-->

Minggu, 25 September 2016

Masjid Agung Al Falah Jambi, Masjid Seribu Tiang

Masjid Agung Al-Falah Kota Jambi atau dikenal juga dengan sebutan 

Masjid Seribu tiang (foto dari charend)

Provinsi Jambi dengan semboyannya Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, beribukota di kota Jambi. Kota yang terkenal dengan sungai Batanghari-nya, sungai terbesar di Pulau SumateraKota Jambi memiliki sebuah masjid agung bersejarah dan biasa disebut dengan masjid seribu tiang. Sebutan seribu tiang ini lahir dari para pendatang yang singgah dan sholat di masjid ini dan melihat begitu banyak tiang penyanggah bangunan masjid tanpa pintu dan jendela ini.

Wakil presiden RI, Pak Boediono, pernah singgah sholat Jum’at di masjid ini pada tanggal 1 April 2011 lalu, dalam kunjungan kerja beliau ke Jambi untuk memimpin rapat koordinasi gubernur se-Belajasumba(Bengkulu, Lampung, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung). Beliau mendapat sambutan hangat dari jemaah masjid Al-Falah Jambi. Sebagian jemaah sholat jum’at hari itu berebut untuk bersalaman atau sekedar melihat dari dekat sosok Pak Boed.

Alamat dan Lokasi Masjid Agung Al-Falah Kota Jambi

Jln. Sultan Thaha No.60

Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura,

Kota Jambi. Provinsi Jambi

Titik koordinat : 1.5936382S 103.6087346E

View Masjid Agung Al-Falah Jambi in a larger map

Masjid Agung Al-Falah berada di pusat kota Jambi. Terletak di ruas Jalan Sultan Thaha, ruas jalan yang sama dengan pasar Induk Angso Duo, PDAM Tirta Mayang, dan Musium Perjuangan Rakyat Jambi. Klik untuk melihat lokasi masjid di wikimapia.

Sejarah Masjid Agung Al-Falah Kota Jambi

Menurut penuturan Hasan Basri  salah satu imam masjid Al-Falah Jambi, masjid ini memang belum memiliki sejarah tertulis resmi. Sehingga wajar bila masyarakat Jambi sendiri banyak yang belum tahu sejarah masjid ini. Untuk kejelasan sejarah, pengurus masjid telah mengajukan ke pemerintah untuk membentuk tim yang melakukan pengkajian dan penulisan sejarah masjid Al-Falah ini.

Sisi lain Masjid Al-Falah Kota Jambi (foto dari Kaskus)

Masih menurut beliau, tanah lokasi di mana Masjid Agung ini berdiri, dulunya merupakan pusat kerajaan Melayu Jambi. Namun pada tahun 1885 dikuasai penjajah Belanda dan dijadikan pusat pemerintahan dan benteng Belanda. Hal tersebut sejalan dengan penjelasan sejarawan Jambi, Junaidi T Nur, bahwa Mesjid Agung Al falah ini berdiri di lahan bekas Istana Tanah Pilih dari Sultan Thaha Syaifudin.

Pada tahun 1858, Saat terpilih menjadi sultan di kesultanan Jambi, Sultan Thaha Syaifudin membatalkan semua perjanjian yang dibuat Belanda dengan mendiang ayahandanya, karena perjanjian tersebut sangat merugikan kesultanan Jambi. Saat itu, Balanda sangat marah dan mengancam akan menyerang Istana.

Interior Masjid Al-Falah Kota Jambi (foto dari Kaskus)

Namun Sultan Thaha justru lebih dulu menyerang pos Belanda di daerah Kumpe. Pasukan Belanda melakukan serangan balasan dan membumi hanguskan komplek Istana Tanah Pilih. Tahun 1906 lokasi bekas istana sultan tersebut dijadikan asrama tentara Belanda yang digunakan sebagai tempat pemerintahan Keresidenan. Di era kemerdekaan sampai tahun 1970an lokasi tersebut masih difungsikan sebagai asrama TNI di Jambi.

Pada awalnya gagasan pembangunan Masjid Agung sudah mengemuka tahun 1960-an oleh pemerintah Jambi, beserta tokoh tokoh Islam Jambi. Namun, proses pembangunan masjid baru dimulai tahun 1971. Para alim ulama dan tokoh tokoh Jambi diantaranya M.O. Bafaddal, H Hanafi, Nurdin Hamzah, dan gubernur saat itu (Tambunan atau Nur Admadibrata ) Sepakat untuk membangun masjid agung di lokasi tersebut dan dan merelokasi asrama TNI.

Ornamen di bawah kubah masjid Al-Falah Kota Jambi (foto dariPanoramio)

Salah satu alasan kenapa masjid yang dibangun di lokasi bersejarah tersebut adalah mengacu pada lambang Jambi yang terdapat gambar Masjid. Selama proses pembangunan, lokasi ini sempat dijadikan lokasi suting film berjudul ‘Intan Perawan Kubu’ yang diperankan salah satunya Ully Artha. Film yang disutradarai AN Alkaf, pria asli Jambi ini, mengangkat kisah seorang insinyur dan Suku Kubu.

Masjid Agung Al-falah kota Jambidiresmikan penggunaannya oleh presiden Soeharto pada tanggal 29 September 1980.Meski belum dapat dikonfirmasi, menurut kabar turun temurun, arsitektur masjid Al-Falah dulunya disayembarakan. Dan pemenangnya orang non-Muslim.Pembangunan Masjid Agung Al Falah jambi melalui beberapa tahap. Kontrak Pengerjaan tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 1971, dengan Dana : Rp. 30.600.000,- bersumber dari APBD Provinsi Jambi.

Aerial view masjid Agung Al-Falah Kota Jambi (kotajambi.go.id)

Masjid kebanggaan warga Jambi ini berdiri diatas lahan seluas lebih dari 26.890 M2 atau lebih dari 2,7 Hektar, sedangkan luas bangunan masjid adalah 6.400 Mdengan ukuran 80m x 80m, dan mampu menampung 10 ribu jamaah sekaligus. Sedari awal bangunan Masjid Agung hingga sekarang tetap dipertahankan sesuai bentuk awalnya. Kalaupun ada renovasi hanya penambahan ukiran pada mihrab imam, tanpa merombak bentuk awal Masjid.  dan mengganti pembungkus tiang di tahun 2008 yang lalu.

Arsitektural Masjid Agung Al-Falah Kota Jambi

Masjid agung Al-Falah kota Jambi dibangun lengkap dengan kubah besar dan menara yang menjulang. Keseluruhan bangunan masjid menggunakan material beton bertulang. Bila dipandang sepintas lalu, jejeran tiang tiang masjid berwarna putih yang ramping di masjid ini memiliki kemiripan dengan tiang tiang masjid agung kota Roma, Italia yang dibangun jauh lebih belakangan dibanding dengan masjid Al-Falah di Jambi ini.

interior Masjid Al-Falah Kota Jambi dengan dominasi ratusan tiang  (foto dari Kaskus)

Jejeran ratusan tiang di masjid Al-Falah ini terbagi dua bentuk. Bentuk pertama merupakan tiang tiang lansing bewarna putih dengan tiga sulur ke atas menyanggah sekeliling atap masjid sebelah luar. Dan bentuk tiang kedua berupa tiang tiang silinder berbalut tembaga menopang struktur kubah di area tengah bangunan masjid. penggunaan material tembaga untuk menutup tiang tiang silinder ini memberikan kesan antik namun megah pada interior masjid Al-Falah.

Di rancang sebagai bangunan terbuka tanpa pintu dan jendela,  benar benar sejalan dengan nama masjid ini. Al-Falah dalam bahasa arab bila di Indonesiakan menjadi Kemenangan, menang bermakna memiliki kebebasan tanpa kungkungan, mungkin filosofi itu juga yang menjadi dasar dibangunnya masjid ini dengan konsep terbuka. Agar muslim manapun bebas masuk dan melaksanakan ibadah di masjid ini.

Mihrab dan dinding depan Masjid Al-Falah Kota Jambi (foto dariKaskus)

Dengan rancangan yang demikian, sudah dapat dipastikan masjid ini tidak memerlukan perangkat penyejuk udara bagi jemaah, bukaan lebar di tiga sisi masjid ini meniadakan kekhawatiran gangguan sirkulasi udara dan sinar matahari. Dibawah kubah beton berukuran besar masjid ini di lengkapi dengan bukaan ditutup kaca mozaik memberikan cahaya alami ke dalam masjid di siang hari.

Sementara bagian dalam kubah di hias dengan ornamen garis garis simetris mirip dengan garis garis lintang dan garis bujur bola bumi. Ring besar di bawah kubah di hias dengan lukisan kaligrafi Al-Qur’an bewarna emas. Sebuah lampu gantung berukuran sangat besar berbahan tembaga memperindah tampilan ruang di bawah kubah.

Dua jens tiang pilar masjid Agung Al-Falah Kota Jambi (Panoramio)

Karya seni ukir yang sangat indah menghias mihrab, mimbar hingga dinding depan masjid Al-Falah. ukiran yang senada dengan ukiran tembaga penutup tiang tiang utama di tengah masjid. sebuah ukiran kaligrafi Al-Qur’an bewarna emas berukuran besar sangat menarik perhatian karena dipasang dalam posisi melengkungi ruang mihrab dan mimbar. Mimbar masjid ini selain berukir juga dilengkapi dengan sebuah kubah kecil.

Aktifitas Masjid Agung Al-Falah Kota Jambi

Setiap bulan Ramadan salah satu program masjid ini yang cukup menarik adalah tadarus Alquran setiap malamnya dan disiarkan langsung oleh RRI Jambi. Tadarus ini di isi oleh qori dan qoriah terbaik Provinsi Jambi termasuk para hafizh (penghapal Alquran) di provinsi Jambi.

Masjid Al-Falah Kota Jambi (Panoramio)

Selama bulan Ramadhan pengurus mesjid ini juga menyediakan paket makanan untuk berbuka puasa bersama. Malam harinya diadakan shalat Taraweh 23 rakaat. Paket berbuka puasa diperoleh dari para donatur, yang umumnya pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi.

Di dua sholat hari raya masjid ini menjadi langganan gubernur Jambi, keluarga dan jajarannya untuk melaksanakan sholat sunnah hari raya bersama masyarakat Jambi. Seperti di kota kota lain di tanah air, selama pelaksanaan sholat hari raya masjid agung ini tak mampu menampung jemaah yang meluber hingga ke jalan raya. Dan tak mengherankan bila kemudian Jalanan di sekitar mesjid Agung ini mengalami kemacetan hingga radius 1 kilometer, setidaknya dua kali dalam setahun.

Masjid Agung Al-Falah Kota Jambi dibawah naungan Yayasan Al-Falah mengelola lembaga pendidikan Al-Falah dengan membangun sekolah Islam di sebelah masjid dengan nama yang sama untuk hingga tingkat SMP. Sementara di sisi lain dari masjid Agung Al-Falah Berdiri Bangunan Islamic Center Jambi, yang dibangun bersamaan dan satu komplek dengan Masjid Agung Al-Falah.

Video Masjid Agung Al-Falah Kota Jambi


Foto foto Masjid Agung Al-Falah kota Jambi

Kaligrafi di dinding depan Masjid Agung Al-Falah kota Jambi (daengadda.com)

Masjid Al-Falah Kota Jambi (Panoramio)

Lurus ke arah mihrab (jambitourism)


Sourche: bujangmasjid.blogspot.co.id




Baca Artikel Terkait: