-->

Jumat, 29 Maret 2013







KABUPATEN KUANTAN SINGINGI


Motto BASATU NAGORI MAJU

Semboyan '


Slogan pariwisata '


Julukan KOTA JALUR


Demonim '


Provinsi Riau


Ibu kota Teluk Kuantan


Luas 7.656 km²


Penduduk


· Jumlah 215.114 jiwa


· Kepadatan 28 jiwa/km²


Pembagian administratif


· Kecamatan 12


· Desa/kelurahan 199


Dasar hukum


Tanggal


Hari jadi {{{hari jadi}}}


Bupati H.SUKARMIS


Kode area telepon 0760


APBD


DAU


Suku bangsa Melayu


Bahasa Kuantan, Melayu


Agama Islam


Flora resmi {{{flora}}}


Fauna resmi {{{fauna}}}


Zona waktu {{{zona waktu}}}


Bandar udara {{{bandar udara}}}


Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia.


Batas Wilayah


· Utara : Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan


· Selatan : Jambi


· Barat : Sumatera Barat


· Timur : Kabupaten Indragiri Hulu


Kota Penting


· Teluk Kuantan


· Lubuk Jambi


· Muara Lembu


· Benai


· Baserah


· Cerenti


· Lubuk Ambacang


· Kampung Baru (Toar)


· Kota Baru


· Inuman


· Kari


Iklim dan Cuaca


Kabupaten Kuantan Singingi beriklim tropis. Musim hujan berlangsung dari bulan September sampai bulan Februari, dan curah hujan tertinggi pada bulan Desember. Musim kemarau pada bulan Maret sampai bulan Agustus.


Topografi


Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi kira kira 400 m di atas permukaan laut. Dataran tinggi di daerah ini cenderung berangin dan berbukit dengan kecenderungan 5 – 300. Dataran tinggi berbukit mencapai ketinggian 400-800 m di atas permukaan laut dan merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan.


Demografi


Pada zaman dahulu masyarakat Kuansing tidak mengenal adat istiadat, pakaian, bahasa,untuk berkomunikasi mereka menggunakan isyarat, dengan masuknya suku minang ke Kuansing barulah masyarakat Kuansing mengenal bahasa sehingga masyarakat Kuansing hanya mengenal bahasa minangkabau ini terbukti dengan dialek dan adat istiadat seperti orang Minangkabau di provinsi tetangga, Sumatera Barat. Mata pencarian utama penduduk di daerah ini sebagian besar (75%) bertani, sementara yang lainnya bekerja pada bidang jasa, perdagangan, dan pegawai negeri.


Transportasi


Untuk membuka keterisolasian dan mengembangkan bagian selatan kabupaten ini, pada awal tahun fiskal 2000, telah dibuat jalan raya untuk lintas selatan, sementara jalan yang lama sepanjang 166,5 km diperbaiki. Saat ini, beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten ini sudah dilalui oleh berbagai kendaraan. Jalan yang dilalui adalah 1.998,26 km. Teluk Kuantan sebagai ibukota kabupaten - dilalui oleh Jalur Barat Trans-Sumatera yang menghubungkan Jawa dengan kota lainnya di Sumatera, seperti Padang, Bengkulu, Palembang, Lampung, Medan, dan Banda Aceh. Transportasi sungai yang menggunakan Sungai Kuantan sangat membantu untuk perjalanan domestik, khususnya untuk desa-desa terpencil yang ada di tepian sungai.


Dengan berdirinya Riau Airlines (RAL) sebagai perusahaan penerbangan di bawah naungan Pemerintah Riau, segera akan dibuka penerbangan ke Kuantan Singingi, yang berlokasi di Kuantan Tengah – dalam rangka membuka akses transportasi daerah ke Kabupaten ini.


Listrik


Pembangkit listrik yang sudah ada saat ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan kapasitas total 4,180 MW. Selain itu, dan di lubuk ambacang terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang mampu untuk mencukupi kebutuhan listrik di kabupaten ini, namun sampai saat ini belum terealisasi baru wacana dari zaman dahulu kala. sekarang masyarakat kuansing masih menikmati ML (mati lampu) minimal tiga kali sehari, kira-kira 180 menit. Yang terakhir, dibuat pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga uap di daerah Cerenti (apa iya), pada tahun 2004.


Telekomunikasi


Layanan PT Pos sudah mencakup ke seluruh bagian daerah yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi. Penduduk juga dapat berkomunikasi dengan menggunakan telepon, juga dengan pengembangan teknologi selular, sekarang hampir semua layanan telekomunikasi selular dapat di akses di seluruh daerah di Kuantan Singingi.


Air Bersih


PDAM telah beroperasi di Teluk Kuantan, Lubuk Jambi, Benai, Pangean, Basrah dan Cerenti. Namun begitu, kebanyakan penduduknya tetap menggunakan air dari sumur dan Sungai Kuantan untuk kegiatan rumah tangga.


Fasilitas Lainnya


Sedikitnya terdapat 3 Bank komersial yang melayani aktivitas bisnis dan perdagangan di Kabupaten ini, yaitu : Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Pembangunan Daerah Riau. Namun sekarang sudah mulai bermunculan banyak cabang Bank dari Pekanbaru, seperti Bank Mandiri, dsb.


Untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi secara kontinu membangun infrastruktur dan fasilitas yang berhubungan dengan kesehatan. Saat ini terdapat Rumah Sakit Umum, Pusat Kesehatan Masyarakat (11), dan Pusat Pelayanan Terpadu (60).




Pariwisata dan Budaya Tradisi


1. Wisata Alam


A. Air Terjun Guruh Gemurai, Wisata Alam Kuansing


Kabupaten Kuntan Singingi tidak hanya terkenal dengan wisata budayanya seperti Pacu Jalur namun juga wisata alamnya. Seperti Wisata Alam air terjun, saat ini yang menjadi prioritas pembenahan pemerintah daerah Kab.Kuansing adalah Air terjun Guruh Gemurai. Beberapa waktu lalu tim sungaikuantan.com berkunjung kesana. Pemda Kuansing memang telah membenahhi objek wisata ini. Tersedianya jalan yang beraspal sehingga mudah dijangkau, adanya areal parkir, pentas terbuka untuk mengadakan acara-acara, seperti konser musik dan lainnya, juga mushola telah tersedia di Air Terjun Guruh Gemurai.


Air Terjun Guruh Gemurai terletak di Kecamatan Kuantan Mudik (Lubuk Jambi), tepatnya di Desa Kasang. Anda bisa mencapainya dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Jaraknya dari Taluk Kuantan ibu Kota Kab.Kuansing sekitar 25 kilometer ke arah Kiliran Jao (perbatasan Sumbar-Riau). Anda akan melewati Pasar Tradisional Lubuk Jambi, lalu menemukan dua jalan yang bercabang dua, pilihlah jalan sebelah kiri nan menanjak, daerah ini namanya Desa Koto (Kote Ate), melewati jalan sedikit berkelok, lima menit perjalanan anda akan sampai ke Desa Kasang, dan teruskanlah perjalanan anda sepuluh menit lagi, maka taka lama anda akan bertemu dengan gerbang di sebelah kanan jalan raya yang bertuliskan Selamat Datang di Objek Wisata Air Terjun Guruh Gemurai. Sampai saat ini tarif masuk ke obyek wisata ini sesuai dengan Perbup telah diatur oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi, yakni Rp. 1000 untuk untuk kenderaan roda dua, Rp. 1.500 untuk kenderaan roda empat, Rp. 3000 untuk orang dewasa dan Rp. 1000 untuk anak-anak..


Guruh Gemurai adalah sebuah nama yang diambil dari bahasa daerah setempat. Guruh berarti gemuruh dari suara air tejun. Sedangkan Gemurai adalah suara percikan air yang berserakan. Maka Guruh Gemurai diartikan adalah air terjun yang bergemuruh dan mempunyai percikan.Pada akhir pekan dan hari-hari libur, Objek Wisata Air terjun Guruh Gemurai ramai dikunjungi dan menjadi andalan Objek Wisata andalan Kab.Kuansing.


Hal ini diungkapkan kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kuansing Tarmis SPd menjawab, ‘’Memang Guruh Gemurai sudah kita sampaikan ke Dinas Pariwisata Riau sebagai objek wisata unggulan di Kuansing,’’ ujarnya.


Sejak tahun 2008 lalu, Dinas Pariwisata Kuansing telah mulai menetapkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari wisata air terjun Guruh Gemurai ini. Hanya saja, target yang ditetapkan masih terbilang kecil yakni sekitar Rp6 juta. Ini dikarenakan, ketika itu, Dinas Pariwisata Kuansing masih dalam tahapan pengujian pemberlakuan karcis masuk ke kawasan tersebut.


Tetapi pada tahun 2009 ini, target PAD untuk kawasan air terjun Guruh Gemurai ini meningkat. Semula hanya diusulkan sebesar Rp15 juta, tetapi ditetapkan sebesar Rp16.920.000. Target ini bahkan sedikit lebih tinggi dari target PAD peminjaman/pemakaian gedung kesenian Narosa Teluk Kuantan yang semula Rp12,5 juta menjadi Rp16 juta.


Target PAD untuk air terjun Guruh Gemurai, diakui Tarmis di ambil dari penjualan karcis masuk dan parkir kendaraan ke kawasan objek pariwisata ini. Untuk orang dewasa, karcis masuk resmi di kenakan Rp3.000 per orang dan anak-anak Rp1.000 per orang. Sedangkan untuk parkir kendaraan, untuk roda empar Rp5.000 dan roda dua Rp2.000 per unitnya.

Kendati demikian, Tarmis optimis kalau target yang telah ditetapkan tersebut dapat tercapai hingga akhir tahun 2009 ini. ‘’Kita optimis target ini dapat tercapai,’’ ujarnya. Mantan Sekretaris DPRD Kuansing tersebut lebih jauh mengatakan, dalam satu pekan tingkat kunjungan ke kawasan objek air terjun Guruh Gemurai ini mencapai 100 orang. Sehingga dalam satu tahun tingkat kunjungan orang baik masyarakat Kuansing maupun dari luar, diperkirakan akan mencapai 5.000 orang.

Dari segi anggaran, pemkab memang memfokuskan satu persatu pembenahan kawasan objek pariwisata di Kabupaten Kuansing, yang difokuskan terlebih dahulu kawasan air terjun Guruh Gemurai. Namun pada tahun 2009 ini, pembenahan kawasan air terjun Guruh Gemurai tidak mendapatkan dukungan anggaran APBD Kuansing 2009. Padahal, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kuansing tetap mengusulkannya.

‘’Saya tidak tahu persis hilangnya dimana. Tetapi anggarannya tetap kita usulkan,’’ ujar Tarmis. Sementara pada tahun 2009, Pemerintah Provinsi Riau hanya menganggarkan Rp420 juta untuk pembenahan kawasan air terjun tujuh tingkat Batang Koban di Kecamatan Hulu Kuantan, bukan Guruh Gemurai.

B. Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban]

“Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban” Lubuk Ambacang terletak di Kecamatan Hulu Kuantan 37 Km dari Teluk Kuantan. Ketika berada di Lubuk Jambi ibukota Kecamatan Kuantan Mudik (22 Km dari Teluk Kuantan) bus anda akan bergerak menuju arah Kiliran Jao dan selepas Kota Lubuk Jambi bertemu dengan persimpangan satu simpang ke kiri arah Kiliran Jao, disitulah tadi letaknya Terjun Guruh. Jika dari simpang selepas Lubuk Jambi, bus kita akan bergerak ke kanan terus sampai sejauh 11 Km akan sampai ke Kota Lubuk Ambacang Ibukota Kecamatan Hulu Kuantan. Dengan menaiki sampan bermesin (pompong) sejauh 4 Km anda akan melaluinya dengan kenyamanan arus sungai kadangkala tenang dan sunyi kadangkala ribut dengan gelombang arung jeramnya dilengkapi dengan pemandangan alam dan bukit-bukit yang terjal dengan hutan lindungnya yang masih asli. Dalam perjalanan kita dapat menyaksikan binatang kera, berbagai jenis burung dan binatang lainnya seakan menyapa bagi pengunjungnya. Akhirnya sampailah ke lokasi Air Terjun “Tujuh Tingkat Batang koban”. Tujuh Tingkat maksudnya terdapat tujuh buah air terjun yang bertingkat, akhirnya sampai ke dasar sungai dan terus mengalir ke Sungai Kuantan yang mengairi sebagian besar daerah Kuantan Singingi.

C. Rawang Udang Wisata Kuansing

Rawang Udang namanya, katanya dulu disini banyak Udang. Sekarang telah berubah, sekarang banyak Urang bukan Udang (Orang kallliii..). Karena Rawang Udang telah menjadi salah satu objek wisata di kabupaten Kuantan Singingi (kab. Kuansing). Rawang Udang hanya berjarak 20 menit perjalanan darat dari Pusat Kota Teluk Kuantan menggunakan sepada motor ataupun mobil. Rawang Udang sangat mudah dijangkau, karena berada ditepi jalan. Rawang Udang terletak di Desa Talontam Kecamatan Benai. Dari kota Benai hanya berjarak 5 menit. Disini anda bisa bersantai tanpa harus dipungut bayaran. Tapi kalau anda ingin menikmati suasana romantis ditengah-tengah rawang, anda bisa menyewa Itik raksasa untuk mmbawa anda ketengah rawang.

D. Bendungan Batang Pangean


Kec.Pangean-Wisata>>Batang Pangean adalah sebuah sungai kecil yang membelah Negeri Pangean serta bermuara ke Sungai Kuantan. Negeri Pangean sekarang telah bernama Kecamatn Pangean, berjarak satu jam tiga puluh menit dari pusat kota Taluk kuantan. Beberapa tahun silam Batang Pangean dibendung untuk memenuhi kebutuhan irigasi masyarakat Pangean.


Foto disamping memperlihatkan hasil bendungan membentuk sebuah danau yang cukup luas. Masayarakat setempat sering menjadikannya tempat bersantai sepulang dari kebun serta pemuda dan anak-anak Kenegerian Pangean sering mengunjungi bendungan ini sebagai tempat berakhir pekan. Namun sayang pemda kab. Kuansing belum memperhatikan sarana dan prasarana di lokasi ini. Alangkah indahnya ketika Bendungan Batang Pangean menyerupai Rawang Udang.


2. Wisata Petualangan

· Tambang Emas di Logas.


· Berakit di Sungai Singingi.


· Berakit di Pangkalan Indarung


· Hutan Lindung Bukit Bungkuk dan Bukit Baling di Singingi.


· Gua Bunian di Bukit Kanua.


· Hiking dan Tracking di Bukit Batabuah.


· Air terjun Tujuh Tingkat (Lembah Gemuruh) di Pulau Padang


3. Wisata Peninggalan Budaya dan Sejarah


· Rumah Tradisional Tua Koto Rajo


· Kompleks Candi Sangan

KESENIAN BUDAYA KUANTAN SINGINGI


A. Pacu Jalur di Kuantan Singingi


Pacu Jalur adalah salah satu Even Wisata Kebanggaan Provinsi Riau, khususnya Kabupaten Kuantan Singingi. Ada yang mengatakan Pacu Jalur ini sama dengan dengan Even Wisata Dayung Perahu Naga. Itu salah besar. Kalau miriup mungkin iya. Karena Pacu Jalur mempunyai keunikan tersendiri. Dimulai dari mencari pohon besar untuk perahu, pembuatannya sampai kegelanggang pacu. Inilah daya tarik even wisata tradisional yang mendunia. Setiap even Pacu Jalur ini dihelat ada saja peserta dari luar negeri yang turut serta. Berikut ini paparan tentang Pacu Jalur, dimulai dari asal usul, pembuatan sampai ke tata cara perlombaanya.

Asal Usul dan Perkembangan


Kuantan Singingi adalah sebuah daerah yang secara administratif termasuk dalam Provinsi Riau. Daerahnya banyak memiliki sungai. Kondisi geografis yang demikian, pada gilirannya membuat sebagian besar masyarakatnya memerlukan jalur1 sebagai alat transportasi Kemudian, muncul jalur-jalur yang diberi ukiran indah, seperti ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, baik di bagian lambung maupun selembayung-nya. Selain itu, ditambah lagi dengan perlengkapan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri). Perubahan tersebut sekaligus menandai perkembangan fungsi jalur menjadi tidak sekadar alat angkut, namun juga menunjukkan identitas sosial. Sebab, hanya penguasa wilayah, bangsawan, dan datuk-datuk saja yang mengendarai jalur berhias itu. Perkembangan selanjutnya (kurang lebih 100 tahun kemudian), jalur tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi dan simbol status sosial seseorang, tetapi diadu kecepatannya melalui sebuah lomba. Dan, lomba itu oleh masyarakat stempat disebut sebagai “Pacu Jajur”.


Pada awalnya pacu jalur diselenggarakan di kampung-kampung di sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri, atau Tahun Baru 1 Muharam. Ketika itu setiap perlombaan tidak selalu diikuti dengan pemberian hadiah. Artinya, ada kampung yang menyediakan hadiah dan ada yang tidak menyediakannya. Lomba yang tidak menyediakan hadiah diakhiri dengan acara makan bersama. Adapun jenis makanannya adalah makanan tradisional setempat, seperti: konji, godok, lopek, paniaran, lida kambing, dan buah golek. Sedangkan, lomba yang berhadiah, penyelenggara mesti menyediakan empat buah marewa2 yang ukurannya berbeda-beda. Juara I memperoleh ukuran yang besar dan juara IV memperoleh ukuran yang paling kecil. Namun, dewasa ini hadiah tidak lagi berupa marewa tetapi berupa hewan ternak (sapi, kerbau, atau kambing).

Ketika Belanda mulai memasuki daerah Riau (sekitar tahun 1905), tepatnya di kawasan yang sekarang menjadi Kota Teluk Kuantan, mereka memanfaatkan pacu jalur dalam merayakan hari ulang tahun Ratu Wilhelmina yang jatuh pada setiap tanggal 31 Agustus. Akibatnya, pacu jalur tidak lagi dirayakan pada hari-hari raya umat Islam. Penduduk Teluk Kuantan malah menganggap setiap perayaan HUT Ratu Wilhelmina itu sebagai datangnya tahun baru. Oleh karena itu, sampai saat ini masih ada yang menyebut kegiatan pacu jalur sebagai pacu tambaru. Kegiatan pacu jalur sempat terhenti di zaman Jepang. Namun, pada masa kemerdekaan pacu jalur diadakan kembali secara rutin untuk memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia (17- Agustusan).

Pemain Pacu Jalur


Pacu jalur hanya dilakukan oleh para laki-laki yang berusia antara 15--40 tahun secara beregu. Setiap regu jumlah anggotanya antara 40--60 orang (bergantung dari ukuran jalur). Anggota sebuah jalur disebut anak pacu, terdiri atas: tukang kayu, tukang concang (komandan, pemberi aba-aba), tukang pinggang (juru mudi), tukang onjai (pemberi irama di bagian kemudi dengan cara menggoyang-goyangkan badan) dan tukang tari yang membantu tukang onjai memberi tekanan yang seimbang agar jalur berjungkat-jungkit secara teratur dan berirama. Selain pemain, dalam lomba pacu jalur juga ada wasit dan juri yang bertugas mengawasi jalannya perlombaan dan menetapkan pemenang.


Tempat Permainan Pacu Jalur

Pacu jalur biasanya dilakukan di Sungai Batang Kuantan. Sebagaimana telah dikatakan di atas, Sungai Batang Kuantan yang terletak antara Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu dan Kecamatan Cerenti di hilir, telah digunakan sebagai jalur pelayaran jalur sejak awal abad ke-17. Dan, di sungai ini pulalah perlombaan pacu jalur pertama kali dilakukan. Sedangkan, arena lomba pacu jalur bentuknya mengikuti aliran Sungai Batang Kuantan, dengan panjang lintasan sekitar 1 km yang ditandai dengan tiga tiang pancang.


Peralatan Permainan Pacu Jalur
Peralatan permainan dalam pacu jalur, tentu saja adalah jalur yang dibuat dari batang kayu utuh, tanpa dibelah-belah, dipotong-potong atau disambung-sambung. Panjang jalur antara 25--30 meter, dengan lebar ruang bagian tengah 11,25 meter. Bagian-bagian jalur terdiri atas: (1) luan (haluan); (2) talingo (telinga depan); (3) panggar (tempat duduk); (4) pornik (lambung); (5) ruang timbo (tempat menimba air); (6) talingo belakang; (7) kamudi (tempat pengemudi); (8) lambai-lambai/selembayung (pegangan tukan onjor); (9) pandaro (bibit jalur); (10) ular-ular (tempat duduk pedayung); (11) selembayung (ujung jalur berukir); dan (13) panimbo (gayung air). Jalur dilengkapi pula dengan sebuah dayung untuk setiap pemain.

Bagian selembayung dan pinggir badan jalur biasanya berukir dan diberi warna semarak. Motifnya bermacam-macam seperti: sulur-suluran, geometris, ombak, buruk dan bahkan pesawat terbang. Tiap-tiap jalur mempunyai nama seperti: Naga Sakti, Gajah Tunggal, Rawang Udang, Kompe Berangin, Bomber, Pelita, Orde Baru, Raja Kinantan, Kibasan Nago Liar, Singa Kuantan Sungai Pinang, Dayung Serentak, Keramat Jati, Panggogar Alam, Tuah di Kampuang Godang di Rantau, Ratu Dewa dan lain-lain. Tujuan dari pengukiran, pewarnaan dan pemberian nama pada setiap jalur tersebut adalah agar dapat “tampil beda” dari yang lain.


Untuk dapat membuat sebuah jalur-lomba yang biasanya mewakili desa, kecamatan atau kabupaten, harus melalui proses yang cukup panjang dan melibatkan banyak orang. Sebagai suatu proses, tentunya pembuatan jalur dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Berikut ini adalah tahap-tahap yang mesti dilakukan dalam pembuatan sebuah perahu yang oleh orang Kuantan Singingi disebut jalur.


Hal pertama yang dilakukan adalah menyusun rencana pembuatan jalur melalui musyawarah atau rapek kampung yang dihadiri oleh berbagai unsur seperti pemuka adat, cendekiawan, kaum ibu dan pemuda. Rapat ini biasanya dipimpin oleh seorang pemuka desa atau pemuka adat. Bila kesepakatan telah dicapai, maka kegiatan selanjutnya adalah memilih jenis kayu. Pohon yang dicari adalah banio atau kulim kuyiang yang panjangnya antara 25--30 meter dengan garis tengah antara 1½ --2 meter. Kedua jenis pohon tersebut disamping kuat, tahan air, juga dipercayai ada “penunggunya”. Setelah pohon yang memenuhi persyaratan ditentukan, maka penebangan pun dilakukan. Akan tetapi, sebelumnya diadakan semacam upacara persembahan kepada “penunggu” pohon agar pohon itu tidak hilang secara gaib.


Kayu yang sudah disemah oleh pawang, selanjutnya ditebang dengan kapak dan beliung. Setelah itu, kayu diabung (dipotong) ujungnya menurut ukuran tertentu sesuai dengan panjang jalur yang akan dibuat. Setelah diabung kedua ujungnya, kemudian kayu dikupas kulitnya dan diukir pada bagian haluan, telinga, dan lambung. Apabila jalur sudah terbentuk, maka langkah berikutnya adalah meratakan bagian depan (pendadan), yakni bagian atas kayu yang memanjang dari pangkal sampai ke ujung. Kemudian disusul dengan tahap mencaruk atau melubangi dan menghaluskan bagian dalam kayu dengan ketebalan tertentu.


Selanjutnya menggaliak atau membalikkan dan menelungkupkan kembali jalur untuk dibentuk dan dihaluskan. Pekerjaan ini memerlukan perhitungan cermat sebab harus selalu menjaga ketebalan jalur agar dapat seimbang ketika berada di air. Cara mengukurnya antara lain dengan membuat lubang-lubang kakok atau bor yang kemudian ditutup lagi dengan semacam pasak. Setelah terbentuk, maka jalur dibalikkan kembali dan kemudian dilanjutkan dengan proses terakhir yaitu membuat haluan dan kemudi. Apabila haluan dan kemudi telah terbentuk, maka jalur akan dibawa ke kampung untuk diasapi dan disertai dengan upacara maelo jalur. Sebelum jalur diluncurkan ke sungai, ada suatu upacara lagi yang bertujuan agar jalur dapat berlayar dengan baik ketika sudah berada di air.

Aturan Permainan Pacu Jalur


Pacu jalur dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu: (1) pacu antarbanjar atau dusun; (2) pacu antardesa atau kelurahan; dan (3) pacu antarkecamatan yang ada di wilayah Kuantan Sengingi. Aturan dalam ketiga tingkatan perlombaan pacu jalur tersebut tergolong mudah, yaitu regu jalur yang dapat mencapai garis finish terlebih dahulu dari regu lain, dinyatakan sebagai pemenangnya. Pertandingan pacu jalur biasanya dilakukan dengan dua sistem yaitu: setengah kompetisi dan sistem gugur untuk menentukan pemenang pertama hingga keempat dan sepuluh besar.


Jalannya Permainan Pacu Jalur


Perlombaan, baik antardusun, antardesa, maupun antarkecamatan, diawali dengan membunyikan meriam. Meriam digunakan karena apabila memakai peluit tidak akan terdengar oleh peserta lomba, mengingat luasnya arena pacu dan banyaknya penonton yang menyaksikan perlombaan. Pada dentuman pertama jalur-jalur yang telah ditentukan urutannya akan berjejer di garis start dengan anggota setiap regu telah berada di dalam jalur. Pada dentuman kedua, mereka akan berada dalam posisi siap (berjaga-jaga) untuk mengayuh dayung. Dan, setelah wasit membunyikan meriam untuk yang ketika kalinya, maka setiap regu akan bergegas mendayung melalui jalur lintasan yang telah ditentukan. Sebagai catatan, ukuran dan kapasitas jalur serta jumlah anak pacunya (peserta) dalam lomba ini tidak dipersoalkan, karena ada anggapan bahwa penentu kemenangan sebuah jalur lebih banyak ditentukan dari kekuatan magis yang ada pada kayu yang dijadikan jalur dan kekuatan kesaktian sang pawang dalam “mengendalikan” jalur.



Dalam pertandingan jalur, apabila menerapkan sistem gugur, maka peserta yang kalah tidak boleh turut bermain kembali. Sedangkan para pemenangnya akan diadu kembali untuk mendapatkan pemenang utama. Namun apabila menggunakan sistem setengah kompetisi, setiap regu akan bermain beberapa kali dan pada akhirnya regu yang selalu menang hingga perlombaan terakhir akan menjadi juaranya.


Nilai Budaya Pacu Jalur


Nilai budaya yang terkandung dalam pacu jalur adalah: kerja keras, ketangkasan, keuletan, kerja sama dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar jalurnya dapat mendahului jalur regu lain. Nilai ketangkasan dan keuletan tercermin dari teknik-teknik yang dilakukan oleh anggota sebuah regu dalam menjalankan jalur agar dapat melaju dengan cepat dan tidak tenggelam. Nilai kerja sama tercermin dari anggota regu yang berusaha bersama-sama mengendalikan jalur agar dapat melaju cepat dan memenangkan perlombaan. Nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada.


B. Perahu Baganduang, Lubuk Jambi


Upacara tradisional manjopuik Limau. Dengan kendaraan perahu yg digandeng (baganduang) di Kab Kuansing- Riau

Perahu Bergandung ini merupakan salah satu kebudayaan yang terdapat di Kabupaten Kuantan Singingi, tepatnya di Lubuk Jambi. Perahu Bergandung ini bermula dari sekelompok muda-mudi yang mengantarkan Limau kerumah seorang perempuan dengan menggunakan perahu yang di gandengkan. Acara mengantar limau ini sama dengan seorang yang ingin melamar seorang perempuan yang di sukainya tetapi sedikit berbeda dengan tunangan.

Mengantar limau di lakukan oleh pihak lelaki sebelum shalat idul fitri. Setelah 5 hari acara pengantaran limau maka barulan tiba saat perbandingan.


Sebelum hari H nya muda-mudi akan menggandingkan dua buah perahu dan menghiasainya dengan daun kelapa, kain panjang dan mempunyai kuba di puncaknya. Kuba tersebut di buat berbentuk bulan atau bintang yang melambangkan penyambutan hari raya idul fitri. Perlombaan ini di laksanakan pada hari ke 6 dan di ikuti pula dengan talempong randai, salung, tari-tarian dan lain sebagainya.


Pada acara ini juga di hadiri oleh Bupati atau yang mewakili dan rombongan. Bupati atau yang mewakili akan naik ke atas perahu yang telah di sediakan dan bergerak dari hulu sungai kuatan tepatnya dari desa Koto Lubuk Jambi dan berlabuh pada tempat acara di adakan dan di sambut oleh penari-peneri. Selanjutnya barulah acara pertandingan di mulai dengan ledak-ledakan "bedir" (suatau bambu yang di buat untuk meledakkanya agar ia berbunyi yaitu dengan menggunakan minyak tanah). Penilaian terhadap perahu-perahu tersebut di lakukan oleh NINIK MAMAK pada masing-masing desa. Biasanya acara perahu bergandung ini di ikuti lebih kurang 15 desa yang ada di kecamatan kuantan mudik. Sistem penilaian di lihat dari kerapian dan keindahan perahunya.


UPACARA TRADISONAL / KERAJINAN SENI

Ada beberapa kerajinan yang dapat di jadikan buah tangan, seperti pahatan, tekat, suji,dan lainnya. Selain itu juga terdapat beberapa upacara tradisional, seperti :


· Upacara pernikahan.


Pakaian Adat Kuantan Singingi


Foto Pakaian Adat Kuantan Singingi ini adalah foto yang terlupa dalam postingan saya tentang Foto Pakaian Adat Melayu Riau yang didalamnmya dimuat foto-foto Foto Pakaian Adat Tradisional Melayu Kabupaten Bengkalis Riau. Gambar, Foto Pakaian Adat Tradisional Melayu Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Foto, Gambar Pakaian Adat Tradisional Melayu Batam Kepulauan Riau. Gambar, Foto Pakaian Adat, Tradisional Indragiri Riau. Gambar, Foto Pakaian Adat Tradisional Melayu Siak Riau. Gambar, Foto Pakaian Adat Tradisional Melayu Tanjung Pinang Kepulauan Riau.


Anehnya waktu itu Foto Pakaian Adat Kuantan Singingi terlupa atau diliupakan, hehehe. Sebelumnya minta maaf sama sang empunya foto, katanya ini fotojenik banget. Hmm.. karena saya ga bisa edit-edit foto saya publis juga deh. Untuk mengurangi rasa berdosa saya nama sang empunya foto tidak saya sebutkan. Biarlah pengunjung blog All About Pekanbaru Riau ini yang mencari tau. Kalau gitu saya kabur dulu yah.. Ntar yang punya fotojenik datang. Hehehe..

· Upacara Belian atau Bulian.


· Upacara sesajian.


· Pengobatan tradisional.


Potensi Daerah


Kantor Bupati Kuantan Singingi

Agrikultur, Hasil Panen, dan Holtikultura


Sektor agrikultur masih memegang peranan penting sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat Kuantan Singingi. Lahan untuk padi seluas 10.237 ha pada tahun 2001, dengan hasil produksi 41.312,16 ton. Sebagai tambahan, Kabupaten Kuantan Singingi juga memproduksi berbagai komoditas seperti jeruk, rambutan, mangga, duku, durian, nangka, papaya, pisang, cabai, terung, timun, kol,dan tomat.


Perkebunan


Ada beberapa hasil penting yang ada di daerah Kuantan Singingi, seperti karet, kelapa, minyak sawit, coklat, dan berbagai tanaman lainnya.


Hewan Ternak


Beberapa hewan ternak yang dipelihara antara lain :


· Sapi : 17.368 ekor


· Kerbau : 17.132 ekor


· Ayam : 200.061 ekor


· Bebek : 27.442 ekor


Kehutanan


Sumber potensial di sector kehutanan antara lain :


· Produksi hutan terbatas : 316.700 ha.


· Hutan konversi : 450.00 ha.


· Hutan lindung : 28.000 ha.


· Hutan margasatwa : 136.000 ha.

Pertambangan


Kabupaten Kuantan Singingi memiliki potensial yang besar di sektor pertambangan dan energi, yang termasuk kepada komoditas batu gamping, suntan, batu bara, gas alam, pasir sungai, emas, dan kaolin.


Industri


Beberapa bidang industri yang memiliki potensi ekonomi yaitu :


· Industri minyak sawit.


· Industri lempengan karet.


· Industri perabotan.


· Industri pengolahan makanan tradisional.


· Industri rumah tangga.


Beberapa Bidang yang Potensial untuk Investasi


1. Pembangkit listrik dengan kapasitas kecil.


2. Pengembangan kesuburan tanaman.


3. Pengolahan air bersih.


4. Pengembangan infrastruktur transportasi.


JALAN berlubang, bergelombang, berkelok-kelok membelah bukit akan dijumpai saat memasuki wilayah Kuantan Singingi dari Kota Pekanbaru. Sesekali akan berpapasan dengan bus kecil jurusan Kiliranjao-Solok melewati wilayah ini dan truk-truk besar dengan muatan kayu bulat. Setelah melewati kecamatan Singingi dan Singingi Hilir, beberapa saat kemudian sampai di kota Teluk Kuantan.


Perkembangan dari hari kehari sudah mulai terjadi di Kabupaten Kuantan Singingi. Pembangunan Infrastruktur terjadi di setiap kabupaten. Diantaranya pembangunan dan Perbaikan Jalan raya dan jalan desa hampir di setiap desa, serta Pembangunan sarana transportasi lainnya seperti jembatan. Pembangunan Irigasi untuk kebutuhan cocok tanam yang merupakan sumber dari kehidupan sehari-hari masyarakat Kuantan Singingi (Kuansing).


Namun lahan tidur masih banyak dijumpai di setiap hamparan pedesaan di Kabupaten ini. hal ini di ungkapkan salah satu warga kuansing "Kami bukanlah malas nak ngolah tanah ni, tapi dana yang kami miliki tidak mencukupi. Bapak kan tau sendiri, nak bikin kebun gotah, atau sawit, parolu dana banyak. mulai dari pagar sampai ke pupuk dan bibit, pemerintah kurang memahami hal itu, kalau ado tapi jarang nan sampai ke masyarakat, apo lai masyarakat nan jauah dan ndak tau menau macam kami ko". Ungkap seorang warga di Kuantan Singingi.


Begitulah gambaran ibu kota kabupaten yang beberapa tahun lalu dimekarkan dari Indragiri Hulu. Kabupaten yang berasal dari Kerajaan Kuantan ini, memperoleh potensi sumber daya alam, hutan, dan mineral dari kabupaten induknya. Bersama tiga kabupaten pemekaran lainnya (Pelalawan, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir), mengandalkan sektor pertanian sebagai ujung tombak perekonomian. Tahun 2001 memberikan kontribusi Rp 651 miliar.


Sumber daya hutan merupakan potensi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Luas areal hutan diperkirakan 40 persen dari luas wilayah keseluruhan. Produksi kayu bulat tahun 2001, sekitar 1,5 juta meter kubik dan memberikan kontribusi Rp 92 miliar atau 14 persen dari total kegiatan pertanian. Sekitar 60 persen areal hutan milik PT Riau Andalan Pulp and Paper di Pelalawan dan seluruh hasilnya diolah di sana. Selain itu, 27 persen luas kawasan hutan produksi terbatas beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.


Sumber daya alam perkebunan juga patut diperhitungkan. Usaha yang turun-temurun ditekuni masyarakat ini menyerap tenaga kerja 29 persen. Didukung pula oleh 279.177 hektar lahan perkebunan yang dikelola masyarakat dan swasta membawa perkebunan sebagai kontributor terbesar pertanian. Tahun 2001 menyumbang Rp 328 miliar.


Komoditas yang dihasilkan adalah karet, kelapa sawit, kelapa hibrida, kelapa dalam, kakao, kopi, pinang, enau, cengkeh, lada, kemiri, kayu manis, kapuk, jahe, dan gambir. Tetapi yang diusahakan secara massal, karet dan kelapa sawit.


Karet merupakan komoditas andalan perkebunan dan menunjang perekonomian masyarakat sejak dulu. Hampir 90 persen areal perkebunan karet dikelola dengan pola swadaya oleh masyarakat. Luas areal pada tahun 2002 mencapai 133.782 hektar dan ditanam merata di seluruh kecamatan. Areal perkebunan karet yang mendominasi areal perkebunan di Kuantan Singingi, tidak diimbangi produksi yang 74.584 ton turun 56 persen dari produksi tahun 2001. Penurunan produksi getah karet lebih disebabkan faktor sumber daya manusia yang tidak memelihara tanaman secara intensif.


Tidak adanya industri pengolahan karet menjadi kendala kemajuan perkebunan karet, selain penurunan produksi. Setelah disadap, getah diolah menjadi getah beku (ojol) secara tradisional oleh masyarakat. Selanjutnya diproses di Pekanbaru dan diekspor ke luar negeri.


Sebenarnya potensi karet sudah dilirik investor Korea. Mereka tertarik berinvestasi di kabupaten yang dilintasi Sungai Kuantan dan Singingi ini dengan mengembangkan perkebunan dan industri pengolahan karet. Harapan itu sirna karena kendala transportasi. Jarak antara Kuantan Singingi dan pelabuhan terdekat, yaitu Dumai, cukup jauh, 220 kilometer. Adapun Pelabuhan Kuala Enok di Indragiri Hilir yang lebih dekat, belum selesai dibangun.


Bertani karet sering dianggap tidak menguntungkan oleh masyarakat karena petani hanya bisa menyadap karet tergantung cuaca. Di beberapa tempat, lahan kebun karet terbakar habis dan mulai ditanami bibit kelapa sawit. Meski tahun 2002 luas areal kelapa sawit 121.744 hektar tidak seluas karet, tetapi produksinya cukup melimpah. Tahun 2002 dalam bentuk tandan buah segar 977.032 ton. Berbeda dengan karet, pengelolaan didominasi perkebunan besar swasta 109.868 hektar dan swadaya murni masyarakat 12.088 hektar.


Industri yang mengolah produksi kelapa sawit pun sudah ada di Kecamatan Kuantan Mudik, Singingi, dan Singingi Hilir. Tercatat delapan perusahaan yang mengolah menjadi minyak sawit mentah (crude palm oil). Hampir 100 persen produksinya diperdagangkan ke luar negeri melalui Pelabuhan Dumai.


Otomatis, industri pengolahan belum dapat diandalkan sebagai urat nadi perekonomian. Tahun 2001 hanya memberikan kontribusi Rp 59 miliar. Industri kecil 97 unit usaha dan 92 persen didominasi industri perabot rumah tangga dan bahan bangunan dari kayu. Bahan baku diambil dari hutan di wilayah Kuantan. Juga berpotensi dari kayu karet dan kelapa yang sudah tua dan rusak.


Masih ada satu potensi terpendam yang membuat kabupaten ini terkenal di dunia internasional. Tradisi pacu jalur yang diadakan sekali setahun pada peringatan perayaan hari kemerdekaan Indonesia menjadikan kota Teluk Kuantan sebagai tujuan wisata nasional. Perlombaan perahu panjang yang berisi lebih kurang 60 orang di Sungai Kuantan ini biasanya diikuti masyarakat setempat, kabupaten tetangga, bahkan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Pacu Jalur yang diadakan tahun ini merupakan peringatan satu abad pacu jalur dan merupakan momen yang tepat untuk mempromosikan aset dan potensi daerah.




Baca Artikel Terkait: