-->

Senin, 02 April 2018


10 Jenis-Jenis Manusia Purba Di Indonesia dan Penjelasannya

Kita semua mengenal dalam sejarah bahwa jenis-jenis manusia purba memiliki banyak suku dan ras. Terlepas dari kontroversi bahwa manusia berasal dari kera yang dianut dalam teori evolusi, namun 10 jenis manusia purba di Indonesia berikut ini bisa menjadi bahan referensi bagi kita. Pada masa nya, bagi seorang peneliti, bila menjadi penemu pertama dalam fosil ataupun bukti sejarah lainnya adalah merupakan kebanggaan. Mungkin juga terjadi pada masa sekarang ini.

Secara umum manusia purba terbagi kedalam 3 kelompok yaitu Meganthropus (Manusia Besar), Pitecanthropus (Manusia Kera Berjalan Tegak) dan Homo (Manusia Cerdas). Fosil yang ditemukan tersebut terdapat di beberapa wilayah di Indonesia. Wilayah tersebut sudah diberikan ketetapan seperti halnya perkembangan wilayah di Indonesia. Jenis jenis manusia purba dan penemunya bisa kita lihat dalam ulasan seperti dibawah ini yang dikutip dari beberapa sumber.

Namun perlu diingat pula bahwa ulasan ini bukan merupakan landasan teori ataupun diperuntukkan untuk kepentingan ilmiah, ini hanya merupakan opini dan pendapat pribadi yang mudah-mudahan memberikan manfaat bagi kita semua. Macam Nama Manusia Purba Di Indonesia dan Penemunya, sebagai berikut:

1. Meganthropus Palaeojavanicus


Ditemukan oleh seorang arkeolog dari negeri Belanda bernama Van Koenigswald. Dia pertama kali menemukan fosil ini di daerah Sangiran pada tahun 1936. Manusia purba di Indonesia tidak seperti jenis jenis manusia purba di dunia. Pada era tersebut paling banyak fosil ditemukan dalam kondisi seperti orang Barat. Maka ketika arkeolog menemukan fosil yang berbeda dari sebelumnya, membangkitkan gairah ilmiah di kalangan arkeolog untuk lebih mendalami tentang fosil manusia purba yang ditemukan di indonesia.

Diperkirakan manusia besar ini hidup antara 1 juta dan 2 juta tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dari fosil dengan teknik peluruhan karbon. Sehingga usia dari fosil tersebut bisa kita ketahui. Dengan adanya sifat waktu paruh itu, banyak sekali fosil, batuan dan elemen lainnya yang bisa kita perkirakan umurnya. Bahkan umur Bumi yang kita cintai ini bisa kita perkirakan dengan waktu paruh dari unsur karbon pada material atau zat. Meganthropus Palaeojavanicus mempunyai ciri :
Memiliki tulang pipi yang tebal,
Memiliki otot rahang yang kuat,
Tidak memiliki dagu,
Memiliki tonjolan belakang yang tajam,
Memiliki tulang kening yang menonjol,
Memiliki perawakan yang tegap,rahang bawah Meganthropus, Sangir memakan tumbuh-tumbuhan, dan hidup berkelompok dan berpindah-pindah.

2. Pitecanthropus Erectus


Manusia purba ini hidup di wilayah Indonesia pada 1-2 juta tahun yang lalu. Wilayah Indonesia yang menurut sejarah arkeologi, pernah beberapa kali mengalami bencana alam di Indonesia. Dari mulai hal yang bersifat mengikat hingga membuat wilayah indonesia terdiri dari bermacam macam pulau. Doktor dari Belanda bernama Eungene Dubois adalah penemu pertama manusia disini. Ciri khas dari Pitecanthropus adalah:
Berjalan tegak, tetapi dalam struktur tengkoraknya mirip dengan struktur kera. Maka dikenal juga dengan manusia kera berjalan tegak.
Dengan struktur tengkorak mirip kera, maka dimungkinkan ukuran otaknya kecil.
Menyebabkan tingkat kecerdasan jenis manusia purba ini hampir sama namun diatas dengan insting hewan.

Pitecanthropus merupakan bangsa atau kaum pengumpul makanan (Food Gathering).
Kehidupan primitif pada masa itu tidak akan jauh berbeda dengan kehidupan kera di masa modern. Jenis manusia purba ini sangat di elukan oleh kalangan materialis, karena merupakan bukti adanya mahluk transisi yang menguatkan teori evolusinya Charles Darwin.

Memiliki ciri berbadan tegak dan kemungkinan besar terbesar pula pada masa nya. Dengan ukuran otak yang masih kecil dibanding mahluk lainnya maka didapatkan hasil yang cukup mengagetkan bahwa dalam keadaan mengumpulkan makanan dan keperluan bumil, terdapat jejak yang menunjukkan rapat kelompok, ari air jangheh

3. Pitecanthropus Soloensis


Merupakan jenis-jenis manusia purba yang berasal dari solo tepatnya area ngandong. Selain dari aspek daratan, terdapat batas wilayah laut di Indonesia yang bagi negara kita sangat penting. Hal ini dikemukakan dalam batas laut Indonesia yang sudah menjadi ketetapan di kalangan internasional. Adapun ciri dari Pitecanthropus Erectus adalah :
Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.
Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.
Tinggi sekitar 165–180 cm.
Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).
Memiliki rahang bawah yang kuat.
Memiliki tulang pipi yang tebal.
Tulang belakang menonjol dan tajam.
Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.

4. Pitecanthropus Mojokertensis


Dalam hal yang dilakukan tanpa perlu mendalami jenis jenis manusia purba dan gambarnya, kita bisa tahu bahwa Eungene Dubois berhasil menjadi penemu fosil jenis ini di wilayah Mojokerto, sehingga beliau menamai fosil penemuannya menjadi sebuah temuan besar abad ini. Penggalian yang dilakukan di Mojokerto ini mau tidak mau merusak tulang tulang nya. Beberapa bagian nya menjadi hancur sehingga beberapa detil tidak terselamatkan sempurna. 10 Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia ini bisa menjadi bahan wawasan buat pribadi maupun siswa ajar.

ciri ciri manusia purba di indonesia pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan manusia modern. Mudah-mudahan berhasil bagi anda yang sedang menambah wawasan dengan membaca-baca artikel seperti ini. Hal ini perlu ditegaskan kembali bahwa konten dari manusia purba ini bukan merupakan sumber ilmiah kepustakaan. Lebih baik bila membutuhkan pustaka tentang manusia purba, jenis jenis manusia purba dan penjelasannya bisa menjadi solusi permasalahan anda.

5. Homo Floresiensis


Dari awal kita sudah meminjam berbagai tautan kata dari sumber. Untuk jenis homo ini memiliki kebiasaan dan gaya hidup yang kurang lebih sama dengan manusia sekarang. Bahkan pada masa itu jenis homo memiliki kesatuan dalam hal bertindak secara ciri-ciri manusia sebagai makhluk ekonomi. Pada masa tersebut tidak menggunakan alat-alat canggih, tetapi menggunakan batu sederhana yang kemudian di hampelas . Kedua, manusia jenis Homo ini sudah sadar akan keberadaan kita, atau manusia di sekitarnya. Sehingga akan timbul kesamaan ras.

Secara nama mungkin kita sedikit terkecoh, karena peneliti Belanda tersebut tidak menamakan fosil penemuannya dengan namanya, tetapi menggunakan nama tempat pada waktu penggalian arkeologisnya. Nama lain dari Homo mungkin bisa diartikan sebagai suatu kecenderungan seksual antara sesama laki-laki/ secara umum manusia jenis homo ini memiliki ciri khas :
Muka lebar dengan hidung yang lebar;
Mulutnya menonjol;
Dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus;
Bentuk fisiknya sudah seperti manusia sekarang;
Tingginya 130–210 cm;
Berat badan 30–150 kg;
Hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang lalu

6. Homo Wajakensis



Homo Wajakensis berarti homo yang berasal dari Wajak. Perselisihan antar kelompok masih menjadi masalah pada masa purba menjadikan tiap daerah memiliki bentuk fosil yang berbeda-beda pula. Kita hanya bisa memperkirakan seperti apa kehidupan sosialnya. Namun para ahli telah meneliti pengaruh letak geografis Indonesia terhadap keadaan alam dan iklim. Dengan begitu sejauh yang kita perkirakan, kehidupan sosial manusia purba bisa jadi tidak berbeda dengan keadaan sekarang kecuali dalam hal berkomunikasi.

Di Wajak inilah, yang bila di gambarkan dekat daerah Tumenggung Jawa Timur, pada tahun 1889 Eungene Dubois menemukan fosil manusia purba asli Indonesia. Penemuan ini merupakan penemuan penting, karena seolah menemukan keping puzzle yang hilang yang membuktikan adanya hubungan manusia dengan kera. Fosil-fosil manusia purba di Indonesia menjadi jembatan penghubung itu. Seperti dikemukanan dalam teori Darwin dalam bukunya 'The Descent Of Man' (asal usul manusia).

7. Homo Soloensis


Merupakan jenis manusia purba Homo yang ditemukan fosilnya di wilayah Solo pulau Jawa. Siapa saja yang meneliti manusia purba di indonesia? Yang paling terkenal tentunya Eungene Dubois, kemudian Van Koenigswald, kemudian ada Weidenreich. Berikut keterangan penelitian tentang manusia purba soloensis:
Dan peneliti peneliti lain yang mungkin catatanya tidak sebanyak peneliti yang disebutkan diatas.
Namun tentunya kontribusi para peneliti tersebut menjadikan khazanah bagi jenis-jenis manusia purba purba di Asia dan tentunya Dunia.

Sungai bengawan Solo merupakan jantung dari sebuah kehidupan primitif di masa lampau Indonesia. Banyaknya penemuan di kawasan ini menunjukkan kecenderungan manusia purba jaman dulu hidup dengan kedekatan pada sumber air. Belum ditemukannya sistem irigasi, seolah memaksa manusia purba untuk tidak jauh dalam memberikan intervensi. Dengan mempunyai tempat tinggal dekat sungai, memberikan keuntungan bagi manusia purba.Sponsors Link

8. Pitecanthropus Robustus


Adalah jenis Pitecanthropus yang memiliki rahang besar. Dengan adanya rahang besar tersebut, menurut peneliti jenis manusia purba ini memiliki kegemaran memakan tumbuhan. Kegunaan rahang yang besar adalah agar dalam mengunyah tumbuhan menjadi lebih mudah dan lebih cepat, sehingga bangsa ini lebih senang bila hidup sendiri. Berikut bentuk rupa dari manusia purba pitechanthropus robustus:
Bentuk rahang yang besar itu pula menunjukkan bahwa cakupan dari kapasitas mulut Pitecanthropus Erectus lebih besar dari manusia masa sekarang.
Kapasitas mulut tersebut memungkinkan manusia jenis ini memberikan jati dirinya. Diketahui bahwa manusia purba pada zaman itu
Bisa diartikan bahwa jenis manusia purba homo ini adalah kondisi alamiah jenis manusia Indonesia pada jaman sekarang. Yang membedakan tentunya waktu hidup dan cara berkomunikasi dalam interaksi sosial pada masa itu. Termasuk penggunaan alat bantu.

Manusia purba jenis ini sudah mulai mengedepankan akal dibanding insting. Dibuktikan dengan banyaknya peninggalan berupa batu, kapak batu, dan perkakas lainnya yang dipergunakan untuk menunjang dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu, juga pada titik titik temuan arkeologis, manusia purba jenis Homo ini tidak terlalu dekat dengan sungai, yang menandakan bahwa manusia purba jenis ini membuat sebuah tempat tinggal atau kawasan tempat tinggal yang nyaman meskipun tidak dekat sekali dengan sumber air. Yang pada masa itu adalah sungai.

9. Pitecanthropus Dubuis


Bila diartikan, jenis manusia kera berjalan tegak ini adalah jenis yang meragukan. Fosilnya ditemukan di Sangiran namun secara struktur tulang dan tengkoraknya tidak mutlak masuk dalam ciri meganthropus maupun pitecanthropus. Sumbangsih peneliti dari Belanda ini merupakan penemuan penting. Meskipun bagi rakyat Indonesia ekspedisi dan penggalian arkeologis tak ubahnya dengan pemaksaan dan penjajahan hak.

Bangsa kita yang dipaksa dan dipekerjakan sebagai tenaga penggali. Menurut catatan sejarah, banyak korban dari bangsa kita yang berjatuhan, namun dengan rapinya dan lihai, para peneliti Belanda dibantu dengan pemerintahan kolonial, berhasil membawa propaganda berupa penemuan fosil manusia purba ini, sehingga sistem kerja paksa dalam penggalian itu tidak begitu diangkat di hadapan publik. Dikarenakan banyak sekali temuan di daerah sungai Bengawan Solo, peneliti membagi lapisan tanah di daerah itu menjadi 3 lapisan yaitu :
Lapisan Jetis, dimana Pitecanthropus Robustus ditemukan atau kita kenal juga dengan nama lapisan pleistosen bawah Lapisan Trinil, dimana ditemukan Pitecanthropus Erectus. Lapisan ini kita kenal juga dengan nama lapisan pleistosen tengah.
Lapisan Ngandong, dimana Pitecanthropus Soloensis ditemukan. Dikenal juga dengan nama lapisan pleistosen atas.

Dengan karakteristik seperti itu, Meganthropus memiliki fisik yang kuat dan tegap. Dengan melimpahnya tumbuhan yang merupakan makanan utamanya. Diperkirakan oleh peneliti, Meganthropus hidup berkelompok dan cenderung menetap. Perubahan kehidupan sosial dan budaya tersebut memang tidak seperti kehidupan di zaman sekarang. Namun dengan penelitian yang intens dan benar, kehidupan sosial manusia purba bisa kita perkirakan.

Apalagi dukungan yang begitu banyak dan berpengaruh kepada Belanda, menyebabkan bangsa Indonesia sangat kesulitan dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Penyelesaian konflik antara Indonesia dan Belanda, tidak hanya melibatkan kedua negara tersebut, tetapi juga melibatkan negara-negara lain.Sponsors Link

10. Homo Sapiens


Bisa diartikan sebagai manusia cerdas. Berasal dari zaman holosen. Bentuk tubuh Homo Sapiens sudah menyerupai dengan bentuk orang Indonesia sekarang. Pada masa itu, golongan manusia ini sudah memiliki strukur organisasi dan pembagian tugas. Berdasarkan penelitian tersebut, tidak hanya bentuk fisik dari manusia purba, tetapi kehidupan sosialnya juga bisa kita kaji. Tentunya dengan penelitian yang intens dan dalam jangka waktu lama.

Homo Sapiens mereferensikan bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki kelebihan dalam hal akal. Dengan mempelajari tentang Homo Sapiens, kehidupan kita bisa bertambah dalam khazanah dan pengalaman dengan produk tertentu. Jenis manusia purba ini memiliki ciri sebagai berikut :
Volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc;
Tinggi badan antara 130 – 210 m;
Otot tengkuk mengalami penyusutan;
Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
Muka tidak menonjol ke depan;
Berdiri dan berjalan tegak,
Berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.

Dengan melihat spesifikasi diatas, maka bisa kita ketahui bahwa jenis Homo Sapiens sudah menggunakan akalnya. Meskipun dalam hal sederhana, tetapi jenis ini sudah memiliki karakteristik berburu. Tidak hanya mengumpulkan makanan seperti halnya jenis lain. Homo sapiens juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai banya ragam dan budaya serta ras. Dengan mentahnya teori evolusi pada masa sekarang ini, muncul asumsi bahwa 'manusia kera' adalah jenis manusia juga tetapi berbeda ras. Seperti halnya ras Asia, Afrika dan Eropa. Bahkan dengan sesama bangsa Asia pun memiliki keanekaragaman ras dan budaya. Secara telusur, menurut peneliti bahwa didapatkan leluhur manusia seperti ini :

Ras Mongoloid, berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus.
Ras Mongoloid ini menyebar ke Asia Timur, yakni Jepang, Cina, Korea, dan Asia Tenggara.
Ras Kaukasoid, merupakan ras yang berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan hidung mancung. Ras ini penyebarannya ke Eropa, ada yang ke India Utara (ras Arya), ada yang ke Yahudi (ras Semit), dan ada yang menyebar ke Arab, Turki, dan daerah Asia Barat lainnya.
Ras Negroid, memiliki ciri kulit hitam, rambut keriting, bibir tebal. Penyebaran ras ini ke Australia (ras Aborigin), ke Papua (ras Papua sebagai penduduk asli), dan ke Afrika.

Demikian 10 Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia yang sampai saat ini tertata rapi di Museum Nasional.

sumber : https://materiips.com/jenis-jenis-manusia-purba



Baca Artikel Terkait: