-->

Senin, 21 Maret 2016


Saat ini jumlah minuman ringan yang dijual sudah sangat banyak dan beranekaragam dengan berbagai jenis rasa dan aroma. Semua produk tersebut saling bersaing satu sama lain dalam memperebutkan pelanggan.

Tapi tahukah anda kalau sebagian besar minuman ringan tersebut sangat berbahaya bagi anak anda? Sebuah lembaga di bidang kesehatan bahkan telah merilis sejumlah merk produk minuman yang harus dihindari.

Dalam artikel gudanginfo.net kali ini kita akan membahas beberapa bahaya mengonsumsi minuman ringan dengan harapan setiap orang terutama bapak dan Ibu yang memiliki anak dapat menjauhkan anaknya dari minuman tersebut.

Add caption

Kandungan Gula Dalam Minuman Kemasan dan Bahayanya

Seperti kita tahu gula buatan atau pemanis adalah musuh utama tubuh manusia. Terlalu banyak mengonsumsinya akan merusak kesehatan dan menyebabkan daya tahan tubuh melemah.

Foto di bawah memperlihatkan jumlah kandungan gula dalam beberapa kemasan produk minuman ringan. Dalam minuman teh instan bisa terkandung lebih dari 5 sendok teh gula! jumlah ini sudah sangat banyak mengingat kita juga mengonsumsi nasi putih setiap hari yang juga mengandung gula tinggi.

Seorang anak berusia 1-3 tahun boleh mengonsumi hingga 5 sendok teh gula/hari atau setara dengan 80 kalori jika satu sendok teh gula mengandung 16 kalori, sementara anak 4-6 tahun boleh mengkonsumsi hingga 8 sendok teh/hari atau setara dengan 128 kalori (Sumber) atau setara dengan 10% dari kandungan gizi yang dikonsumsi.
Add caption
Bahaya Minuman Ringan dengan jumlah gula berlebih

Gula memang manis dan menyenangkan, tapi efeknya pada tubuh bila dikonsumsi berlebihan sangat berbahaya. Gula adalah penyebab nomor satu diabetes, obesitas, dan kerusakan gigi. Sayang, kan, kalau anak-anak kita yang lucu dan manis giginya menghitam dan bolong? Dan pasti sobat ayodibaca.com enggak tega kalau anaknya mengeluh sakit gigi karena konsumsi gula berlebih.

Diabetes pada anak pun bukan mitos belaka. Di Amerika Serikat bahkan sampai 30% anak menderita diabetes. Ayah dan bunda yang sayang anak, awasi asupan gula anak-anaknya, yah. Terutama dari minuman- minuman segar.

Kandungan Air Dalam Minuman Kemasan dan Bahayanya

Normalnya anak membutuhkan 10-15% air dihitung dari berat badannya. Dalam Widyakarya Pangan Nasional Indonesia 2013, dirumuskan sebagai berikut anak usia 0,5-1 tahun kebutuhan airnya 800 mililiter, usia 1-3 tahun sebanyak 1.200 mililiter, usia 4-6 tahun sebanyak 1.500 mililiter dan usia 7-9 tahun sebanyak 1.900 mililiter (sumur). Oh ya, air di sini air putih, bukan air yang lain.

Apakah ada efek samping air mineral? Selama bersih dan tidak diberi tambahan macam-macam, air mineral adalah minuman yang terbaik bagi tubuh kita dan hampir tanpa efek sampng.

Efek sampingnya baru muncul jika kita terlalu minum air sehingga perut jadi menjadi kembung dan mengalami hyphonatermia, tapi kasus tersebut sangat jarang dan biasanya terjadi pada olahragawan.

Kandungan Kafein Dalam Minuman Kemasan dan Bahayanya

Kafein memang bukan hanya terkandung dalam kopi. Minuman lain seperti teh, soda, dan minuman berenergi, bahkan dalam minuman yang dianggap tidak berbahaya seperti susu cokelat dan minuman cokelat.

Meski sangat tidak disarankkan, ada batas toleransi bagi anak untuk mengkonsumsi kafein sebagai berikut:
Empat sampai enam tahun: 45 mg
Tujuh sampai sembilan tahun: 62 mg
Sepuluh hingga 12 tahun: 85 mg (parenting.co.id)

Bahaya Minuman Ringan berkafein:

Add caption
Kafein adalah stimulan yang dapat memicu debaran jantung. Kelebihan kafein dapat menyebabkan debar jantung dan susah tidur. Kafein juga menyebabkan kegelisahan, obesitas dan gangguan perut.

Kandungan Tanin Dalam Minuman Kemasan dan Bahayanya

Tanin mungkin lebih dikenal pada rokok. Padahal, tanin juga bisa ditemukan dalam teh. Kalau sobat ayodibaca.com minum teh pahit, pasti sering terasa sepet/kesat di tenggorokan kan? Yang sobat rasakan itulah yang disebut tanin. Untuk anak-anak, tanin sangat tidka disarankan dan batas toleransinya adalah dua gelas sehari.

Meski tanin dalam teh baik untuk antioksidan, tanin juga memiliki sifat yang dapat mengikat zat besi. Zat besi sangat penting dalma pembentukan darah, sehingga kekurangan zat besi dapat menyebabkan sayamia. Untuk amannya, kalau sobat ayodibaca.com membuatkan teh untuk anak, jangan terlalu lama dicelup/terlalu pekat. Semakin pekat maka semakin tinggi kandungan taninnya.

Kandungan Soda Dalam Minuman Kemasan dan Bahayanya


Wah pasti nikmat banget panas-panas minum soda yang dingin, ada nyes-nyesnya di lidah, terus ke tenggorokan. Bocah-bocah juga sulit menahan godaan dari minuman satu ini, dan kalau ke restoran cepat saji rasanya kurang afdol kalau enggak pake minuman ini.

Masalah bahaya, rasanya tidak perlu diperdebatkan lagi tidak ada anjuran berapa banyak soda yang boleh diminum ana-anak alias, harus dihindari total. jadi selama belum berkenalan dengan soda, baiknya anak-anak tidak diperkenalkan pada minuman ini.

Bahaya Minuman Ringan (bersoda)

Tapi, harus dibedakan antara soda yang sudah dicampur dengan segala macam hingga menjadi minuman soda yang kita kenal dengan soda yang hanya berupa carbonated water.

Air soda pada dasarnya hanya air mineral yang diberi CO2, namun dalam minuman ringan, ditambahkan lagi sirup jagung, caramel, pewarna, dan pemanis yang menjadikannya berbahaya, baik itu untuk tulang, gigi, dan menyebabkan diabetes serta obesitas. Dapat juga menyebabkan masalah pada ginjal anak maupun dewasa.

Kandungan Sirup Jagung Dalam Minuman Kemasan dan Bahayanya

Nah mungkin inilah raja daripada minuman berbahaya! Sirup jagung adalah pemanis buatan yang banyak digunakan dalam minuman kemasan karena harganya yang lebih murah dan lebih manis. Tidak seperti gula biasa yang mengandung glukosa, sirup jagung mengandung fruktosa yang lebih berbahaya karena menyebabkan obesitas lebih cepat.

Sirup Jagung Tinggi Fruktosa (HFCS – high-fructose corn syrup) adalah pemanis berkalori yang diperoleh dari jagung. Bahan ini cocok untuk beragam minuman dan makanan yang mencakup sereal siap makan, produk daging, saus, bumbu, minuman ringan, dan minuman lainnya.

Walaupun HFCS telah menggantikan sukrosa pada banyak makanan dan minuman jadi di Amerika Serikat, tapi sukralosa tetap menjadi pemanis utama yang digunakan di negara itu dan di seluruh dunia.

Komposisi, Keamanan dan Metabolisme

Sirup jagung tinggi fruktosa disebut demikian untuk membedakannya dari sirup jagung biasa. Sirup jagung biasa mengandung glukosa 100%, yang hanyamanisnya hanya sekitar 65% dengan sukrosa (gula pasir).

Pada tahun 1970-an, peneliti pangan mempelajari cara mengubah sebagian glukosa pada sirup jagung menjadi fruktosa, yang lebih manis daripada glukosa. Pemanis yang dikembangkan untuk penggunaan pada minuman ringan memiliki tingkat kemanisan yang sebanding dengan sukrosa dan disebut dengan HFCS55 karena berisi 55% fruktosa.

Sekalipun namanya mungkin menyiratkan bahwa HFCS adalah relatif “tinggi” fruktosa terhadap sukrosa, tapi sebenarnya tidak demikian. Sukrosa mengandung 50% fruktosa dan 50% glukosa, yang sangat mirip dengan komposisi HFCS55 yang 55% fruktosa dan 45% glukosa.

Karena banyak minuman ringan mengandung sekitar 10 gram pemanis per 100 ml, perbedaan kecil dalam kadar fruktosa antara HFCS55 dan sukrosa berarti hanya 1,25 gram tambahan fruktosa per 250 ml (sekitar 8,33 fl. oz.) bila menggunakan HFCS55.

Sirup jagung tinggi fruktosa mendapat status “Diakui Aman Secara Umum” (GRAS – Generally Recognized as Safe) oleh U.S. Food & Drug Administration (FDA) pada tahun 1983. Bahan ini aman untuk dikonsumsi semua kalangan, termasuk anak-anak serta ibu hamil dan menyusui.

HFCS diserap dan dimetabolisme oleh tubuh dengan cara yang persis sama dengan sukrosa, dan seperti sukrosa, HFCS menghasilkan 4 kalori (17 kilojoule) per gram atau 16 kalori per sendok teh.

HFCS: Memahami Kontroversi dan Ilmunya
Kecemasan konsumen Amerika Serikat terhadap HFCS merebak pada tahun 2004, setelah perhatian media yang sangat luas atas komentar yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition (AJCN) tentang HFCS dan obesitas yang menduga bahwa perbedaan kemanisan kandungan fruktosa atau nilai rasa kenyang HFCS dengan sukrosa dapat dikaitkan dengan laju obesitas yang meningkat di Amerika Serikat.

Setelah itu, banyak artikel penelitian diterbitkan oleh ilmuwan lain yang membenarkan bahwa HFCS tidak “lebih manis’’ atau dimetabolisme secara berbeda dengan sukrosa, dan bahwa bahan ini memiliki efek pada kadar insulin dan sinyal tubuh untuk rasa kenyang yang sama dengan sukrosa.

Walaupun salah satu penulis-bersama artikel AJCN itu belakangan menjelaskan bahwa komentar tersebut ditujukan hanya untuk memancing diskusi ilmiah dan bahwa teori yang disajikan ternyata salah, keraguan yang tertanam di pikiran konsumen dan media tetap bertahan dan agak sulit diubah.

Pada tahun 2008, American Medical Association (AMA) mengkaji penelitian yang relevan sehubungan dengan HFCS untuk menjawab kecemasan konsumen mengenai pemanis ini. Di dalam pernyataannya, AMA mencatat bahwa, “Karena komposisi HFCS dan sukrosa serupa, khususnya mengenai penyerapan oleh tubuh, tampaknya HFCS cenderung tidak berkontribusi kepada obesitas atau kondisi lainnya secara lebih besar dibandingkan sukrosa.”

Akan tetapi, AMA juga mendorong penelitian independen tentang efek kesehatan HFCS dan pemanis lainnya dan menyarankan agar konsumen membatasi semua pemanis berkalori yang ditambahkan guna mengikuti saran dari Pedoman Gizi Warga Amerika.

Otoritas kesehatan yang disegani setuju bahwa obesitas adalah masalah serius dan disebabkan oleh banyak faktor rumit yang saling terkait di antaranya konsumsi kalori berlebihan, gaya hidup kurang gerak, genetika, masalah-masalah psikologis, lingkungan, dan sosial.

Saat ini, sebagian besar pakar setuju bahwa HFCS dan sukrosa begitu serupa, sehingga mengganti yang satu dengan yang lainnya tidak akan berdampak beda pada obesitas atau kesehatan.Tentu saja, semua kalori berperan, baik itu dari sukrosa, HFCS, maupun sumber lainnya.

Sayangnya, kebingungan dan kekhawatiran konsumen tentang HFCS tetap ada karena kurangnya pemahaman tentang arti namanya, komposisinya yang sesungguhnya, dan kemiripannya dengan sukrosa.

Kesimpulan

Minuman ringan seharusnya dihindari atau setidaknya dikurangi asupannya. Dampak buruk minuman ini memang tidak langsung terlihat tapi dalam jangka panjang tubuh jadi mudah sakit dan beraneka macam penyakit dapat muncul.

Minuman terbaik adalah air mineral. Meskipun tidak manis tapi air mineral mengandung banyak enzim yang dibutuhkan tubuh untuk perkembangan dan regenerasi sel. Para orang tua perlu menyadari bahawa minuman ringan dan mulai membatasi asupan pada anak-anaknya.

Semoga bermanfaat...

(reportase-terkini)




Baca Artikel Terkait: