-->

Jumat, 10 Maret 2023

 MAKALAH

PENGEMBANGAN PENGALAMAN BELAJAR 



DOSEN PENGAMPU :AFDHAL ILAHI, S.Pd.I, M.Pd













DISUSUN

OLEH 

KELOPOK 2: 



NAMA : 1.ELISA DEWI PITRI SIREGAR (22140117)

2. LILI PARAMITA HARAHAP (22140127)

SEMESTER : II (Dua)

PRODI : PGSD

MATA KULIAH : STRATEGI PEMBELAJARAN 








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA  INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN

TA.2023



KATA PENGANTAR


Puji kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Harapan kami  semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pemabaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih  baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangatlah kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan–masukan yang bersifat membangun untuk kesempuranaan makalah ini.


                                                                         Padangsidimpuan,   Februari 2023




    Penulis 
















DAFAR ISI


KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) 3

Karakteristik Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) 3

Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential-

 Learning) 4

Tahap-tahap Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 5

Tahapan PengembanganPengalaman Belajar 6

Pertimbangan-Pertimbangan Menentukan Pengalaman Belajar 7

BAB III PENUTUP

Kesimpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11







BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah 

Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Pengalaman merupakan serangkaian proses dan peristiwa yang dialami oleh seseorang dalam kehidupannya yang terjadi pada suatu waktu. Pengalaman belajar merupakan serangkaian proses dan peristiwa yang dialami oleh setiap individu khususnya siswa dalam ruang lingkup tertentu (ruangan kelas) sesuai dengan metode ataupun strategi pembelajaran yang diberikan oleh masing-masing pendidik. Setiap guru memiliki strategi mengajar yang berbeda dalam setiap mata pelajaran sehingga hal ini dapat mengisi pangalaman belajar siswa. Misalnya disuatu lembaga pendidikan terdapat tiga orang guru biologi, dimana ketika akan membahas konsep respirasi ketiga guru ini sepakat untuk menggunakan starteginya masing-masing.

Guru pertama menggunakan metode ceramah, guru kedua menugaskan kepada siswanya untuk membaca buku dan guru ketiga menggunakan metode demonstrasi. Dari ketiga metode tersebut masisng-masing memiliki potensi dalam berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir.Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan belajar di antaranya adalah guru dan siswa.Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang profesional dalam membelajarkan siswa-siswanya.

Pengalaman belajar erat kaitannya dengan pengembangan keterampilan proses. Makin aktif siswa secara intelektual, manual dan sosial tampaknya makin bermakna pengalaman belajar siswa. Dengan melakukan sendiri, siswa akan lebih menghayati. Hal itu berbeda jika hanya dengan mendengar atau sekedar membaca.Ada ungkapan yang sering dilontarkan dalam dunia pendidikan yaitu “Pengalaman adalah guru yang paling baik” dimana melalui pengalaman yang nyata seseorang belajar.Begitupula dengan belajar sains atau biologi.



Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

Menjelaskan Pengertian Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning)! 

Menjelaskan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning)! 

Menjelaskan Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning)! 

Menjelaskan Tahap-tahap Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning)! 

Menjelaskan Tahapan PengembanganPengalaman Belajar!

Menjelaskan Pertimbangan-Pertimbangan Menentukan Pengalaman Belajar!


Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah dapat mengetahui:

Untuk Mengetahui Pengertian Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) 

Untuk Mengetahui Karakteristik Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) 

Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 

Untuk Mengetahui Tahap-tahap Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 

Untuk Mengetahui Tahapan PengembanganPengalaman Belajar

Untuk Mengetahui Pertimbangan-Pertimbangan Menentukan Pengalaman Belajar.







BAB II

PEMBAHASAN


Pengertian Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) 

pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) yaitu prinsip pembelajaran dengan melakukan (learning by doing). Metode ini berbeda dengan apa yang disebut dengan istilah “belajar dari pengalaman (learning from experience)” karena konteks “pengalaman” dalam metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) adalah berbeda. Usher dan Solomon menyatakan bahwa pengalaman dalam konteks “learning from experience” diinterpretasikan sebagai segala bentuk kejadian yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pengalaman dalam konteks “learning from experience” merupakan sebuah pengalaman tertentu yang di dalamnya terdapat pengetahuan yang disampaikan dengan suatu pendekatan tertentu seperti observasi dan refleksi. 

Metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) merupakan suatu metode pembelajaran yang bertujuan mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai juga sikap melalui pengalaman secara langsung. Oleh sebab itu, metode pembelajaran ini akan berfungsi ketika siswa berperan serta dan bersikap kritis dalam melakukan kegiatan. Setelah itu, mereka mendapatkan pemahaman serta menuangkan dalam bentuk lisan maupun tulis sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) menggunakan pengalaman sebagai kasalisator untuk menolong siswa me-ngembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajaran.


Karakteristik Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) 

Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiental Learning) memiliki enam karakteristik utama, yaitu sebagai berikut. 

Belajar terbaik dipahami sebagai suatu proses. Tidak dalam kaitannya dengan hasil yang dicapai. 

Belajar adalah suatu proses berkelanjutan yang didasarkan pada pengalaman. 

Belajar memerlukan resolusi konflik-konflik antara gaya-gaya yang berlawanan dengan cara dialektis. 

Belajar adalah suatu proses yang holistik. 

Belajar melibatkan hubungan antara seseorang dan lingkungan. 

Belajar adalah proses tentang menciptakan pengetahuan yang merupakan hasil dari hubungan antara pengetahuan sosial dan pengetahuan pribadi.


Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 

prinsip-prinsip experiential learning berdasarkan pada teori Kurt Lewin sebagai berikut. 

Experiential learning yang efektif akan mempengaruhi cara berpikir siswa, sikap dan nilai-nilai, persepsi dan perilaku siswa. 

Siswa lebih mempercayai pengetahuan yang mereka temukan sendiri daripada pengetahuan yang diberikan orang lain.

Belajar akan efektif bila merupakan sebuah proses yang aktif. Pada saat siswa mempelajari sebuah teori, konsep atau mempraktikkan dan mencobanya, maka siswa akan memahami lebih sempurna dan mengintegrasikannya dengan apa yang dipelajari sebelumnya akan dapat mengingatnya lebih lama. 

Perubahan hendaknya terpisah-pisah antara kognitif, afektif, dan perilaku, tetapi ketiga elemen tersebut merupakan sebuah sistem dalam proses belajar yang saling berkaitan satu sama lain, teratur dan sederhana. Mengubah salah satu dari ketiga elemen tersebut menyebabkan hasil belajar tidak efektif. 

Experiential learning lebih dari sekedar memberi informasi untuk pengubahan kognitif, afektif maupun perilaku mengajarkan siswa untuk dapat berubah tidak berarti bahwa mereka mau berubah. Memberi alasan mengapa haris berubah tidak cukup untuk menghasilkan penguasaan dan perhatian pada materi, tidak cukup mengubah sikap dan meningkatkan keterampilan sosial. Experiential learning merupakan proses belajar yang membutuhkan minat belajar pada siswa terutama untuk melakukan perubahan yang diinginkan. 

Pengubahan persepsi tentang diri sendiri dan lingkungan sangat diperlukan sebelum melakukan pengubahan pada kognitif, afektif, dan perilaku. Tingkah laku, sikap dan cara berpikir seseorang ditentukan oleh persepsi mereka.

Perubahan perilaku akan bermakna bila kognitif, afektif, dan perilaku itu sendiri tidak berubah. Keterampilan-keterampilan baru mungkin dapat dikuasai atau dipraktikkan, tapi tanpa melakukan perubahan atau belajar terus-menerus maka ketrampilan-ketrampilan tersebut akan menjadi luntur atau hilang


Tahap-tahap Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 

Menurut Kolb terdapat lima tahapan pembelajaran dalam metode experiential learning yaitu: experience, publishing, processing, generalize dan applying. Berikut ini merupakan penjelasan dari lima tahap siklus experiential learning

Experience (pengalaman) memiliki pengalaman baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini lebih mengutamakan interaksi dengan lingkungan, serta menghasilkan informasi yang melibatkan feeling atau perasaan. Siswa akan merasakan tahap ini seperti permainan yang menyenangkan.

Publishing atau sharing (pengolahan data) pada tahap ini, siswa mengingat apa yang dialami, melaporkan segala seuatu yang mereka lihat. Hal ini dilakukan bersama dengan anggota kelompok atau dalam kelas. Tujuannya adalah untuk menyediakan data untuk analisis nanti. Pengamatan dan reaksi dapat direkam dalam beberapa cara, yaitu: laporan tertulis, posting di kertas atau papan tulis, laporan lisan, laporan email atau halaman web, sebuah diskusi bebas atau dengan wawancara.

Processing (pengolahan data) tahap ini melibatkan data sharing dari tahap kedua, data hasil sharing ini harus diolah dan harus sistematis. Teknik yang dapat digunakan seperti: mencari tema-tema umum, mengelompokkan pengalaman, menyesuaikan kuisioner, menemukan pola-pola peristiwa atau perilaku. Intinya bukan hasil yang dicari akan tetapi responnya yang dicari

Generalize (penyamarataan) menyimpulkan, berarti dapat menjawab pertanyaan “jadi apa?”, langkah ini menimbulkan pertanyaan “apa yang telah saya pelajari?” atau “apa yang saya mulai pelajari?”. Setelah data dianalisis dapat diambil kesimpulan tentang pentingnya apa yang telah dipelajari melalui pengalaman. Untuk menyimpulkan ada beberapa cara, yaitu: merekam kesimpulan siswa tentang bagaimana siswa belajar dan haslnya dapat digunakan dalam konteks baru atau menulis kesimpulan siswa di kertas atau papan tulis.

Applying (menerapkan, menggunakan hasil generalisasi atau hasil pembelajara dalam situasi baru). Tahap ini adalah alasan untuk tahap lainnya. Belajar dari pengalaman harus memiliki nilai optimal.


Tahapan PengembanganPengalaman Belajar

Ada tiga tahapan dalam pengembangan pengalaman belajar yaitu: Tahap prainstruksional, tahap instruksional, tahap penilaian dan tindak lanjut. Ketiga tahapan tersebut harus ditempuh pada setiap saat melakasanakan pengajaran. Jika, satu tahapan tersebut ditinggalkan maka pengalaman belajar siswa tidak akan sempurna.

Tahap Prainstruksional

Tahap ini adalah tahapan yang ditempuh oleh guru pada saat ia memulai proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh siswa seperti,

Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir.

Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya.

Mengajukan pertanyaan kepada siswa dikelas atau siswa tertentu tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya.

Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya.

Mengulangi kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi mencakup semua aspek yang telah dibahas sebelumnya.

Tujuan ini pada hakikatnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan pelajaran hari itu.

Tahap Instruksional

Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti yakni tahapan memberikan pengalaman belajar pada siswa. Tahap instruksional akan sangat tergantung pada strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Secara umum dapat didefinisikan beberapa kegiatan yaitu:

Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.

Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu.

Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi.

Ada setiap pokok materi yang dibahas sebaliknya diberikan conto-contoh konkret.

Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi yang sangat diperlukan.

Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi.

Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut

Tujuan tahap ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahap kedua (Instruksional).

Ketiga tahap yang sudah dibahas, merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh.


Pertimbangan-Pertimbangan Menentukan Pengalaman Belajar

Sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai

Dalam system perencanaan dan desain pembelajaran tujuan merupakan komponen utama dan pertama yang harus dipikirkan oleh seorang desainer pembelajaran. Sehingga apa yang harus dilakukan guru dan siswa diarahkan untuk mencapai tujuan itu. Dilihat dari domainnya tujuan itu terdiri atas tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sesuai dengan jenis bahan atau materi pelajaran

Pengalaman belajar yang direncanakan dan didesain harus memerhatikan karakteristik materi pelajaran baik dilihat dari kompleksitas materi maupun pengemasannya.

Ketersediaan Sumber Belajar

Selain pertimbangan tujuan dan isi bahan pelajaran, seorang desainer pembelajaran dalam menentukan pengalaman belajar juga harus memerhatikan ketersediaan sumber belajar yang dapat digunakan.

Pengalaman Belajar Harus Sesuai dengan Karakteristik Siswa

Kondisi dan karakteristik siswa merupakan salah satu hal pertimbangan yang harus diperhatikan, baik menyangkut minat dan bakat siswa, kecenderungan gaya belajar maupun kemampuan dasar yang dimiliki siswa.

Ada sejumlah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan manakala kita akan mengembangkan pengalaman belajar yaitu,

Berorientasi pada tujuan

Dalam system pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.Efektivitas pengembangan pengalaman belajar ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Aktivitas

Pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

Individualitas

Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.Oleh sebab itu pengalaman belajar dirancang untuk setiap individu siswa.

Integritas

Oleh karena itu merancang pengalaman belajar siswa harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegitas.

Ada sejumlah prinsip khusus untuk merancang pengalaman belajar yaitu:

interaktif

Inspiratif

Menyenangkan

Menantang

Motivasi



























BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pengalaman belajar (learning experiences) adalah sejumlah aktivitas siswa yang di lakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak di capai. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.

Ada beberapa manfaat pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dalam membangun dan meningkatkan kerjasama kelompok sebagai berikut. 

Menumbuhkan rasa saling membutuhkan antara sesama anggota kelompok. 

Membantu memecahkan masalah dan berani mengambil keputusan. 

Menumbuhkan bakat yang tersembunyi. 

Mampu menumbuhkan rasa empati antar sesama anggota kelompok. 

Manfaat pembelajaran berbasis pengalaman secara individual, antara lain adalah sebagai berikut.

Menumbuhkan rasa percaya diri. 

Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan dapat memecahkan masalah. 

Menghadapi situasi yang buruk. 

Menumbuhkan rasa percaya antar sesama anggota kelompok. 

Menumbuhkan semangat kerja sama dan kemampuan untuk berkompromi. 

Menumbuhkan rasa tangung jawab. 

Menumbuhkan kemauan untuk memberi dan menerima bantuan. 

Mengembangkan ketangkasan, kemampuan fisik dan koordinasi. 


Saran

Demi perbaikan kualitas makalah ini penulis berharap kepada audiens untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun. semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya


DAFTAR PUSTAKA


Wina Sanjaya. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana




Baca Artikel Terkait: