-->

Minggu, 15 Mei 2016

Pasuruan, NU Online
Kampanye gerakan Ayo Mondok cukup efektif meningkatkan antusias masyarakat untuk belajar di pesantren. Para pengasuh dan pengelola pesantren pada saat yang bersamaan harus berbenah diri agar santri semakin betah dengan tersedianya asrama dan lembaga pendidikan yang memenuhi standar kesehatan.

"Inilah yang kemudian kami gelorakan dengan gerakan pesantrenku bersih, pesantrenku keren (PBPK)," kata salah seorang pengurus Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama Jatim KH Abu Choir, Sabtu (14/5) malam.

Karena baginya, PBPK merupakan tindak lanjut dari gerakan Ayo Mondok Pesantrenku Keren yang sebelumnya telah dikumandangkan. "Sehingga ketika minat para wali santri menitipkan anaknya ke pesantren demikian tinggi, mereka tidak kecewa," katanya.

Anggapan bahwa pesantren adalah kawasan yang kumuh dan kurang sehat harus segera disudahi. Hal ini seiring dengan kian besarnya kepercayaan masyarakat untuk belajar di pesantren. "Tidak sedikit mereka yang melakukan survei terlebih dahulu terkait fasilitas dan layanan pesantren," ungkapnya. Karena itu, ketika tampilan dan budaya di pesantren bersih, mereka tidak khawatir menitipkan anaknya di pesantren.

Untuk dapat menumbuhkan kepedulian terhadap kesadaran ini, upaya yang harus dilakukan adalah memberikan visualisasi terhadap kawasan yang sehat dan kumuh. "Kalau para santri sudah sepakat untuk memilih lingkungan yang sehat, berikutnya adalah edukasi bagaimana merawat lingkungan yang ada," lanjutnya.

Kiai Abu menceritakan bahwa kalau dilakukan secara baik dan sesuai prosedur, bukan tidak mungkin hal tersebut akan menjadi lahan wirausaha. "Banyak kalangan yang mengajak kerja sama untuk tenaga kebersihan dan tata ruang," terangnya.

Hal penting yang harus terus diingatkan adalah membudayakan pola hidup sehat dan bersih, sekaligus mengisinya dengan pengetahuan yang memadai dalam menata lingkungan maupun tata ruang.

Materi PBPK disampaikan Gus Abu di hadapan peserta Silaturahmi Nasional (Silatnas) Gerakan Ayo Mondok yang bertema Meneguhkan Pesantren sebagai Pusat Peradaban di Taman Candra Wilwatikta, Pandaan, Pasuruan, Jumat-Ahad (13-15/5).

Selain KH Abu Choir, kegiatan yang berlangsung usai shalat Isya' ini diisi dengan penjelasan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pasuruan terkait sejumlah penyakit yang ditimbulkan dari lingkungan tidak higenis.

Perwakilan dari Kalbe Farma juga menjelaskan akan dilangsungkannya pemilihan pesantren yang memenuhi standar kesehatan. (NU online)




Baca Artikel Terkait: