-->

Senin, 09 April 2018


Sebagian orang percaya bahwa langit itu berlapis  tujuh. Ini ada kaitannya dengan tujuh benda  langit yang memiliki jarak yang berbeda.  Maksudnya benda yang lebih cepat jaraknya  dianggap lebih dekat jaraknya, lalu akan  digambarkan seolah- olah benda-benda tersebut  berada pada lapisan langit yang berbeda-beda dan mereka mengelilingi bumi yang berada di tengah-tengah.


Di langit pertama ada Bulan, benda langit yang  bergerak cepat sehingga dianggap paling dekat. Langit yang kedua ditempati Merkurius (bintang  Utarid), Venus (bintang Kejora) berada ditempat  ketiga. Kemudian Matahari di posisi empat.  
Dilangit kelima ada Mars (bintang Marikh) langit ke  enam ada Jupiter (bintang Musytari) dan yang 
ketujuh ada Saturnus (bintang Ziarah) Inilah  keyakinan lama yang menganggap Bumi sebagai  pusat semesta. Orang-orang dahulu (khususnya  Romawi dan Yunani) juga percaya bahwa ketujuh  benda langit itu adalah dewa-dewa yang  memengaruhi kehidupan di Bumi. Pengaruhnya  bergantian dari jam ke jam, dengan urutan mulai  dari yang terjauh (menurut pengetahuan mereka) 
yaitu Saturnus, sampai yang terdekat yakni Bulan.

Pada jam 00.00, Saturnus-lah yang dianggap  berpengaruh pada kehidupan manusia. Karena  itu, hari pertama disebut Saturday (hari Saturnus)  dalam bahasa Inggris, atau Sabtu dalam bahasa  Indonesia.

Ternyata, jika kita menghitung hari sampai tahun  1 Masehi, tanggal 1 Januari tahun 1, memang  jatuh pada hari Sabtu. Bila diurut selama 24 jam,  jam 00.00 berikutnya jatuh pada Matahari. Maka  jadilah hari itu sebagai hari Matahari (Sunday)  Setelah Sun’s day adalah Moon’s day (Monday)  Hari berikutnya adalah Tiw’s day (Tuesday) Tiw  adalah nama Anglo-Saxon untuk Dewa Mars (dewa perang Romawi kuno) Berikutnya adalah Woden’s day (Wednesday)  Woden adalah nama Anglo-Saxon untuk Dewa  Merkurius (dewa perdagangan Romawi kuno)  Berikutnya lagi Thor’s day (Thursday) Thor adalah  nama Anglo-Saxon untuk Dewa Jupiter (dewa  Petir, raja para dewa Romawi) Terakhir adalah  Freyja’s day (Friday) Freyja adalah nama Anglo- Saxon untuk Dewi Venus (dewi kecantikan  Rowawi kuno) Jumlah hari yang ada tujuh itu, 
dalam bahasa Arab, nama-nama  harinya disebut berdasarkan urutan: satu, dua,  tiga, sampai tujuh. Yakni ahad, itsnain, tsalatsah,  arba ‘ah, khamsah, sittah, dan sab’ah. Bahasa Indonesia mengikuti penamaan Arab ini,  sehingga menjadi Ahad, Senin, Selasa, Rabu,  Kamis, Jum’at, dan Sabtu. Hari keenam disebut  secara khusus: Jum ‘at, sebab itulah penamaan  yang diberikan Allah di dalam Al-Qur ‘an, yang menunjukkan adanya kewajiban shalat Jum’at  berjamaah. Penamaan Minggu berasal dari  bahasa Portugis, (Dominggo) yang berarti hari  Tuhan. Ini berdasarkan kepercayaan Kristen  bahwa pada hari itu Yesus bangkit. Tetapi, Islam  tidak mempercayai hal itu (berbeda agama maka  beda pula  cerita yang diceritakan agama masing-masing)  sehingga Islam lebih menyukai pemakaian  “Ahad” daripada “Minggu” namun pada zaman  sekarang orang Islam pun cenderung  menyebutnya “Minggu” Dan Kenapa Hari Minggu  Selalu Libur? Tiap bangsa punya tradisi libur yang  berbeda. Bangsa Arab menganggap hari Jum’at  adalah hari untuk Ibadah sehingga bangsa Arab  libur. Lain lagi bangsa Yahudi yang menganggap  hari sabtu adalah hari ibadah, sehingga mereka libur pada hari Sabtu.

Tradisi libur di hari Minggu berasal dari tradisi  Romawi Kuno di Italia. Pada saat itu orang  Romawi Kuno beribadah di hari Minggu. Oleh  kerena itu,orang Romawi libur di hari Minggu.  Selain itu, orang Romawi libur di hari minggu. 

Selain itu, orang Romawi selalu menandai hari  libur dan hari penting lainnya dengan warna  merah. Waktu itu orang Romawi menguasai  banyak Negara di Eropa. Kekuasaan Romawi  sampai Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, dan lain-lain.

Tradisi libur di hari Minggu kemudian diterapkan  di Negara- Negara jajahan Romawi. Termasuk  Negara Belanda. Negara Belanda kemudian  menjajah Indonesia selama 350 tahun. Orang-orang Belanda di Indonesia menerapkan tradisi  libur di hari Minggu.

Sampai sekarang, tradisi libur di hari Minggu  masih dipakai di Indonesia. Alasannya, selama 6  hari orang sudah bekerja keras dan perlu libur. 
Pemerintah Indonesia menetapkan hari Minggu  sebagai libur Nasional. Kalender Indonesia juga  mewarnai hari libur lainnya dengan warna merah.  
Tradisi libur di hari Minggu tetap dipakai di  banyak Negara sampai sekarang. Termasuk juga 
menandai tanggal- tanggal penting dengan warna  merah.

Iklan



Baca Artikel Terkait: