-->

Jumat, 10 November 2023

MAKALAH

KONSEP DASAR SEMINAR PENDIDIKAN &

PROSES SEMINAR PENDIDIKAN



Disusun Oleh:

 IRAWANTI PANGGABEAN NPM. 20140080

 LAILA ALFI SAHRI LUBIS NPM. 20140083

 ISRATI NAJIHA SIREGAR NPM. 20140081

 JUNIARNI HULU NPM. 20140082


Dosen Pengampu:

 AFDHAL ILAHI, S. Pd. I., M. Pd NIDN. 0108019202


Kelas: VII B


KELOMPOK 1





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL DAN BAHASA

INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN

T. A. 2023/2024


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’alla, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Konsep Dasar Seminar Pendidikan & Proses Seminar Pendidikan” dalam mata kuliah Seminar Pendidikan yang diampu langsung oleh Afdhal Ilahi, S. Pd. I., M. Pd.

Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan di atas kehadiran junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman bayangan hingga zaman terang benderang seperti sekarang ini.

Penyusunan makalah ini mungkin tidak akan berakhir tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak tertentu. Maka, kami ucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu kami baik berupa materi, ilmu pengetahuan, religi, dan lain-lain secara langsung maupun tidak langsung.

Demikian, makalah ini kami susun dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah dalam tugas ini, sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.




 Padangsidimpuan, 28 September 2023



 Penyusun







DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

1. 1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

1. 2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1

1. 3 Tujuan................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3

2. 1 Konsep Dasar Seminar Pendidikan.................................................. 3

2. 2 Ruang Lingkung Semina Pendidikan............................................... 5

2. 3 Tujuan dan manfaat Seminar Pendidikan....................................... 8

2. 4 Proses Seminar Pendidikan............................................................... 10

BAB III PENUTUP..................................................................................... 14

3. 1 Kesimpulan.......................................................................................... 14

3. 2 Saran..................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 1

BAB I

PENDAHULUAN


1. 1 Latar Belakang

Penulisan buku ini dilatarbelakangi oleh sebuah kebutuhan terhadap materi perkuliahan seminar pendidikan. Matakuliah seminar pendidikan menjadi bagian dari matakuliah yang harus diberikan kepada mahasiswa, guna membekali mereka keterampilan memetakan persoalan pendidikan, menyusun karya ilmiah yang kemudian diseminarkan atau dipresentasikan sebagai latihan untuk mempertanggungjawabkan sesuatu yang sudah disusunnya.

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah memahami problem-problem pendidikan melalui pengetahuan, pengalaman dan keterampilan untuk kemudian hal-hal tersebut dijadikan bahan untuk menyusun proposal penelitian di bidang pendidikan dan kemudian proposal tersebut diseminarkan. Oleh karena itu digagaslah suatu kegiatan seminar. Dalam kegiatan seminar, mahasiswa belajar untuk menuangkan buah pikirannya dalam bentuk lisan untuk saling bertukar pendapat atau saling berbagi pengalaman yang didasari dengan pendekatan ilmiah. Secara umum, materi yang disajikan dalam makalah diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam menjelaskan konsep dasar, ruang lingkup, tujuan dan manfaat seminar serta proses seminar pendidikan. Dengan pemahaman yang benar, pelaksanaan seminar dapat berjalan dengan baik dan terencana, serta sekaligus mahasiswa dapat menyusun suatu karya ilmiah berkualitas yang akan diterbitkan dalam salah satu jurnal sebagai syarat kelulusan mahasiswa dalam menyelesaikan studinya.


1. 2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini ialah sebagai berikut:

Apa yang dimaksud dengan konsep dasar seminar pendidikan?

Apa saja ruang lingkup seminar pendidikan?

Apa tujuan dan manfaat seminar pendidikan?

Bagaimana proses seminar pendidikan?


1. 3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada makalah ini ialah sebagai berikut:

Untuk memahami konsep dasar seminar pendidikan.

Untuk mengetahui ruang lingkup seminar pendidikan.

Untuk mengetahui tujuan dan manfaat seminar pendidikan.

Untuk mengetahui proses seminar pendidikan.



























BAB II

PEMBAHASAN


2. 1 Konsep Dasar Seminar Pendidikan

Seminar pendidikan berasal dari dua kata “seminar” dan “pendidikan”. Seminar adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh beberapa orang dalam suatu sidang yang berusaha membahas atau mengupas masalah-masalah atau hal-hal tertentu dalam rangka mencari jalan memecahkan atau mencari pedoman-pedoman pelaksanaannya. Seminar juga berarti pertemuan atau persiapan membahas suatu masalah di bawah pimpinan seorang ahli.

Seminar pendidikan berarti membahas tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan. Pendidikan berarti usaha sadar yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk mengantarkan peserta didik menuju kedewasaan dalam hal berfikir, bersikap dan berbuat. Berpijak pada pengertian seminar pendidikan tersebut di atas, maka mahasiswa pada semester tertentu ditugaskan menyiapkan proposal skripsi atau makalah tentang pendidikan untuk diseminarkan sebagai tugas praktik mata kuliah seminar pendidikan.

Secara sederhana dapat dipahami bahwa seminar pendidikan adalah cara menyajikan pokok masalah tertentu di bidang pendidikan dengan mengikutsertakan atau mempartisipasikan mahasiswa sebagai anggota dalam seminar di kelas atau di luar kelas. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan seminar pendidikan adalah:

Tujuan, yaitu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam hal seminar di bidang masalah-masalah pendidikan.

Bahan, yaitu pokok-pokok atau masalah-masalah di bidang pendidikan yang biasanya diseminarkan. Misalnya: problem profesionalisme guru, problem kurikulum pendidikan, problem peserta didik, problem metode pembelajaran, dan lain sebagainya. Bahan seminar pendidikan juga bisa berupa proposal skripsi yang sengaja ditugaskan kepada mahasiswa untuk kemudian diseminarkan di dalam atau di luar kelas.

Pemrasaran atau pemakalah atau Pembicara, yaitu para pemrasaran/ pembicara/pemakalah yang dipilih dari mahasiswa. Seorang pemakalah hendaknya dapat berbicara dengan baik dan menarik, bersifat terbuka serta mempunyai waktu yang cukup. Jumlah pembicara disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan.

Peserta, yaitu mahasiswa yang berpartisipasi dalam suatu seminar pendidikan.

Waktu dan Tempat, yaitu durasi dan ruang tertentu yang dapat dipakai dalam pelaksanaan seminar pendidikan. Tempat diselenggarakan seminar haruslah sedemikian rupa sehingga peserta senang. Waktu yang digunakan untuk seminar pendidikan harus pula sedemikian rupa sehingga peserta senang. Jadwal seminar atau acara harus diatur dengan baik dan efisien.

Seminar adalah suatu pembahasan masalah secara ilmiah, walaupun topik yang dibahas adalah masalah sehari-hari. Dalam membahas masalah, tujuannya adalah mencari suatu pemecahan, oleh karena itu suatu seminar sering diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan yang merupakan hasil pendapat bersama, yang kadang-kadang diikuti dengan resolusi atau rekomendasi.

Seminar biasanya dipandu oleh seorang moderator. Pembahasan dalam seminar berpangkal pada makalah atau karya ilmiah atau kertas kerja yang telah disusun sebelumnya oleh beberapa orang pembicara sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang diminta oleh panitia penyelenggara. Pokok bahasan yang telah ditentukan, akan dibahas secara teoritis dan dibagi menjadi beberapa subpokok bahasan bila masalahnya sangat luas. Pada awal seminar, dapat dibuka dengan suatu pandangan umum oleh orang yang berwenang (yang ditunjuk panitia) sehingga tujuan seminar terarah. Seminar akan efektif apabila ada beberapa hal sebagai berikut:

Tersedia waktu yang cukup untuk membahas persoalan.

Problem sudah dirumuskan dengan jelas.

Para peserta dapat diajak berfikir logis.

Problem memerlukan pemecahan yang sistematis.

Problem akan dipecahkan secara menyeluruh.

Moderator dan pembicara terampil dalam mengarahkan dan menyampaikan materi.


Beberapa kelebihan seminar adalah sebagai berikut:

Membangkitkan pemikiran yang logis.

Mendorong pada analisa menyeluruh.

Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problem.

Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri peserta.

Meningkatkan keterampilan dalam mengenal problem.

Sementara itu kelemahan seminar antara lain sebagai berikut:

Persoalan kurang dipahami secara mendalam.

Memerlukan para pembicara yang terampil.

Tidak efektif jika jumlah peserta terlalu besar.


2. 2 Ruang Lingkup Seminar Pendidikan

Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah

Apa pengertian ilmu pengetahuan? Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berpikir. Hal ini berarti bahwa setiap ilmu merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu terkait. Selanjutnya apa yang disebut dengan pengetahuan? Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Jadi, pengertian ilmu pengetahuan adalah proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistematik, logik dan konsisten. Hasil dari ilmu pengetahuan dapat dibuktikan dengan percobaan yang transparan dan objektif. Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis amat luas, mencakup persoalan yang sifatnya supermakro, makro dan mikro (Hitman, 2012).

Selanjutnya apa yang dimaksud dengan pendekatan ilmiah? Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu pengetahuan yang fungsional terhadap masalah tertentu (Anonim, 1989). Pendekatan ilmiah wujudnya adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapat lewat metode ilmiah. Di dalam pendekatan ilmiah, dituntut untuk dilakukan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dengan tata aturan yang tertentu pula sehingga tercapai pengetahuan yang benar atau logis. Cara ilmiah ini merupakan syarat mutlak untuk timbulnya ilmu, yang dapat diterima oleh akal dengan berpikir ilmiah. Untuk dapat berpikir ilmiah maka akan melalui tiga tahap yaitu:

Skeptis, yaitu upaya untuk selalu menanyakan bukti-bukti atau fakta-fakta terhadap setiap pertanyaan;

Analitik, yaitu kegiatan untuk selalu menimbang-nimbang setiap permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan, mana yang menjadi masalah utama; dan

Kritik, adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan selalu objektif.

Untuk itu maka dituntut agar data dan pola berpikirnya selalu logis. Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya (Susman, 2009).

Penetapan Masalah dan Metode Pemecahannya

 Masalah adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya (harapan) dengan apa yang ada dalam kenyataan sekarang. Penetapan masalah adalah upaya untuk menetapkan kesenjangan atau hal-hal yang tidak dikehendaki yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang dikehendaki. Pada tahap ini dilakukan analisis tentang kesenjangan antara data potensial dan data aktual, antara keadaan yang sudah dan ingin dicapai, antara teknologi yang perlu dan sudah diterapkan, serta antara peraturan yang harus diberlakukan dan praktek implementasinya.

Untuk memilih masalah, harus diperhatikan hal-hal berikut:

Permasalahan yang dipilih bisa berupa permasalahan yang actual dan up to date (hangat dan menggigit), sehingga menarik untuk diketahui,

Permasalahan disesuaikan dengan minat dan disiplin ilmu yang ditekuni, sehingga akan lebih mudah untuk mempertanggungjawabkannya secara ilmiah, dan

Permasalahan tersebut memang sangat penting di dalam masyarakat, dan perlu segera mendapat pemecahan (Fitrirofiana, 2016). 

Selanjutnya bagaimana metode pemecahan masalah? Metode pemecahan masalah dapat dilakukan dengan pendekatan ilmiah, yaitu dengan membuat kerangka berpikir yang jelas. Apa yang dimaksud kerangka berpikir? Mardikanto (2001) menyatakan kerangka berpikir merupakan rumusan kaitan antarvariabel yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang dibangun berdasarkan teori dan atau pengalaman empiris melalui studi pendahuluan atau tinjauan pustaka. Dengan membuat kerangka berpikir, maka akan dapat ditetapkan permasalahan secara teratur dan rasional, sehingga dapat diketahui apa yang harus dipecahkan dari permasalahan tersebut. Langkah selanjutnya adalah menguji kebenaran permasalahan tersebut dengan pendekatan secara hipotesis. Dengan adanya hipotesis yang jelas, maka masalah akan semakin terarah pemecahannya.

Konsep dan Konstruksi Mengemukakan Pendapat serta Argumentasinya

Setiap pernyataan harus diuji lebih dahulu dengan refleksi pemikiran secara rasional, objektif, dan ilmiah, sehingga jika terjadi perdebatan dalam seminar, pemakalah mempunyai dasar yang kuat untuk menjawabnya dan mempertahankan jawaban. Munculnya opini yang didasarkan pada argumentasi yang objektif, mampu memperkaya dan meningkatkan penalaran para peserta seminar (Purba, 1996).

Cara Menerima Pendapat dan Kritik Orang Lain

Kesulitan dalam menentukan masalah, sering ditemui pada tahap penetapan masalah. Hal ini berlanjut pada waktu tahap pemecahan masalah. Bila tidak dilandasi dengan metodologi penelitian secara ilmiah dan objektif, maka akan ditemui berbagai perbedaan pendapat yang mengkritisi pendapat dari pemakalah. Namun sebenarnya hal ini tidak perlu membuat para pemakalah emosional, karena seharusnya para pemakalah sudah menyiapkan mental untuk legowo, artinya menerima masukan, kritik, dan saran dari peserta seminar. Namun tentunya sebagai pemakalah, juga harus memberikan argumentasi yang didasarkan pada metode ilmiah.

Pembahasan Masalah Secara Ilmiah

Menganalisis atau membahas masalah yang akan disajikan dalam seminar harus disajikan dalam bentuk bahasan yang bersifat ilmiah. Ilmiah artinya mempunyai sifat keilmuan, yaitu dapat memenuhi 2 (dua) syarat, pertama (1) isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah, kedua (2) menggunakan metode ilmiah atau cara berpikir ilmiah. Metode ilmiah merupakan gabungan dari pendekatan rasional dengan pendekatan empiris. Secara rasional, ilmu menyusun pengetahuan secara konsisten dan komulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta ataupun yang tidak sesuai fakta (Susman, 2009).

Pengetahuan ilmiah sebagai syarat yang pertama mempunyai arti segala sesuatu yang kita ketahui (pengetahuan) yang dihimpun dengan metode ilmiah (The Liang Gie, 1997). Pengetahuan ilmiah selanjutnya disebut dengan “ilmu”. Para filsuf memiliki pemahaman yang sama mengenai ilmu, yaitu merupakan suatu kumpulan pengetahuan ilmiah yang tersusun secara sistematis (The Liang Gie, 1997). Selanjutnya untuk syarat yang kedua yaitu pembahasan harus menggunakan metode ilmiah atau cara berpikir ilmiah mengandung makna orang yang berpikir ilmiah selalu memiliki sikap skeptis, analitis, dan kritis dalam menghadapi fenomena masyarakat yang terjadi. Sementara itu, dengan metode ilmiah berarti ilmu pengetahuan diperoleh dengan prosedur atau langkah-langkah dan struktur yang rasional (The Liang Gie, 1997).


2. 3 Tujuan dan Manfaat Seminar Pendidikan

2. 3. 1 Tujuan Seminar

Secara umum terdapat beberapa alasan mengikuti seminar (Purba, 1996) yaitu untuk :

Memperluas dasar pengetahuan dan pengalaman;

Bertemu dan berkomunikasi dengan orang yang menganut nilai dan perhatian yang sama;

Belajar dan meningkatkan kemampuan ilmiah;

Mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi;

Meningkatkan nilai pribadi dalam hidup; dan

Mendapatkan keterampilan yang memungkinkan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik atau beralih karier.





Terkait dengan kurikulum pendidikan akademik dan pendidikan profesi, terdapat beberapa tujuan seminar, yaitu (Purba, 1996):

Meningkatkan kemampuan analisis dan nalar ilmiah.

Meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah serta memecahkan masalah secara tertulis maupun lisan.

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan positif yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara ilmiah.

Meningkatkan kemampuan untuk merangkum dan mengevaluasi serta mengembangkan ilmu dan teknologi yang dipelajari.

Suatu seminar tidak selalu dapat langsung menghasilkan suatu paket teknologi yang tepat. Oleh sebab itu rangkuman suatu seminar masih perlu dievaluasi untuk digunakan dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Rangkuman seminar bukanlah hasil rangkuman makalah yang dipresentasikan, tetapi lebih banyak menekankan pada hasil diskusi antara pembawa makalah, pembahas dan peserta seminar. Rangkuman sangat diperlukan sebagai bahan evaluasi keberhasilan suatu seminar.


2. 3. 2 Manfaat Seminar Pendidikan

Manfaat umum seminar (Kartika, 2012):

Untuk memperdalam ilmu dan menyampaikan pendapat secara lisan.

Sebagai media komunikasi untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman.

Sebagai wadah untuk mengidentifikasi masalah dan mencari cara pemecahan masalah.

Adapun manfaat khusus seminar bagi mahasiswa, di antaranya adalah:

Mahasiswa belajar mengemukakan ide sendiri, sesuai dengan bidang minat atau bidang ilmu yang ditekuni untuk diuji dan dinilai kebenarannya oleh peserta seminar yang lain.

Mahasiswa belajar untuk berbicara secara ilmiah di depan umum mempertahankan makalah.

Mahasiswa menimba pengalaman yang terkait dengan topik seminar dari peserta lain dari seluruh peserta seminar yang tersebar di wilayah Indonesia.

Mahasiswa belajar menghargai perbedaan pendapat dari peserta seminar yang tersebar di seluruh Indonesia.


2. 4 Proses Seminar Pendidikan

Adapun yang terlibat dalam seminar adalah :

Ruang Seminar

Ruang seminar yang memadai adalah sebuah ruang yang memungkinkan interaksi aktif bagi selurah orang yang aktif mengikuti seminar. Sebuah meja bundar besar meliputi kursi adalah sebuah contoh yang baik atau bentuk forum dilokal juga baik. Ruangan tentu saja harus cukup tenang dan cukup terang untuk memberikan iklim yang enak untuk mengadakan kegiatan seminar pendidikan. Adanya sebuah papan tulis yang dapat membantu serta sarana dan prasarana lainnya yang dapat mendukung kegiatan seminar berlangsung.

Pengarah. 

Dalam kegiatan seminar proposal pendidikan juga sangat dibutuhkan seorang pengarah yang memiliki fungsi sebagai orang yang dapat menengahkan pendapat antara peserta dan peyaji tentunya pengarah disini adalah orang yang benar-benar ahli dalam pendidikan.

Pengarah adalah ahli yang memiliki kompetensi pendidikan sehingga dalam kegiatan seminar semua permasalahan yang ada dan tidak dapat di pecahkan dapat diselesaikan oleh seorang pengarah, sehingga tujuan seminar dapat terlaksana dengan baik tanpa melenceng dari isi karya ilmiah penyaji, berbeda dengan seminar yang secara umum tentunya tidak ada pengarah hanya penyaji saja yang dapat menjawab dari beberapa kritikan dari peserta.

Pengarah dapat berbicara dan memberikan pendapat setelah selesai karya ilmiah disajikan dan kritikan dari peserta, boleh juga berbicara di tengah berjalannya kegiatan namun dengan alasan sesuatu hal yang memang sangat penting disampaikan ketika ada permasalahan tentang isi karya ilmiah.



Peserta

Berjalannya sebuah seminar dengan baik, semua peserta adalah bukan kertas kosong yang menunggu diisi, seperti halnya kuliah. Mereka harus sudah membaca tentang tema yang akan diseminarkan. Mereka bisa membuat sebuah esei pendek tentang tema yang diseminarkan.

Bila yang diseminarkan adalah sebuah teks, teks tersebut telah dibaca secara analitis, ditandai, disertai tanggapan dan kritik. Dengan terlebih dahulu membaca tentang tema yang akan diseminarkan, mereka telah mengolahnya di dalam kepala mereka. Mereka telah memiliki bayangan akan apa yang diseminarkan. Kertas di tangan yang berisi ringkasan tema yang diseminarkan menurut masing-masing peserta, akan memandu mereka nantinya di dalam seminar.

Moderator

Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seorang lektor di dalam kuliah. Ia bukanlah seorang yang memberikan pelajaran, melainkan orang yang mengarahkan jalannya seminar. Semestinyalah seorang moderator adalah orang yang paling senior dalam tema yang akan diseminarkan. Ini bukan berarti pendapatnyalah yang paling benar. Senioritas dalam penguasaan materi semata-mata untuk mengarahkan seminar, karena ia mestinya yang paling tahu tentang seluk beluk tema yang diseminarkan.

Peran seorang moderator ada dua: mengarahkan (directing) dan memoderasi (moderating). Dalam mengarahkan, ia menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema. Dengan memoderasi, ia menjaga agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar sehingga seluruh tema seminar tidak tereksplorasi dengan baik. Sebelum seminar, seorang moderator harus telah membaca tema yang akan diseminarkan, menyiapkan catatan tentang tema tersebut, menentukan kata-kata kunci, dan menyusun pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam seminar.

Di awal seminar ia dapat menuliskan terlebih dahulu poin-poin yang akan didiskusikan atau menggambarkan sebuah diagram yang mencerminkan ide yang akan didiskusikan. Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar dan pembicara yang baik. Ia mampu menangkap maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia mampu memparafrasekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas. Mengingat beratnya tugas seorang moderator, sebaiknya seorang moderator tidak memimpin sebuah seminar lebih dari satu kali dalam sehari.

Notulen

Notulen adalah orang yang diberi tugas dalam seminar untuk membuat catatan singkat tentang jalannya persidangan/ rapat/ seminar juga merangkum isi secara tertulis dari persidangan/ rapat atau seminar. Seorang notulen juga sangat berfungsi dalam kegiatan ilmiah sebab moderator sebagai pengelola kegiatan butuh catatan penting tentang jalannya kegiatan.

Tempat notulen berdekatan dengan moderator sehingga ketika berjalan kegiatan tidak terjadi miss communication ( kurang komunikasi ) antara notulen dengan moderator, dalam hal ini notulen tidak saja menulis dari awal kegiatan namun sampai dengan berakhirnya kegiatan notulen juga berkewajiban menulis jalannya kegiatan.

Jalannya Seminar

Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, dan langsung dilanjutkan dengan pertanyaan kunci yang dibahas oleh semua peserta secara bergiliran.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya seminar berjalan baik :

Seminar adalah sebuah diskusi dua arah. Tidak ada seorang yang lebih mendominasi pembicaraan. Adalah tugas moderator untuk memperhatikan ini.

Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada jawabannya, lalu mengarah ke pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih dalam dan tidak jelas jawabannya. Pertanyaan jenis kedualah yang memberikan manfaat terbesar. Tidaklah banyak pertanyaan yang seperti demikian.

Semua pertanyaan dan pernyataan dinyatakan dengan jelas tanpa ambiguitas. Jika sebuah pertanyaan atau pernyataan belum jelas, moderator harus bisa menunjukkan itu dan meminta sang pengujar untuk memperjelasnya.

Masih berhubungan dengan poin pertama, setiap pertanyaan haruslah jelas sebelum ditanggapi dengan jawaban. Penanggap berhak meminta penjelasan lebih lanjut atas pertanyaan sebelum ia menjawab. Tanggapan tentunya juga harus relevan dengan pernyataan. Moderator juga harus memperhatikan ini.

Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan kepada pertanyaan lain yang lebih mendasar. Hanya dengan cara demikian sebuah seminar dapat memberikan manfaat lebih.

Bila ada istilah yang sama, tetapi dipakai dengan arti yang berbeda oleh beberapa orang, moderator harus menunjukkan itu dan membuat kesepakatan dalam arti apa istilah itu dipakai sebelum melanjutkan seminar.

Etiket harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah meja makan. Bahasa harus santun dan tidak merendahkan. Moderator terlebih harus memberikan contoh yang dapat diikuti oleh peserta yang lain. Bukan berarti seminar tidak bisa dilakukan dengan ringan dan diiringi tawa, namun canda dan tawa dilakukan dengan wajar dan memberi makna di dalam seminar. Tidak ada yang lebih membantu untuk mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang kadang membangkitkan tawa.

Seminar adalah sebuah tempat untuk menggodok ide. Ia bukanlah tempat untuk membenarkan diri. Setiap orang harus kritis namun menerima bila ada pendapat yang lebih baik. Di dalam seminar semua orang memiliki posisi yang sama.

Sebuah seminar yang baik tidaklah harus menghasilkan sebuah kesimpulan tunggal. Setiap orang bisa pulang dengan pendapatnya masing-masing.












BAB III

PENUTUP


3. 1 Kesimpulan

Seminar adalah suatu pertemuan yang bersifat ilmiah untuk membahas suatu masalah tertentu dengan prasarana serta tanggapan melalui suatu diskusi untuk mendapatkan suatu keputusan bersama mengenai masalah yang diperbincangkan.

Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam maupun sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berpikir. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu pengetahuan yang fungsional terhadap masalah tertentu.

Penetapan masalah adalah upaya untuk menetapkan kesenjangan atau hal-hal yang tidak dikehendaki yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang dikehendaki. Untuk memilih masalah, harus diperhatikan hal-hal berikut

Permasalahan yang dipilih bisa berupa permasalahan yang actual dan up to date (hangat dan menggigit);

Permasalahan disesuaikan dengan minat dan disiplin ilmu yang ditekuni; dan

Permasalahan tersebut memang sangat penting di dalam masyarakat, dan perlu segera mendapat pemecahan.

Mengemukakan pendapat perlu diperhatikan kaidah ilmiah. Pendekatan secara objektif dalam menanggapi fenomena yang ada perlu memperhatikan pola dasar pendekatan ilmiah yang jelas, baik teknik maupun metodologinya. Para pemakalah harus menyiapkan mental untuk legowo, artinya menerima masukan, kritik, dan saran dari peserta seminar. Namun demikian seorang pemakalah, tetap juga memberikan argumentasi yang didasarkan pada metode ilmiah. Analisis masalah harus disajikan dalam bentuk bahasan yang bersifat ilmiah. Ilmiah artinya mempunyai sifat keilmuan, yang memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu (1) isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah, dan (2) menggunakan metode ilmiah atau cara berpikir ilmiah.

3. 2 Saran

Calon pendidikan dimasa depan haruslah yang matang peprsiapannya demi terciptanya generasi emas yang unggul. Mata kuliah seminar pendidikan adalah salah satu sarana dan sumber pengatahuan yang baik menjadi bekal kita dimasa depn, maka pelajari dan pahamilah isi dar seminar pendidikan.

Menyadari bahwa kelompok penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih teliti dan detail dalam menjelaskan isi dari makalah ini dengan sumber-sumber yang lebih bervariasi yang tentunya dapat mempertanggung jawabkan.
























DAFTAR PUSTAKA


Adiwirmarta, Sri Sukesi. 1989. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Helsa, Yullys. 2020. Buku Seminar Ke SD an. Bali: Universitas Udayana.

Hitman, R. 2012. Pengertian Ilmu dan Ilmu Pengetahuan. http://rizqi-kurniawan.blogspot.com/2012/01/pengertian-ilmu-dan-ilmu-pengetahuan .html?m=1. Diakses tanggal 28 September 2023.

Purba, J. H. 1996. Seminar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yani, Diarsi Eka, dkk. 2018. Seminar. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka.




Baca Artikel Terkait: