-->

Rabu, 10 Mei 2023

 MAKALAH

JENIS-JENIS INSTRUMEN EVALUASI

Dosen Pengampu : Afdhal Ilahi, S.Pd.I.M.Pd



Disusun Oleh: 


Kelompok 9

Nurisa Hutabarat    : 20140122

Nurlaima Manalu    : 20140123












PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA

INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN

2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah  “Jenis-Jenis Instrumen Evaluasi” tepat waktu. Tujuan disusunnya makalah ini agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan tentang “Jenis-Jenis Instrumen Evaluasi”. Ucapan terimakasih kami hanturkan kepada dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pendidikan, teman-teman dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, terutama pertolongan ALLAH SWT yang memberikan kami Kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.

 Dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.


Padangsidempuan, 08 Mei 2023



            Pemakalah












DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan  Masalah 2

C. Tujuan 2

BAB II : PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Evaluasi dan Instumen Penilaian 3

B. Jenis-Jenis Instrumen Evaluasi 4

C. Analisis Penulis 10

BAB III : PENUTUP 11

A. Kesimpulan 11

B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12















BAB I 

 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sekolah merupakan suatu lembaga yang memberikan pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk menentukan keberhasilan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran maka diperlukan suatu alat ukur keberhasilan yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki seorang guru atau calon guru. Karena seorang guru atau calon guru harus memiliki 4 kompetensi dasar yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. 

Kompetensi profesional seorang guru salah satunya yaitu mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Evaluasi pembelajaran pada dasarnya dilakukan untuk menilai hasil belajar peserta didik, sehingga dalam evaluasi dilakukan penilaian atau pengukuran terhadap kemampuan peserta didik. Dalam mengevaluasi ada banyak teknik yang dapat dipilih dan dilakukan oleh guru. Teknik evaluasi ada dua macam, yaitu teknik tes dan teknik non-tes. Teknik tes dapat dilakukan secara tertulis maupun tidak tertulis. Sedangkan teknik non-tes biasanya dilakukan untuk menilai sikap, tingkah laku dan kepribadian peserta didik selama kegiatan belajar mengajar dikelas. Jenis-jenis instrumen dalam evaluasi pembelajaran ada 2 macam yaitu tes objektif dan tes non–objektif. Tes objektif dibagi menjadi 4 yang meliputi: soal pilihan ganda, pilihan benar salah, menjodohkan dan isian singkat. Sedangkan tes non– objektif berbentuk uraian panjang. Dalam penulisan artikel ini bertujuan untuk membahas bagimana cara penggunaan instrumen evaluasi pembelajaran baik objektif dan non-objektif.



B.Rumusan Masalah

Apa itu pengertian dari evaluasi dan instrument penilaian ?

Bagaimana Jenis-jenis Instrumen Evaluasi ?

C.Tujuan

Mengatahui pengertian evaluasi dan instrument penilaian.

Mengetahui Jenis-jenis Instrumen Evaluasi.


















BAB II

JENIS-JENIS INSTRUMEN EVALUASI

A.PENGERTIAN EVALUASI DAN INSTRUMEN PENILAIAN 

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. 

Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Dalam beberapa hal evaluasi lebih luas, karena dalam evaluasi juga termasuk penilaian formal dan penilaian intuitif mengenai kemajuan peserta didik. Evaluasi juga mencakup penilaian tentang apa yang baik dan apa yang diharapkan. Dengan demikian hasil pengukuran yang benar merupakan dasar yang kokoh untuk melakukan evaluasi.

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalamrangka pengumpulan data. Misalnya timbangan adalah instrumen alatukur yang digunakan untuk mengumpulkan data berat dengan caramelakukan penimbangan.Dalam pendidikan Instrumen alat ukur yang digunakan untukmengumpulkan data dapat berupa tes atau nontes. Tes atau penilaian merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong pesertamemberikan penampilan maksimal.sedangkan Instruman nonotesmerupakan alat ukur yang mendorong peserta untuk memberikan penampilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan dirinya denganmemberikan respons secara jujur sesuai dengan pikiran dan perasaannya.Sebagai sebuah penilaian, Tes Hasil Belajar (THB) merupakansalah satu alat ukur yang mengukur penampilan maksimal. Dalam pengukuran siswa peserta tes di dorong mengeluarakan segenap kemampuan yang dimilkinya untuk menyelesaikan soal yang diberikadalam THB. Hasil belajar siswa dapat diketahui dengan mencatat skoratas jawaban yang telah diberikan masing-masing siswa. THB mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarakan oleh guru dan di pelajari oleh siswa. Penguasaan hasil belajar mencerminkan perubahan perilaku yang di capai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Mengajar adalah usaha siswa yang menimbulkanaktivitas belajar siswa sedangkan Belajar adalah usaha siswa yangmenimbulkan perubahan perilaku dalam dirinya. Pengukuran dalam Pendidikan melibatkan objek-objek yangterdapat dalam proses pendidikan.

B.JENIS-JENIS INSTRUMEN PENILAIAN

Instrumen evaluasi pembelajaran dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 

1. Tes Objektif 

Tes Objektif adalah tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkat dan pemeriksaannya dilakukan secara objektif (seragam) terhadap semua murid. 

Ada beberapa jenis tes bentuk objektif yaitu: pilihan ganda, bentuk pilihan benar salah, menjodohkan, dan isian singkat.

a. Pilihan ganda

Tes pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang menyajikan soal dan beberapa pilihan jawaban yang hanya ada satu jawaban yang benar. Tes pilihan ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki obyektifitas yang tinggi untuk mengukur tingkat kognitif peserta didik. Bentuk tes ini sangat cocok digunakan pada ujian yang berskala besar dan hasilnya harus segera diumumkan, seperti: ujian akhir sekolah dan ujian nasional. Namun, untuk menyusun tes berbentuk soal pilihan ganda yang berkualitas membutuhkan waktu yang lama dan penulis soal akan kesulitan membuat pengecah yang homogen.


Sebelum menyusun tes pilihan ganda terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun tes pilihan ganda yaitu: 1) Ada kesesuaian antara soal dan jawaban, 2) Penyusunan kalimat tiap soal harus jelas, 3) Bahasa yang digunakan mudah dipahami, 4) Setiap soalharus mengandung satu masalah.

Contoh : hasil penjumlahan dari -8 + 3 = 

a. -5        c. 5

b. -11     d. 11

b. Pilihan Benar-Salah

Bentuk tes Benar-Salah (B-S) adalah soal yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Fungsi bentuk soal benar salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didk untuk membedakan antara fakta dengan pendapat. Agar soal dapat berfungsi dengan baik, maka materi yang ditanyakan sebaiknya homogen dari segi isi. Bentuk soal ini banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana. Cara mengerjakan soal ini dengan melingkari atau menandai pada jawaban yang dianggap benar.

Kelebihan tes benar salah yaitu: mudah disusun dan dilaksanakan, dapat dinilai dengan cepat dan objektif, dan dapat mecakup materi yang lebih luas. Sedangkan kekurangan dari tes ini yaitu, peserta didik cenderung menjawab dengan coba-coba, memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang rendah, dan sering terjadi kekaburan untuk membuat soal yang benar-benar jelas.

Sebelum menyusun soal benar salah ada hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu: membuat petunjuk dengan jelas agar peserta didik tidak bingung, setiap soal hendaknya mengandung satu pengertian saja, jangan membuat soal yang masih dipertanyakan benar salahnya, hindari menggunakan kata yang dapat memberi petunjuk tentang jawaban yang dikehendaki.


Contoh soal Benar-Salah:

Surat Al – Fatihah diturunkan di kota Makkah       (B – S)

c. Menjodohkan

Tes menjodohkan yaitu bentuk tes yang terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, yaitu kolom pertanyaan sebelah kiri dan kolom jawaban sebelah kanan. Tugas murid ialah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaan. Bentuk tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan menghubungkan antara dua hal. Semakin banyak hubungan antara premis dengan respon dibuat, maka semakin baik soal yang disajikan.

Untuk menyusun soal tes menjodohkan harus memperhatikan teknik berikut: 1) menyesuaikan kompetensi dasar dengan indikator, 2) kumpulan soal diletakkan dikolom sebelah kiri dan kumpulan jawaban diletakkan di sebelah kanan, 3) menggunakan kalimat singkat dan terarah pada pokok permasalahan.

d. Isian Singkat

Tes Isian Singkat adalah tes yang ditandai dengan adanya jawaban pada tempat kosong yang disediakan oleh guru untuk menulis jawabannya dengan singkat sesuai dengan petunjuk. Cara menyusun tes isian singkat yaitu: 1) soal yang disusun sebaiknya tidak menggunakan soal yang terbuka sehingga siswa dapat menjawab dengan terurai, 2) Pernyataan sebaiknya hanya mengandung satu alternatif jawaban, 3) Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir atau tengah kalimat, 4) Dapat menggunakan gambar-gambar sehingga soal dapat dipersingkat dan jelas.



2. Tes non-objektif

Tes non-objektif atau disebut tes uraian yaitu tes yang pertanyannya membutuhkan jawaban peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Bentuk uraian sering juga disebut bentuk subjektif, karena dalam pelaksanaannya sering dipengaruhi oleh faktor subjektifitas guru. Tes ini cocok digunakan untuk bidang studi ilmu-ilmu sosial. Bentuk tes uraian terbagi menjadi 2 macam yaitu:

a. Uraian terbatas

Peserta didik diberi kebebasan untuk menjawab soal yang ditanyakan namun arah jawabannya dibatasi sehingga kebebasan tersebut menjadi bebas yang terarah.

Contoh: 1) Sebutkan lima komponen dalam komputer!

  2) Sebutkan lima rukun Islam!

b. Uraian Bebas

Peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara sistematika sendiri. Bebas mengungkapakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Namun guru tetap harus mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik.

Contoh : 1) Bagaimana peranan komputer dalam pendidikan?

               2) Jelaskan perkembangan islam di Indonesia!

Tes non-objektif in memiliki kelebihan dan kekuranagan. Kelebihan dari tes ini yaitu: 1) Tes dapat dibuat dengan cepat dan mudah, 2) mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat dengan gaya bahasa sendiri dan menyusun kalimat dalam bentuk yang bagus, dan 3) untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. Sedangkan kelemahan dari tes ini yaitu: 

1) kurang bisa mencakup isi materi kesekuruhan, 2) Kadar validitas dan reliabilitas rendah karena pengetahuan siswa yang betul-betul dipahami sulit diketahui, 3) Cara memeriksanya banyak dipengaruhi unsur-unsur subyektif dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengoreksi.

Cara penyususnan tes non-objektif yaitu: 1) Butir-butir soal tes uraian dapat mencakup materi yang telah diajarkan dan sesuai dengan indikator, 2) Penyusunan kalimat soal sebaiknya berlainan dengan kalimat yang ada di buku namun mengandung arti yang sama, 3) kalimat soal disusun secara ringkas, padat, dan jelas sehingga mudah dipahami peserta didik, 4) Menyusun jawaban yang dikehendaki pembuat soal (guru) untuk pedoman jawaban yang betul dan untuk mengurangi faktor subyektifitas, dan 5) Membuat pedoman dalam menjawab tes.

Jenis-jenis Instrumen Non-Tes

Instrument non-tes adalah instrument selain tes prestasi belajar. Alat penilaian yang dapat digunakan adalah: lembaran pengamatan/observasi (seperti catatan harian, portofolio, life skill) dan instrument tes sikap, minat dan lain sebagainya. Meliputi :

a. Tes skala sikap

Tes skala sikap adalah tes yang dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja. Penilaian ini dilakukan guru terhadaap peserta didik bukan dilakukan ke dalam kegiatan belajar mengajar, akan tetapi juga dilakukan diluar belajar mengajar.

b. Tes minat belajar

Tes minat belajar adalah tes yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik untuk meningkatkan minat peserta didik dalam mata pelajaran, karena dengan adanya tes minat belajar peserta didik akan sangat bersungguh-sungguh dalam belajar dan membantu guru untuk bisa membuat peserta didik mampu memahami pelajaran.


c. Tes motivasi berprestasi

Tes motivasi berprestasi adalah tes yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik untuk mendorong motivasi peserta didik dalam belajar sehingga dapat memperoleh prestasi lebih baik dari sebelumnya.

d. Tes kreativitas

Tes kreativitas adalah tes yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik untuk mengukur kreativitas peserta didik dalam belajar, sehingga akan terlihat kemampuan saat melakukan tugas yang dilakukan oleh guru maupun saat bertingkah laku didalam kelas. 

e. Tes lisan

Tes lisan adalah tes yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung terhadap peserta dididk baik satu persatu, berpasangan, dalam kelompok ataupun klasikal. Aspek yang dapat dinilai dari tes ini yaitu: 1) Proses berfikir peserta didik dalam memecahkan suatu masalah, 2) Penguasaan bahasa dan penguasaan materi pelajaran.











C. ANALISIS PENULIS 

Instrumen dalam lingkup evaluasi pendidikan diartikan sebagai perangkat yang digunakan oleh guru guna menilai tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil belajar siswa meliputi 3 ranah yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai cakupan kompetensi tiap siswa. Selain itu, instrumen juga diartikan sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran mengumpulkan agar kegiatan pembelajaran tersebut menjadi sistematis dan dipermugahkan olehnya.

Instrumen evaluasi berfungsi sebagai: (1) memberikan informasi tentang kemajuan pembelajaran, (2) tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, (3) sebagai dasar dalam melakukan rekonstruksi mata pelajaran.

Sebuah Instrumen Evaluasi dikatakan baik manakala memiliki validitas yang tinggi. Yang dimaksud Validitas disini adalah kemampuan instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.




 






BAB III

 PENUTUP

A.KESIMPULAN

Jenis-jenis instrumen dalam evaluasi pembelajaran dibagi menjadi 2, yaitu bentuk tes (objektif) dan non-tes (non-objektif). Macam-macam dari tes bentuk objektif dibagi menjadi 4, yaitu: 1) Pilihan ganda, 2) bentuk pilihan benar salah, 3) menjodohkan, dan 4) isian singkat. Sedangkan macam-macam tes non-objektif ada satu yaitu tes uraian (esay). Tes uraian dibagi menjadi 2, yaitu: uraian terbatas dan uraian bebas.

B.SARAN

    Kami dari pemakalah menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu kami meminta kritik dan saran untuk pembentukan makalah dan materi yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan nagi setiap pembacanya dan dapat bermanfaat bagi kita semua.













DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat JenderalPendidikan Islam Kemenag.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asrul., Ananda, Rusydi. etc. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media.

Muhammad, M., & Nurdyansyah, N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia learning center.




Pertanyaan sesi 1.

Novita sari Siagian 

Pertanyaan

Mengapa instrumen memegang peran penting dalam menentukan penelitian?

Jawab: karena instrumen penelitian yang memenuhi standar secara tepat akan mengukur hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa akan terdeteksi dengan baik dan dapat dijadikan bahkan evaluasi untuk program pembelajaran selanjutnya. 

Rachel intan Agustina

Pertanyaan

Bagaimana karakteristik tes atau instrumen evaluasi yg baik?

Jawab: 

• valid, yg di maksud dengan valid yaitu sesuatu hal yg menurut cara2 yg semestinya.

• Reliabel, yaitu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat di percaya atau di andalkan.

• Relefan, yaitu hal yang bersangkutan paut yg memiliki hubungan selaras.

• Spesipik, yaitu bersifat khusus, khas.

Mutiara Tapsel Siregar

Pertanyaan

 instrumen apa yang bisa di gunakan dalam evaluasi perkembangan anak?

Jawab: pada pendidikan anak ada beberapa jenis instrumen yang dapat digunakan yaitu

•Observasi, pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan.

• catatan anekdot, catatan naratif singkat yg menjelaskan perilaku anak yg penting bagi guru terkait tumbuh kembang anak.

• Hasil karya, hasil kerja peserta didik setelah melakukan kegiatan berupa pekerjaan tangan seperti gambar, melukis.

Sanggahan/ tambahan.

Palinsia Yanti purba

Karena melalui instrumen guru dapat menilai atau mengukur sejauh mana siswa memahami materi yang di jelaskan pada saat proses pembelajaran dilakukan.

Yenita Putri 

1.memiliki validitas yang tinggi, yang dimaksud validitas disini adalah kemampuan instrumen tersebut mengukur apa yang harus diukur

2.instrumen harus sesuai dengan indikator pembelajaran secara singkat dan jelas

               3. Nasrul Halim 

                    Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu suatu penelitian, karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan, disamping prosedur pengumpulan data yang ditempuh.





























         

     

      












 




Baca Artikel Terkait: