-->

Kamis, 24 Desember 2015

Hasil gambar untuk konsep pendidikan menurut ibnu sina
Konsep Pendidikan Menurut Ibnu Sina

Ada beberapa konsep pendidikan Ibnu Sina diantaranya :
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut Ibnu Sina, yaitu :
a) Diarahkan kepada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang menuju perkembangan yang sempurna baik perkembangan fisik, intelektual maupun budi pekerti. [1]
b) Diarahkan pada upaya dalam rangka mempersiapkan seseorang agar dapat hidup bersama-sama di masyarakat dengan melakukan pekerjaan atau keahlian yang dipilihnya disesuaikan dengan bakat, kesiapan, kecenderungan dan potensi yang dimilikinya.[2]
Sedangkan tujuan pendidikan yang bersifat jasmani yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pembinaan fisik dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya seperti olah raga, tidur, maka, minum, dan menjaga kebersihan. Dengan pendidikan jasmani diharapkan terbinanya pertumbuhan fisik siswa anak yang cerdas otaknya. Melalui pendidikan budi pekerti anak diharapkan membiasakan diri berlaku sopan santun dalam pergaulan hidup sehari-hari. Adapun pendidikan kesenian diharapkan seorang anak dapat mempertajam perasaannya dan meningkatkan daya khayalnya.
Kemudian Ibnu Sina mengemukakan tujuan pendidikan yang bersifat keterampilan, yang artinya mencetak tenaga pekerja yang profesional. [3]
Dari beberapa tujuan pendidikan tersebut di atas, kalau dihubungkan antara yang satu dengan yang lainnya menunjukkan bahwa Ibn Sina memiliki pola pemikiran tentang tujuan pendidikan yang bersifat hirarkis-struktural. Maksudnya tujuan pendidikan yang bersifat universal juga bersifat kurikuler (perbidang studi) dan bersifat operasional. Pandangan tentang insan kamil yaitu manusia yang terbina seluruh potensinya secara seimbang dan menyeluruh.
Faktor yang mempengarui terhadap tujuan pendidikan pada bidang keahliannya adalah situasi masyarakat yang sudah maju dan terspesialisasi dan pandangan filsafat.
B. Kurikulum
Menurut Crow bahwa kurikulum adalah rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis yang diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Ibn Sina, kurikulum didasarkan pada tingkat perkembangan usia anak didik, seperti mata pelajaran olah raga, budi pekerti, kebersihan, seni suara dan kesenian, ini semua untuk anak usia 3 sampai 5 tahun.
Mengenai mata pelajaran olah raga yang dipengaruhi oleh pandangan psikologis yang dapat diketahui dari perkembangan usia, dan bakat, sehingga dapat diketahui mana yang lebih banyak dilatih olah raga yang memerlukan fisik yang kuat serta keahlian dan mana olah raga yang tergolong ringan, cepat, lambat dan sebagainya. Namun yang dimasukkan ke dalam keu adalah olah raga adu kekuatan, gulat, meloncat, jalan cepat, memanah, berjalan dengan satu kaki dan mengendarai unta.
Selanjutnya kurikulum anak berusia 6 sampai 14 tahun adalah mencakup pelajaran membaca, menghafal Al-Qur'an, pelajaran agama, syair, dan olah raga.[4] Kurikulum untuk usia 14 tahun ke atas dibagi menjadi mata pelajaran yang bersifat teoritis dan praktis. Adapun yang bersifat teoritis adalah ilmu fisika, ilmu matematika, ilmu ketuhanan. Mata pelajaran yang bersifat praktis adalah ilmu akhlak yang mengkaji tentang cara pengurusan tingkah laku seseorang, baik ilmu pengurusan rumah tangga, ilmu politik, berdagang, dan ilmu keprofesian.
Jadi konsep kurikulum Ibn Sina ada 3 ciri, yaitu :
Kurikulum tidak terbatas pada menyusun jumlah mata pelajaran, melainkan tujuan, kapan mata pelajaran diajarkan, aspek psikologis, dan keahlian yang akan dipilihnya. Sehingga siswa merasa senang mempelajari suatu ilmu.
Strategi penyusunan yang bersifat pragmatis fungsional (marketting Oriented). Sehingga setiap lulusan pendidikan dapat difungsikan dalam masyarakat.
Strategi pembentukan kurikulum sebagaimana yang dilakukan dalam mempelajari berbagai ilmu dan keterampilan.
Dari ketiga ciri kurikulum tersebut telah memenuhi persyaratan penyusunan kurikulum yang dikehendaki oleh masyarakat modern.
C. Metode Pengajaran
Konsep ini dalam setiap pembahasan materi pelajaran selalu membicarakan tentang bagaimana cara mengajarkan kepada anak didik yang disesuaikan dengan psikologis anak. Ibn Sina berpandangan bahwa suatu materi pelajaran tidak dapat dijelaskan dalam satu cara saja kepada anak didik, tapi harus menggunakan berbagai macam cara berdasarkan pada perkembangan psikologisnya.[5] Sehingga penyampaian materi pelajaran pada anak sesuai baik sifat materi pelajaran maupun metode yang akan diajarkan.
Menurut Ibn Sina ada beberapa metode pengajaran diantaranya :
a. Metode Talqin
yaitu metode mengajarkan membaca Al-Qur'an dengan cara memperdengarkan bacaan Al-Qur'an sebagian demi sebagian, dan menyruh anak untuk mengulangi bacaan dengan perlahan-lahan hingga hafal. Metode ini melibatkan guru dan murid dimana murid diperintah untuk membimbing teman-temannya yang masih tertinggal, istilah sekarang adalah tutor sebaya.
b. Metode Demonstrasi
Yaitu metode cara mengajar meulis dengan mencontoh tulisan huruf hijaiyah di depan murid, kemudian guru menyuruh murid untuk mendengarkannya yang dilanjutkan dengan mendemonstrasikan cara menulis.
c. Metode Pembiasaan dan Teladan
Adalah metode pengajaran yang sangat efektif, khususnya mengajarkan akhlak dengan cara pembiasaan dan teladan yang disesuaikan dengan psikologis anak.
d. Metode Diskusi
Adalah metode cara penyajian pelajaran dimana siswa diberi pertanyaan yang bersifat problematis untuk dipecahkan bersama. Diharapkan dengan metode ini mendapatkan pengetahuan yang bersifat rasional dan terotis, sehingga tidak hanya mengajarkan metode ceramah saja yang akibatnya para siswa akan tertinggal jauh dari perkembangan ilmu pengetahuan.
e. Metode Magang
Adalah metode yang menggabungkan antara teori dan praktek yang nantinya akan menimbulkan manfaat ganda yaitu disamping para siswa mahir dalam suatu bidang ilmu tertentu, juga akan mendatangkan keahlian dalam bekerja atau memiliki kemampuan (skill).
f. Metode Penugasan
Adalah metode cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas ajar. Siswa dapat melakukan kegiatan belajar, sehingga siswa diharapkan dapat memecahkan problem setelah guru menerangkan terlebih dahulu, dalam hal ini sejauh mana siswa dapat memahami materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru.
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa metode Ibn Sina memiliki empat ciri penting sebagai berikut :
Memperlihatkan adanya keinginan besar dari Ibn Sina terhadap kesuksesan pengajaran.
Adanya kesesuaian antara bidang studi dan tingkat usia anak didik.
Lebih memperhatikan pada bakat dan minat anak didik
Tingkat pengajaran yang menyeluruh mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi.


D. Konsep Guru
Konsep ini membicarakan tentang guru yang baik. Menurutnya guru yang baik adalah guru yang berakal cerdas, beragama, tahu cara mendidik akhlak, cakap mendidik, berpenampilan tenang, jauh dari olok-olokan muridnya, tidak bermuka masam, sopan, santun, bersih dan suci murni, sebaiknya dari kaum pria yang terhormat dan menonjol budi pekertinya, telaten dalam mendidik anak, sabar dalam membimbing anak, adil, hemat dalam menggunakan waktu, gemar bergaul dengan anak-anak, mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi dan lain-lain.
Dengan demikian yang ditekankan pada guru selain kompetensinya juga berperilaku baik. Hal ini diambil dari kepribadian dari Ibn Sina sendiri.
E. Konsep Hukuman Dalam Pengajaran
Dalam konsep ini Ibn Sina sangat hati-hati dalam memberikan hukuman karena ia sangat menghargai martabat manusia, hukuman diperlukan jika dalam keadaan terpaksa. Atas dasar kemanusiaan ia membatasi hukuman tersebut, serta membolehkan pelaksanaan hukuman dengan cara yang ekstra hati-hati hal ini dalam keadaan tidak normal. Sedangkan dalam keadaan normal hukuman tidak boleh dilakukan.




Sumber: 
[1] Ibn Sina, As-Siyasah Fi at Tarbiyah, Mesir; Majalah al-Masyrik, 1906, hal. 1076.
[2] Ibid, hal., 1218
[3] Ibn. Sina, Al-Burhan min as-Syifa’, Mesir, al-Mathba’ah al-Aminah, 275 H, hal. 57.
[4] Ibid, hal., 117
[5] Ibn Sina, As-Siyasah fi at-Tarbiyah, Loc, cit, hal. 1023.

(http://pustakaazham.blogspot.co.id)



Baca Artikel Terkait: