﴿ وَلَمَّا جَاۤءَهُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُصَدِّقٌ
لِّمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيْقٌ مِّنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَۙ كِتٰبَ
اللّٰهِ وَرَاۤءَ ظُهُوْرِهِمْ كَاَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَۖ ١٠١ ﴾
Terjemah Kemenag 2019
101. Setelah datang
kepada mereka Rasul (Nabi Muhammad) dari Allah yang membenarkan apa yang ada
pada mereka, sebagian orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah
itu ke belakang punggung (tidak menggubrisnya) seakan-akan mereka tidak tahu.
﴿ وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ
سُلَيْمٰنَ ۚ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا
يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ
هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ ۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا
نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ
بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ
اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ
ۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ
وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ ١٠٢ ﴾
102. Mereka
mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa Kerajaan Sulaiman.
Sulaiman itu tidak kufur, tetapi setan-setan itulah yang kufur. Mereka
mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di
negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal, keduanya tidak mengajarkan
sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah fitnah
(cobaan bagimu)32) oleh sebab itu janganlah kufur!” Maka, mereka mempelajari
dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami)
dan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan (sihir)-nya,
kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan
tidak memberi manfaat kepada mereka. Sungguh, mereka benar-benar sudah
mengetahui bahwa siapa yang membeli (menggunakan sihir) itu niscaya tidak akan
mendapat keuntungan di akhirat. Sungguh, buruk sekali perbuatan mereka yang
menjual dirinya dengan sihir jika mereka mengetahui(-nya).
32) Dalam Al-Qur’an, kata fitnah digunakan untuk menyatakan
sejumlah makna sesuai dengan konteksnya, seperti ‘ujian’, ‘cobaan’, ‘azab’,
‘menghalangi kebenaran’, dan ‘mengusir orang dari kampung halamannya’.
﴿ وَلَوْ اَنَّهُمْ اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَمَثُوْبَةٌ مِّنْ
عِنْدِ اللّٰهِ خَيْرٌ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ ࣖ ١٠٣ ﴾
103. Seandainya
mereka benar-benar beriman dan bertakwa, pahala dari Allah pasti lebih baik,
seandainya mereka mengetahui(-nya).
﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقُوْلُوْا رَاعِنَا
وَقُوْلُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوْا وَلِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ١٠٤ ﴾
104. Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan, “Rā‘inā.” Akan tetapi,
katakanlah, “Unẓurnā”33) dan dengarkanlah. Orang-orang kafir akan mendapat azab
yang pedih.
33) Rā‘inā berarti ‘perhatikanlah kami’. Akan tetapi, orang
Yahudi memelesetkan ucapannya sehingga menjadi ‘ru‘ūnah’ yang berarti ‘bodoh
sekali’ sebagai ejekan kepada Rasulullah. Oleh karena itu, Allah Swt. menyuruh
para sahabat untuk memakai kata unẓurnā sebagai ganti kata rā‘inā karena
keduanya mempunyai makna yang sama.
﴿ مَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَلَا
الْمُشْرِكِيْنَ اَنْ يُّنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ خَيْرٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ ۗ
وَاللّٰهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ
الْعَظِيْمِ ١٠٥ ﴾
105. Orang-orang
kafir dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik tidak menginginkan
diturunkannya kepadamu suatu kebaikan dari Tuhanmu. Akan tetapi, secara khusus
Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah pemilik
karunia yang besar.
﴿ ۞ مَا نَنْسَخْ مِنْ اٰيَةٍ اَوْ نُنْسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ
مِّنْهَآ اَوْ مِثْلِهَا ۗ اَلَمْ تَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ ١٠٦ ﴾
106. Ayat yang Kami
nasakh (batalkan) atau Kami jadikan (manusia) lupa padanya, pasti Kami ganti
dengan yang lebih baik atau yang sebanding dengannya. Apakah engkau tidak
mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu?
﴿ اَلَمْ تَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ
وَالْاَرْضِ ۗ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
١٠٧ ﴾
107. Apakah engkau
tidak mengetahui bahwa Allah memiliki kerajaan langit dan bumi? (Ketahuilah
bahwa) tidak ada bagimu pelindung dan penolong selain Allah.
﴿ اَمْ تُرِيْدُوْنَ اَنْ تَسْـَٔلُوْا رَسُوْلَكُمْ كَمَا سُىِٕلَ
مُوْسٰى مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالْاِيْمَانِ فَقَدْ ضَلَّ
سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ ١٠٨ ﴾
108. Ataukah kamu
menghendaki untuk meminta Rasulmu (Nabi Muhammad) seperti halnya Musa (pernah)
diminta (Bani Israil) dahulu?34) Siapa yang mengganti iman dengan kekufuran,
sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus.
34) Bani Israil pernah meminta kepada Nabi Musa a.s. agar
dapat melihat Allah Swt. dengan mata kepala mereka, dibuatkan berhala untuk
disembah, dan lain-lain.
﴿ وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ
مِّنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِكُمْ كُفَّارًاۚ حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مِّنْۢ
بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۚ فَاعْفُوْا وَاصْفَحُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ
اللّٰهُ بِاَمْرِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ١٠٩ ﴾
109. Banyak di
antara Ahlulkitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu setelah
kamu beriman menjadi kafir kembali karena rasa dengki dalam diri mereka setelah
kebenaran jelas bagi mereka. Maka, maafkanlah (biarkanlah) dan berlapang
dadalah (berpalinglah dari mereka) sehingga Allah memberikan perintah-Nya.
Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
﴿ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ ۗ وَمَا
تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ
اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ ١١٠ ﴾
110. Dirikanlah
salat dan tunaikanlah zakat. Segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu
akan kamu dapatkan (pahalanya) di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.