-->

Jumat, 15 Januari 2016


Ilustrasi: Kacang Almond

Zat sianida begitu banyak diperbincangkan belakangan ini. Menyusul meninggalnya seorang perempuan di sebuah cafe di Grand Indonesia beberapa waktu lalu. Ya, perempuan muda tersebut meninggal selepas meneguk kopi ala Vietnam yang konon terpapar zat sianida.

Terlepas dari peristiwa yang hingga kini masih ditangani pihak kepolisisan itu, rupanya banyak di antara makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung racun sianida dalam jumlah yang sedikit. Dalam dosis besar, sianida adalah racun yang sangat berbahaya dan pada dosis tertentu, bisa mematikan. Dosis sianida yang berbahaya, umumnya berkisar antara 50 dan 200 mg hidrogen sianida.

Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), kita bisa saja terkena racun sianida dari berbagai sumber makanan yang akrab kita konsumsi sehari-hari.

Jenis-jenis Makanan Penghasil Sianida

Secara alami, ada beberapa bahan makanan yang menghasilkan sianida dosis rendah seperti singkong, kacang lima, kacang merah, bayam, kedelai, rebung, tapioka, kecambah dan almond.

Biji buah-buahan  seperti aprikot, apel, dan buah persik juga diduga memiliki sejumlah besar bahan kimia yang dapat dimetabolisme menjadi sianida.

Makanan seperti almond dan kacang lima pun mengandung senyawa sianida berkadar rendah. Begitu juga dengan suplemen vitamin B12, ada pula yang mengandung sianida.

Lalu, apakah seharusnya kita membatasi atau bahkan menghentikan mengonsumsi makanan-makanan tersebut, atau ada cara lain untuk menetralisir efek negatifnya?

Masih menurut CDC, meski tubuh kita bisa mengatasi racun sianida dalam dosis sangat rendah, sebaiknya kita menghindari makan bagian buah atau tumbuhan yang mengandung senyawa racun. Misalnya, makanlah hanya daging buah apel dan buang bagian tengah serta bijinya.

Cara lain menghindari efek sianida adalah dengan mengolah makanan dengan cara yang tepat sebelum dimakan. Sebagai contoh, kacang lima mentah mengandung linamarin. Linamarin adalah suatu senyawa yang ketika dikonsumsi lalu terurai di dalam tubuh akan diubah menjadi hidrogen sianida. Memasak kacang lima selama 10 menit sudah cukup untuk membuatnya aman dikonsumsi.

Atau kacang merah mentah yang mengandung racun phytohaemagglutinin. Ini juga bisa  dinetralisir dengan cara memasaknya pada suhu didih selama 10 menit. Memasak kacang merah di bawah suhu didih bisa melipatgandakan kandungan racun.

Sianida akan bereaksi lebih cepat jika dihirup dan karena itu lebih berbahaya. Menghirup gas sianida, terutama di ruang yang berventilasi buruk, memiliki potensi bahaya terbesar.

Maka, jalan terbaik menghindari racun sianida ialah dengan meminimalisir konsumsi bahan makanan yang berpotensi mengandung zat sianida. Jika mengonsumsinya pun, pastikan bahan makanan tersebut dimasak dengan cara benar dan tepat. (SuaraIslam)




Baca Artikel Terkait: