-->

Rabu, 01 Maret 2023

 MAKALAH KELOMPOK

PENDIDIKAN AGAMA


Dosen pengampu: Afdal ilahi,S,P,d ,M,P,d


Disusun oleh :

Wahyu ilahi anwar siregar 22090002

Evander rerezky Amanda 22090001







FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN (IPTS)

TAHUN AJARAN 2023 / 2024


\ KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Denan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lg maha penyanyang kami oanjatkan puja dan puji syukur krhadiraynya yang lebih melimpahkan tahmad dan hidayah kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tanpa adanya suatu halangan apapun

Adapun makalah ini di buat semata mata untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuiah pendidikan agama islam.selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengertian pengaruh serta peran iman dan taqwa dan menghadapi problem dan tantangan kehidupan bagi para pembaca dan penulis

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih masih jauh dari kata sempurna.karena kesempurnaan haya milik Allah SWT oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari teman teman akan sangat membantu kami dalam memmperbaiki makalah ini

Wassalamu’alaikum Wr.Wb



















DAFTAR ISI


Daftar Isi Lembaran

COVER i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I  PENDAHULUAN 1

LATAR BELAKANG 1

RUMUSAN MASALAH 1

TUJUAN PENULISAN 1

BAB II PEMBAHASAN 2

 PENGERTIAN IMAN & TAQWA 2

DEFINISI ARTI FILSAFAT KETUHANAN 3

 PANDANGAN BARAT TENTANG TUHAN 5

 PANDANGAN ISLAM TENTANG TUHAN 6

 CONTOH PEMBUKTIAN TUHAN 8

 CONTOH ORANG BERIMAN & BERTAQWA 9

BAB III PENUTUP 13

KESIMPULAN 13

SARAN 13


DAFTAR FUSTAKA 14










BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Tuhan dipahami oleh manusia sebagai Zat Yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa, dan merupakan asas dari suatu kepercayaan dalam agama.Tuhan memiliki banyak definisi sehingga tidak memiliki kesepakatan dalam pendefinisian Tuhan, hal tersebut dikarenakan faktor konseptualisasi ketuhanan yang berbeda-beda.

Maka dari itu muncullah gagasan-gagasan tentang sosok Tuhan dengan sifat-sifat yang dimiliki-Nya, serta hakikat-hakikat Tuhan yang terus dipermasalahkan sampai sekarang. Sudah fitrahnya manusia sebagai seorang hamba yang mencari keberadaan sesosok Tuhan itu seperti apa dan bagaimana.

Karena manusia merupakan makhluk yang lemah serta terbatas, sehingga mencari tempat berlindung serta tempat yang dapat menuntunnya ke jalan yang benar.

Dengan demikian, muncullah sebuah agama yang dianggap sebagai tempat tuntuan dalam menemukan kebenaran Tuhan. Agama merupakan suatu kepercayaan akan keberadaan suatu kekuatan pengatur supranatural, yang menciptakan dan mengendalikan alam semesta. Yang selanjutnya dapat disimpulkan, bahwa agama merupakan suatu kepercayaan akan adanya 1 tuhan.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian iman & taqwa?

2. Apa itu arti definisi filsafat ketuhanan?

3. Bagaimana pandangan Barat tentang tuhan?

4. Bagaimana pandangan islam tentang tuhan?

5. Apa saja contoh pembuktian tuhan?

6. Apa saja contoh orang beriman & bertaqwa?

3. TUJUAN MAKLAH 

Berdasarahkan latar belakang dan rumusan masalah tujuan pembuatan makalah ini adalah 

1,menjelaskan pengertian iman dan taqwa kepada tuhan 

2.mendefinisikan tentanng arti filsafat ketuhan

3.menjelaskan pemikiran barat

4.menjelaskan bebarapa contoh pemikiran ummat islam 

5.menyebutkan beberapa contoh mengenai pembuktian wujud tuhan 

6.menyebutkan beberpa contoh tanda tanda orang beriman .




























BAB II

PEMBAHASAN


MENJELASKAN PENGERTIAN IMAN & TAQWA


Iman adalah keyakinan dalam hati diikrarkan dengan lisan dan diwujudkan dengan amal perbuatan,sedangkan Taqwa adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.

Yang kita lakukan dimuka bumi ini adalah beramal sholeh dalam bermasyarakat menjalin keakraban.Larangan-larangan Allah :Mendekati zinaBerjudiMinum minuman beralkoholPerbuatan kriminal dsb..Konsep Iman dalam Al-qur’an dan Al-haditTauhid uhudiyahKonsep Manusia dalam Islam

Basyar: sifat-sifat biologis manusiaInsan sifat psikologis atau spritual manusiaAnnas : makhluk sosial atau secara kolektifCiri-ciri orang beriman:Ketika mendengar pengajian hatinya akan bergetarSholat tepat waktuKetika berjanji dia tidak ingkarSuka menolongTujuan Penciptaan Manusia“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembahku ( Adz-jariat:56)Manusia menurut Murtadhu Mutahhari:Manusia sama seperti makhluk lain membutuhkan makan,minum,hidup,memiliki pasangan dan berkembang

Manusia memiliki sejumlah emosi seperti ingin untung dan tidak mau rugi.Manusia menyukai keindahan.Manusia memiliki dorongan untuk menyembah Tuhannya.Manusia memiliki kekuatan yang berlipat ganda dari pada makhluk lain.Manusia mampu mengenal dirinya maka dia akan cari tau siapa yang menciptakannya, bagaimana diciptakan dan untuk apa dia diciptakan.Keistimewaan dan Kelemahan ManusiaDiciptakan dalam bentuk dan keadaan yang sebaik-baiknya (At-tin (95):5)Dimuliakan dibandingkan dengan kebanyakan makhluk-makhluk lain. (al-Isra (17):70)

Amanat aniaya dan ingkar nikmat ( ibrahim (14):34)Bersifat keluh kesah lagi kikir (al maarij)(70):19)Manusia sangat banyak yang membantah ( al kahfi (18) :54)Tanggung jawab manusiaSebagai hamba : menyembah AllahSebagai khalifah: mengelola alam semestaFungsi dan Peran ManusiaBelajar (an-naml:15-16, almukmin:54).Mengajar (al-baqarah:31-39)Membudayakan ilmu (al mu’min:35)Potensi pendukung tugas khalifahKemampuan untuk mengetahui sifat-sifat fungsi, dan kegunaan segala macam benda. (al-baqarah(2):31)

Ditundukannya bumi langit dan segala isinya. Binatang-binatang(al jaatsiyah (45) :12-1Diberinya akal pikiran serta panca indra (al mulid (67):23)

DEFINISI FILSAFAT KETUHANAN

Tuhan dipahami oleh manusia sebagai Zat Yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa, dan merupakan asas dari suatu kepercayaan dalam agama.Tuhan memiliki banyak definisi sehingga tidak memiliki kesepakatan dalam pendefinisian Tuhan, hal tersebut dikarenakan faktor konseptualisasi ketuhanan yang berbeda-beda.

Maka dari itu muncullah gagasan-gagasan tentang sosok Tuhan dengan sifat-sifat yang dimiliki-Nya, serta hakikat-hakikat Tuhan yang terus dipermasalahkan sampai sekarang. Sudah fitrahnya manusia sebagai seorang hamba yang mencari keberadaan sesosok Tuhan itu seperti apa dan bagaimana.Karena manusia merupakan makhluk yang lemah serta terbatas, sehingga mencari tempat berlindung serta tempat yang dapat menuntunnya ke jalan yang benar.

Dengan demikian, muncullah sebuah agama yang dianggap sebagai tempat tuntuan dalam menemukan kebenaran Tuhan. Agama merupakan suatu kepercayaan akan keberadaan suatu kekuatan pengatur supranatural, yang menciptakan dan mengendalikan alam semesta. Yangselanjutnya dapat disimpulkan, bahwa agama merupakan suatu kepercayaan akan adanya Tuhan1

Filsafat ketuhanan merupakan sebuah pemikiran tentang Tuhan dengan menggunakan akal budi, dengan memakai pendekatan yang disebut filosofis.Sehingga dapat dikatan bahwa filsafat ketuhanan merupakan pemikiran para manusia tentang Tuhan dengan menggunakan akal budi manusia.

Adapun usaha ini bukan usaha untuk menemukan Tuhan secara mutlak, namun usaha untuk mencari kebenaran kebenaran Tuhan dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan manusia untuk sampai pada kebenaran Tuhan.

1 Muhammad Noor,”Filsafat Ketuhanan”, Jurnal Humaniora Teknologi, 3 (Oktober 2017) Dalam agama Islam, upaya manusia untuk mengenal Tuhan atau Allah disebut ma’rifatullah. Ma’rifatullah ini memerlukan proses pendidikan secara bertahap agar dapat membedakan mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah), prosesnya yakni :

Pertama, kita mengenal Allah melalui nama nama dan sifat sifat-Nya. Dari ini kita dapat memahami serta mengerti nama dan sifat sifat Allah, sehingga kita dapat mengetahui bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah dan sampai pada kebenaran Allah.

Kedua, dengan Tauhidullah yang artinya mengesakan Allah, yang brarti mengimani bahwa Allah SWT Maha Esa serta tidak ada sesuatu yang setara dengan-Nya dan hanya satu satunya yang berhak disembah.

Keberadaan Allah SWT ini sudah tidak dapat diragukan lagi, banyak bukti bukti yang dapat kita temui dalam lingkungan hidup sekitar kita sebagai bukti adanya keberadaan Allah SWT.Cntohnya saja hujan, dengan hujan kita dapat melihat dan membandingkan semula tanah yang kering menjadi basah, semula tanaman yang mati karena kekeringan menjadi hidup karena terkena air hujan.

Dari sini kita dapat menilai bahwa ada yang mengatur segala hal dalam kehidupan didunia ini, hal ini sesuai dengan sifat Allah yang bernama Al-Waali yang berarti Maha Mengatur dan Melindungi, dari sini kita dapat menilai bahwa keberadaan Allah SWT tidak diragukan lagi.

Dari sini kita dapat mengerti bahwa filsafat ketuhanan memberikan petunjuk serta pelajaran bagi umat manusia untuk mengenal tuhannya dengan menggunakan akal pikirannya serta kebenarannya yang dapat dibuktikan secara nyata atau ilmiah dan sesuai dalam kitab suci agama. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa “Tuhan itu ada dan Tuhan

Itu Maha Esa” (*)

MENJELASKAN PANDANGAN BARAT TENTANG TUHAN

Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana yang lambat laun meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh E. B. Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan Javens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme adalah sebagai berikut:

a. Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan.Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda.Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu) dan syakti (India). Mana adalah kekuatan gaib yang tidak dapat dilihat atau ditangkap indra dengan pancaindra. Oleh karena itu, dianggap sebagai sesuatu yang misterius. Meskipun nama tidak dapat ditangkap dengan indra, tetapi ia dapat dirasakan pengaruhnya.

b. Animisme

Masyarakat primitif pun mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya.Setiap benda yang dianggap benda baik, mempunyai roh.Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati.Oleh karena itu, roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak senang apabila kebutuhannya dipenuhi.Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena efek negatif dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh.Saji-sajian yang sesuai dengan saran dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.

c. Politeisme

Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya.Ada dewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yang membidangi angin dan lain sebagainya.

d. Henoteisme.

Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan. Oleh karena itu, dari dewa dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif (tertentu).Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan. Namun, terkadang manusia masih mengakui Tuhan (llah) bangsa lain. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan tingkat nasional).

e. Monoteisme

Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme.Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional.Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham, yaitu deisme, panteisme, dan teisme.

Evolusionisme dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaimana dinyatakan oleh Max Muller dan EB.

PANDANGAN ISLAM TENTANG TUHAN

Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau Ilmu Ushuluddin di kalangan umat Islam, timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wa Sallam. Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan ada pula yang bersifat di antara keduanya.Sebab, timbulnya aliran tersebut adalah karena adanya perbedaan metodologi dalam memahami Alquran dan Hadis dengan pendekatan kontekstual sehingga lahir aliran yang bersifat tradisional. Sedangkan sebagian umat Islam yang lain memahami dengan pendekatan antara kontekstual dengan tekstual sehingga lahir aliran yang bersifat antara liberal dengan tradisional. Ketiga corak pemikiran ini telah mewarnai sejarah pemikiran ilmu ketuhanan dalam Islam. Aliran tersebut, di antaranya:

a. Mu'tazilah, yang merupakan kaum rasionalis di kalangan muslim, serta menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan dalam Islam. Orang Islam yang berbuat dosa besar, tidak kafir dan bukan mukmin.la berada di antara posisi mukmin dan kafir (manzilah bainal manzilatain).

Dalam menganalisis ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu logika Yunani, satu sistem teologi untuk mempertahankan kedudukan keimanan.Hasil dari paham Mu'tazilah yang bercorak rasional ialah muncul abad kemajuan ilmu pengetahuan dalam Islam.Namun, kemajuan ilmu pengetahuan akhirnya menurun dengan kalahnya mereka dalam perselisihan dengan kaum Islam ortodoks.Mu'tazilah lahir sebagai pecahan dari kelompok Qadariah, sedang Qadariah adalah pecahan dari Khawarij.

b. Qodariah, yang berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat. Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia akan beriman kepada Allah atau tidak, dan hal tersebut yang membuat manusia harus bertanggung jawab atas perbuatannya.

c. Jabariah, yang merupakan pecahan dari Murji'ah berteori bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku manusia ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan.

d. Asy'ariyah dan Maturidiyah, yang pendapatnya berada di antara Qadariah dan Jabariah. Semua aliran itu mewarnai kehidupan pemikiran ketuhanan dalam kalangan umat Islam periode masa lalu.Pada prinsipnya, aliran-aliran tersebut di atas tidak bertentangan dengan ajaran dasar Islam. Oleh karena itu, umat Islam yang memilih aliran mana saja di antara aliran-aliran tersebut sebagai teologi mana yang dianutnya, tidak menyebabkan ia keluar dari Islam. Menghadapi situasi dan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini, umat Islam perlu mengadakan koreksi ilmu berlandaskan Alquran dan sunah Rasul, tanpa dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu.Di antara aliran tersebut yang nampaknya lebih dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan etos kerja adalah aliran Mu'tazilah dan Qadariah.

3. Tuhan Menurut Agama-Agama Wahyu

Pengkajian manusia tentang Tuhan, yang hanya didasarkan atas pengamatan dan pengalaman serta pemikiran manusia, tidak akan pernah benar. Sebab Tuhan merupakan sesuatu yang gaib. Segala informasi tentang Tuhan yang hanya berasal dari manusia, biarpun dinyatakan sebagai hasil renungan maupun pemikiran rasional, tidak akan benar. Informasi tentang asal-usul kepercayaan terhadap Tuhan antara lain tertera dalam QS. Al-Anbiyaa: 92.   


  Artinya, "Sesungguhnya agama yang diturunkan Allah adalah satu, yaitu agama Tauhid.Oleh karena itu seharusnya manusia menganut satu agama, tetapi mereka telah berpecah belah.Mereka akan kembali kepada Allah dan Allah akan menghakimi mereka."

(QS. Al-Anbiya: 92)

Ayat tersebut di atas memberi petunjuk kepada manusia bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan konsep tentang ajaran ketuhanan sejak zaman dahulu hingga sekarang.Melalui Rasul-rasul-Nya, Allah memperkenalkan dirinya melalui ajaran-Nya, yang dibawa para Rasul, Adam sebagai Rasul pertama dan Muhammad sebagai yang terakhir.

Jika terjadi perbedaan-perbedaan ajaran tentang ketuhanan di antara agama-agama adalah karena perbuatan manusia. Ajaran yang tidak sama dengan konsep ajaran aslinya, merupakan manipulasi dan kebohongan manusia yang teramat besar. (QS. Al-Maidah: 72)


  Artinya, Al-Masih berkata, "Hai Bani Israil sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti mengharamkan kepadanya surga, dan tempat mereka adalah neraka."

 

(QS. Al-Maidah: 72)

(Surat 21, al-Anbiya: 92)

 

QS. Al-Ikhlas: 1-4,

 

Artinya, Katakanlah, "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.Allah adalah Tuhan yang bergantung pada-Nya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia."

(QS. Al-Ikhlas: 1-4)

 

Dari ungkapan ayat-ayat tersebut, jelas bahwa Tuhan adalah Allah. Kata Allah adalah nama isim jumid atau personal name. Merupakan suatu pendapat yang keliru, jika nama Allah diterjemahkan dengan kata "Tuhan", karena dianggap sebagai isim musytaq.

WUJUD PEMBUKTIAN TUHAN

Pembuktian empiris atas keberadaan Tuhan akan sia-sia belaka karena ia tak beranjak dari karakter kemakhlukan: materi. Benarkah Tuhan itu ada?Ini adalah pertanyaan beberapa orang yang meragukan keberadaan Tuhan sebab eksistensi Tuhan tak dapat diobservasi dan tak dapat pula dideteksi keberadaannya melalui serangkaian alat-alat modern. Mencari Tuhan dengan metode empiris seperti itu takkan membuahkan hasil sebab Tuhan itu memang ghaib, wujudnya sama sekali tak dapat diakses atau diindra. Karena itulah, untuk membuktikan keberadaan Tuhan bukan dengan melakukan serangkaian tes yang bersifat indrawi tetapi dengan penarikan kesimpulan yang bersifat rasional.   Bila kita melihat jagat raya ini,

kita lihat semuanya punya garis merah yang sama, yaitu semua serba berubah. Tak ada yang tak berubah di jagat raya ini, bahkan hal yang kita sangka tak pernah berubah pun ternyata berubah seiring waktu.Semua hal mengalami masa sebelum, sedang, dan setelah.Semua berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya.Bila demikian, maka dengan pasti kita tahu bahwa segala yang ada di jagat raya ini punya permulaan.   Seperti halnya kita tak tahu kapan tetangga kita dilahirkan, akan tetapi kita tahu pasti bahwa dia punya tanggal lahir. Kita juga tak tahu dengan pasti kapan planet ini dan segala isinya diciptakan, tapi kita tahu dengan pasti bahwa ia ada awal mulanya. Demikian juga dengan seluruh bintang, planet, galaksi, atau apa pun namanya, bagaimanapun bentuknya, kita tahu dengan pasti bahwa 

semuanya berawal dari sebuah titik yang mengubahnya dari kondisi tidak ada menjadi ada.   Selain itu, kita lihat bahwa segala yang ada di dunia ini juga punya sifat dan karakter khusus; benda-benda besar di jagat raya mempunyai gaya tarik yang kita sebut gravitasi, api mempunyai karakter membakar, es mempunyai karakter dingin, batu mempunyai karakter keras dengan bentuk tertentu, gelombang punya karakter merambat dan menembus, air punya karakter cair, dan begitu juga pohon, udara, dan segala makhluk hidup punya karakternya masing-masing. Segala karakter ini pun saling melengkapi dan membentuk sistem kehidupan yang saling menopang satu sama lain. Meski kita tak tahu dengan detail bagaimana semua itu terbentuk, tapi kita bisa memastikan bahwa seluruh sifat dan karakter itu dibentuk dan dirancang dengan penuh kesadaran oleh aktor yang berada di luar jangkauan kita sebab mustahil hal yang begitu rumit terjadi dengan sendirinya dan membentuk sistem yang begitu hebatnya.   

Ketika melihat keberadaan dinding dari batu bata di tengah hutan, kita bisa menyimpulkan dengan pasti bahwa dinding itu dirancang dan dibuat oleh suatu makhluk berkesadaran, bukan oleh angin, air, panas mentari, pohon-pohon atau gempa bumi.Padahal susunan dinding batu bata sangat sederhana, tetapi akal kita menolak ketika ada yang mengatakan bahwa dinding itu tercipta dengan sendirinya.Maka bagaimana mungkin kita sanggup mengatakan bahwa jagat raya ini ada dengan sendirinya?   Bila demikian, maka sampailah kita pada pertanyaan paling penting, siapakah aktor yang membuat semuanya ada dari tiada?Siapakah yang merancang dan membentuk seluruh karakter yang kita lihat di setiap hal di jagat raya ini?

jawabannya tak lain dan tak bukan adalah Tuhan. Meskipun kita tak pernah melihatnya, tetapi kita tahu dengan pasti bahwa Tuhan itulah penyebab utama dari segala keberadaan di alam semesta.Keberadaannya adalah pasti dan tak bisa didebat lagi.   Keberadaan Tuhan inilah yang disebut para ulama sebagai "wajibul wujud", keberadaan yang pasti, harus, dan tak bisa disangkal. Adapun keberadaan selain tuhan sifatnya hanya "mumkinul wujud", yakni sesuatu yang keberadaannya relatif dalam arti bisa saja ada dan boleh juga tidak ada.Tak ada alasan yang memastikan bahwa kita ini harus ada, planet ini harus ada, dan segala hal di semesta harus ada. Tapi Tuhan harus ada sebab keberadaannya merupakan keniscayaan dari seluruh keberadaan hal lain yang sudah ada ini. Inilah yang membedakan antara keberadaan Tuhan dan keberadaan selain Tuhan.Meskipun semua sama-sama ada, tapi pada hakikatnya keberadaan keduanya jauh berbeda.   Lalu siapa yang mencipta Tuhan dan memberikan karakter ketuhanan pada-Nya? Ini pertanyaan konyol yang hanya akan membuat lingkaran tak berujung yang pasti mustahil. Ketika kita melihat orang lain, kita tahu bahwa dia punya bapak, bapaknya punya bapak dan demikian seterusnya tapi haruslah ada ujung dari semua rantai kebapakan itu di mana ujung rantai itu tak punya bapak lagi. Bapak paling tua itu yang lewat bocoran wahyu kita kenal sebagai Adam. Demikian juga seluruh hal lainnya harus punya ujung pertama di mana ujung pertama itu tak berasal dari apa pun. Yang paling ujung dari semua penciptaan adalah Tuhan dan pastilah Tuhan itu sendiri tak diciptakan, tak dirancang, tak disusun, tak dibentuk, dan memang sudah ada tanpa awal mula.

TANDA-TANDA ORANG BERIMAN

Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 25:

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا۟ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا۟ هَٰذَا ٱلَّذِى رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا۟ بِهِۦ مُتَشَٰبِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَآ أَزْوَٰجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Artinya: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 25)

Ayat diatas menjelaskan keutamaan menjadi orang yang beriman yakni termasuk golongan penghuni surga. Orang yang beriman akan dapat menikmat beragam kenikmatan surga.

Setelah mengetahui arti orang beriman dan keutamaan menjadi orang yang beriman yakni golongan penghuni surga. Lantas bagaimana ciri ciri orang beriman, berikut ciri-cirinya:

1. Bila disebut nama Allah begetar hatinya

ciri-ciri orang beriman surah al-Anfal ayat 2 ini menerangkan ketika disebut nama Allah Swt, maka begetar hatinya. Allah Swt berfirman:

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”

2. Selalu bertaubat

Sesungguhnya setiap orang memiliki salah yang tidak diketahui ada salah yang diketahui. Tentunya, dalam hal ini sebaik-baik orang yang bersalah atau berdosa yakni kembali kepada Allah dengan cara taubat.

Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah An-Nur ayat 31:

وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31)

3. Senantiasa beribadah

Sungguh Allah Swt telah memberikan nikmat yang banyak kepada hambanya, oleh karena itu hendaknya senantiasa mengabdikan diri dan beribadah kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱرْكَعُوا۟ وَٱسْجُدُوا۟ وَٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمْ وَٱفْعَلُوا۟ ٱلْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS. Al-Hajj: 77)

4. Berzikir atau memuji Allah Swt

Allah Swt berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 41:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”(QS. Al-Ahzab: 41).

5. Sabar

Sabar menjadi salah satu ciri ciri orang beriman, Allah Swt berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 153:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).

6. Besyukur

Setelah sabar orang yang beriman itu senantiasa bersyukur, hal ini sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 152:

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)

7. Memulyakan anak yatim

Allah Swt berfirman dalam surah An-Nisaa ayat 36:

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ

Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki.Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. An-Nisaa: 36).

8. Menjauhkan diri dari hal sia-sia

Allah Swt berfirman:

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ‎

Artinya: “dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang sia-sia.” (QS. Al-Mukminun 23: 3)

9. Membaca Al-Quran

Mendengarkan dan membacakan al-Quran termasuk ciri ciri orang yang beriman. Sebab keutamaan mendengarkan bacaan Al-Quran akan menambah iman kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman:

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا‎

Artinya: “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya).” (QS. Al-Anfal: 2)

10. Beramal saleh

Hal ini diterangkan dalam firman Allah Quran surah Al-Maidah ayat 9:

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ۙ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ

Artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Maidah: 9).

11. Ikhlas

Allah Swt berfirman:

إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُوا۟ وَأَصْلَحُوا۟ وَٱعْتَصَمُوا۟ بِٱللَّهِ وَأَخْلَصُوا۟ دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۖ وَسَوْفَ يُؤْتِ ٱللَّهُ ٱلْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا

Artinya: “Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (QS. An-Nisa: 146)

12. Amanah

Allah Swt berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 72:

إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72)

Demikianlah ciri-ciri orang beriman lengkap dengan dalil.Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang beriman.












BAB III

PENUTUP

1.KESIMPULAN

Pengaruh iman dalam kehidupan manusia akan membawa kepada hal-hal yang baik. Iman akan mengantarkan manusia pada perbuatan yang terpuji dan mendekatkan diri kepada sang pencipta. Salah satu pengaruh Iman kepada Allah, adalah menjauhkan seseorang dari perbuatan maksiat, karena ketika di dalam hatinya telah ada benteng dan landasan (iman) yang kuat maka tidak ada yang bisa menyingkirkannya, baik itu dari godaan setan atau pengaruh nafsu. Taqwa adalah takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan tidak melanggar dengan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa. Sedangkan pengaruh taqwa kepada manusia yaitu mudah menghadapi segala problem yang ada, selektif dalam bertindak, dan mudah untuk meminta maaf.

2.SARAN

Sebagai makhluk Allah SWT manusia diperintahkan untuk beriman dan bertaqwa agar terhindar dari maksiat,karena jika manusia tidak beriman dan bertaqwa maka akan mudah terjerumus melakukan perbutan dosa.cara agar manusia selalu beriman dan bertaqwa yaitu dengan cara menjaga sholat wajib 5 waktu,dan menjadikan al-qur’an sebagai pedoman hidup,dan peduli sesama.















DAFTAR PUSTAKA










Baca Artikel Terkait: