-->

Kamis, 17 Desember 2015


Meneladani Rasulullah dengan Membaca Sirahnya


Kita kembali kepada abad-abad yang telah lalu, membolak-balik lembaran-lembaran sejarah yang telah lewat, membaca dan mengkaji baris demi baris, kemudian berziarah ke rumah rasul agung Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, melihat keadaan beliau serta mendengar hadits-hadits dan sabda beliau. Sehari saja kita tinggal di rumah beliau sambil memetik pelajaran dan hikmah untuk kemudian kita gunakan sebagai penerang pikiran, ucapan, dan tingkah laku kita.


Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai manusia di zaman sekarang berkembang pesat. Mereka membaca dan melakukan berbagai riset, mengadakan perjalanan ke barat dan timur yang kemudian diabadikan lewat buku-buku dan disertasi, film, slide, dan sebagainya. Apabila seseorang ingin mengkaji kembali riset-riset itu, mereka tinggal membolak-balikkan buku-buku yang telah mencatatnya, atau memutar kembali film-film yang mendokumentasikannya.


Dengan demikian, apa salahnya jika sekarang kita melakukan hal serupa, tetapi yang akan kita lakukan adalah ziarah syar’iyyah ke rumah Nabi Muhammad untuk mengenal seluk-beluk kehidupan beliau yang nantinya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.


Saudaraku, kita tidak perlu bersusah payah melakukan semua ini karena dengan membaca sirah (kisah perjalanan hidup) Nabi Muhammad dan mengikuti jejak beliau melalui jalan serta metode yang benar adalah ibadah. Tunduk dan patuh kepada perintah Allah merupakan perwujudan cinta kepada Nabi Muhammad. Sedangkan tanda yang paling penting dalam rangka mencintai Rasulullah adalah menaati perintahnya dan menjauhi larangannya.


“Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Kalau kalian mencintai Allah, ikutilah aku maka Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.’ Dan Allah Maha Pengampun dan Pengasih.” (Qs. Ali Imran: 31)


“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir serta banyak mengingat Allah.” (al-Ahzab: 21)


Allah menjadikan cinta kepada Nabi Muhammad sebagai salah satu kunci untuk mencapai “manisnya iman” seperti yang telah disabdakan oleh beliau,


“Tiga hal yang apabila seseorang berada di dalamnya, akan merasakan manisnya iman. Pertama, apabila orang itu mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi cintanya kepada yang lain.” (Muttafaq ‘alaih)


Rasulullah juga bersabda,


“Demi yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sampai aku lebih dicintai olehnya melebihi bapak dan anaknya.”(H.R. Muslim)


Sirah nabi adalah biografi yang semerbak harum sepanjang masa. Dari sanalah kita belajar dan mengikuti jejak-jejak beliau dengan harapan bisa meneladani beliau. Dengan demikian, marilah kita membaca kitab-kitab yang dengan tinta emas telah mengabadikan sejarah kehidupan beliau dan pribadi beliau yang mulia. Kemudian cermatilah kisah perjalanan hidup beliau yang ada di dalamnya, dan jadikanlah kisah-kisah tersebut sebagai petunjuk dan teladan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari.(lampuislam)



Baca Artikel Terkait: