-->

Rabu, 20 Januari 2016


Islamic Center di pulau Siberut, Kepulauan Mentawai (foto: suara islam)

Kepulauan Mentawai terdiri dari beberapa gugusan pulau-pulau di antaranya pulau Sipora, Pagai Utara Pagai Selatan atau Sikakap, yang terbesar adalah pulau Siberut, dan masih ada beberapa pulau-pulau kecil yang belum berpenghuni seperti pulau Marsilo yang terkenal akan keindahan pantainya dengan pasir putih.

Alhamdulillah tim Suara Islam pada awal Januari 2016 ini bisa mengunjungi daerah tersebut, kedatangan tim Suara Islam dalam rangka safari dakwah sekaligus membawa bantuan dari pembaca Suara Islam

Dakwah di Kepulauan Mentawai tergolong tidaklah mudah, banyak tantangan yang dihadapi. Untuk mengetahui bagaimana perjalanan dakwah di kepulauan Mentawai, timSuara Islam menemui Ustaz Muhammad Shiddieq selaku Ketua Yayasan Muslim Peduli Mentawai (YMPM).

Ustaz Shiddieq menceritakan, pada awalnya YMPM masuk ke Mentawai pasca gempa dan tsunami di Sikakap pada 25 Oktober 2010. Ketika itu tim YMPM datang bersama puluhan relawan kemanusiaan dari berbagai ormas Islam se-Sumatera Barat. 

"Setelah sampai di Sikakap, kita melihat banyak betul persoalan umat yang terjadi di Mentawai, diantaranya persoalan eksternal artinya tingginya angka pemurtadan di Mentawai, yang kedua terjadinya diskriminasi-diskriminasi kepada muslim di Mentawai seperti dilarang mengumandangkan azan, sampai ada kasus pembakaran Alquran, adanya intimidasi, pengusiran, ditambah gencarnya misionaris dari luar negeri untuk melakukan pemurtadan, jadi kita melihat itu persoalan secara eksternal," jelasnya.

"Kemudian secara internal, kita kekurangan tenaga da'i di Mentawai. Setiap perkampungan muslim, muslimnya ada bahkan banyak, tetapi da'i nya tidak ada, kami menemukan di beberapa daerah bahkan sampai 10 tahun tidak ada da'i disana," tambahnya. 

Kemudian, lanjut Ustaz Shiddieq, persoalan lainnya yaitu lemahnya infrastruktur dakwah di Mentawai seperti rumah untuk para da'i, transportasi dakwah, rumah yatim, masjid dan prasarana lainnya.

"Dengan adanya persoalan eksternal dan internal itu akhirnya kami melihat bahwa persoalan umat di Mentawai begitu besar sehingga tidak mungkin kami membiarkan hal ini terus berlanjut. Kalau sekiranya kita tidak segera masuk Mentawai menyelamatkan akidah muslim Mentawai, membangun ukhuwah Islamiyah dengan saudara muslim di Mentawai, mengembangkan dakwah Islam, bisa jadi suatu hari nanti muslim di Mentawai akan habis," ujarnya.

Oleh karena itu kami bertekad, insya Allah sampai akhir hayat, kita akan mengibahkan diri untuk mengembangkan dakwah di Mentawai, kata Ustaz Shiddieq.

Dan alhamdulillah dengan izin Allah SWT perkembangan dakwah sekarang ini sudah mulai bisa dirasakan. Sejak tahun 2013 sampai saat ini begitu banyaknya orang yang bersyahadat dari beberapa wilayah. "Kira-kira sudah lebih dari 800 orang masuk Islam, yang terbaru kemarin kita mensyahadatkan warga dari daerah Tiop sebanyak 7 KK atau sebanyak 33 orang," ungkapnya.

YMPM bersama lembaga-lembaga Islam lainnya juga berusaha mengembangkan infrastruktur dakwah seperti pembangunan masjid dan lainnya. Hingga saat ini, sarana ibadah sudah ada penambahan walaupun belum sesuai dengan keinginan.

Dan yang tak kalah pentingnya, yaitu melakukan kaderisasi da'i terutama kepada putera asli Mentawai. Selama ini, banyak dai-dai yang datang dari luar tapi sebagian tidak bertahan lama, banyak dai yang datang tidak paham dengan kultur masyarakat Mentawai akhirnya mereka mundur dari perjuangan dakwah di Mentawai. 

Saat ini, kaderisasi melalui pendidikan sudah dilakukan kepada puluhan remaja Mentawai. Alhamdulillah mereka sudah pandai berceramah, khutbah, bahkan sudah ada yang hafiz quran 30 juz. Rata-rata mereka sekarang sudah duduk di bangku Aliyah (setingkat SMA).

"Selain itu kita juga melakukan pembinaan bagi yang sudah dewasa, kita bangun kerjasama, lalu kita kuliahkan di beberapa perguruan tinggi, bahkan sekarang ada dua orang anak mualaf kita dari Mentawai yang menimba ilmu di Al Azhar Mesir," kata Ustaz Shiddieq.

Ia berharap mereka semua menjadi ulama, menjadi para da'i di masa depan. Andaikan setiap tahun bisa meluluskan 10 orang da'i, berarti 10 tahun kedepan sudah ada 100 da'i di Kepulauan Mentawai yang akan menjadikan wajah cerah umat Islam Mentawai di masa mendatang.

"Dan untuk bersinarnya Islam di Mentawai, insyaAllah peluangnya sangat besar untuk kita berkontribusi, tinggal kesungguhan dan bantuan dari kaum muslimin, kenapa? karena perjuangan dakwah di Mentawai ini berat, butuh jangka panjang, biaya yang banyak, maka dukungan-dukungan dari kaum muslimin perlu ditingkatkan," jelas Ustaz Shiddieq

"Karena itu kami menghimbau kepada seluruh kaum muslimin untuk peduli dengan dakwah di Mentawai, agar dengan izin Allah cahaya Islam akan bersinar di Mentawai sehingga Mentawai akan menjadi Mentawai Darussalam, insya Allah," harapnya.
(SuaraIslam)




Baca Artikel Terkait: