalan yang benar serta para aktifis yang berusaha menolong agama-Nya pada zaman sekarang ini.

Menyiksa, memfitnah, mengintimidasi dan memboikot. Itulah strategi terakhir mereka untuk mempertahankan kebatilan yang mereka takutkan akan kehancurannya. Mereka berusaha agar sekulerisme terus mencengkeram masyarakat di tengah geliat dakwah dan kesadaran akan kebenaran yang terus menjadi.

Jika musuh-musuh islam bereaksi terhadap kita dengan berbagai intimidasi dan siksaan maka itu tidak ada apa-apanya disbanding dengan ketegaran kita. Asal kita tegar dalam kebenaran dan bearsabar dengan berbagai ujian yang mendera, maka hal itu cukup untuk meruntuhkan seluruh rencana jahat mereka, mengembalikan semua strategi mereka ke leher mereka dan menggagalkan makar mereka.

Ketegaran, kesabaran dan ketergantungan kita kepada allah adalah kemenangan dalam sisi yang lain sebelum kemenangan yang sesungguhnya terwujud. Para kaum kafir dan fasik akan merasa frustasi dengan keras kepalanya kita dalam jalan dakwah kita. Hal itu hanya menambah beban untuk mereka sendiri.

Benarlah Allah dengan firmannya,”Katakanlah, matilah kalian bersama kemarahan kalian.” (QS. Ali Imran: 119.) Sebab sesungguhnya, ”Allah sekali-kali tdak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang mukmin.” (QS. Annisa:141)  [Husni Mubarak/BersamaDakwah]




Baca Artikel Terkait: