-->

Rabu, 02 September 2015

Syeikh Wahbah al-Zuhaili dan Syi’ah [2]

Dr. Wahbah Az Zuhaili

Oleh: Qosim Nursheha Dzulhadi

DALAM wacana-wacana kontemporer, seperti dalam masalah politik dan HAM, karya-karyanya adalah: al-Islam Din al-Jihad La al-‘Udwan, al-Istinsakh Jadal al-‘Ilm wa al-Din wa al-Akhlaq, Huquq al-Insan fi al-Islam, al-Qanun al-Duali al-Insani fi al-Islam (bersama penulis yang lain),al-‘Alam al-Islami fi Muwajahat al-Tahaddiyyat al-Gharbiyyah, al-Islam wa al-I’aqah, Musykilat fi Thariq al-Nuhudh, al-‘Ilaqat al-Dawliyyah fi al-Islam: Muqaranat bi al-Qanun al-Dauli al-Hadits, Haqq al-Hurriyyah fi al-‘Alam, dan Nizham al-Islam.

Maka, dapat dikatakan bahwa Syeikh Wahbah adalah seorang ulama yang benar kaya karya. Karena beliau tercatat sebagai salah seorang penulis yang amat produktif. Maka sangat wajar beliau mendapat gelar “Imam al-Suyuthi Abad Ini”. Akhirnya, beliau wafat pada hari Sabtu, tanggal 23 Syawwal 1436 H/8 Agustus 2015 M dengan meninggalkan warisan Nabi itu: ilmu. Sehingga Syeikh ‘Aidh al-Qarni memberi doa dan pujian,“Semoga Allah mengampuni beliau. Saya telah banyak bertemu dengannya di berbagai muktamar dan diskusi ilmiah. Sungguh, beliau adalah seorang alim, muhaqqiq, berwibawa, cinta kebaikan bagi umat Islam dan tidak pernah menyakiti siapapun.” Sementara Syeikh Dr. Salman al-‘Audah menyatakan pula, “Saya mengenalnya sebagai seorang penulis. Saya pun ikut majelisnya dan menyertainya dalam berbagai acara (program). Sungguh, beliau adalah seorang yang “ensiklopedik”, tenang, sangat pencemburu terhadap umat ini. Ya Allah, angkatlah derajatnya di surga.”

Syeikh Wahbah dan Syi’ah

Jika Syeikh Wahbah adalah seorang ulama Sunni yang dikenal luas ilmunya, lantas apakah beliau punya sikap tegas terhadap Syi’ah? Jawabannya adalah: Ya. Sikapnya sangat tegas.

Pertama, kritiknya yang begitu pedas terhadap pemerintahan diktator di Suriah. Sementara Syi’ah memang dikuasai oleh Syiah.

Kedua, kritiknya terhadap Syi’ah beliau lancarkan di Muktamar Doha yang mengulasa tentang ‘Dialog antara Mazhab Islam’ pada tahun 2007, di Qatar. Beliau ketika itu mengkritik selah seorang dewan penasehat kebudayaan Iran di Damascus. Beliau meminta supaya Iran berhenti untuk menyebarkan “tasyayyu’ (paham Syi’ah) di negara-negara Sunni” (muthaliban bi dharurat tawaqquf Iran ‘an nasyr “tasyayyu’ fi al-bilad al-sunniyyah”.

Beliau menguatkan pandangannya dengan peristiwa penting yang terjadi di kota Tel Abidh, sebelah utara al-Raqqah. Ketika itu terjadi perselisihan penduduknya dengan kaum Sunni dengan sebagian penganut Syi’ah. Ketika itu kaum Syi’ah meminta Hasan Nasrallah untuk ikut campur dalam masalah tersebut. (http://www.enabbaladi.org/archives/40887, Rabu, 12/08/2015). Bahkan, etua aliansi nasional Suriah, Khalid Khaujah juga menyatakan bahwa Syeikh Wahbah memiliki sikap tegas dalam menghadang gerakan Iran-Syi’ah di Suriah. (https://www.zamanalwsl.net/news/63230.html, Rabu, 12/08/2015).

Beliau juga mengkritik bahwa Iran telah “merayu” penduduk di sana untuk masuk ke dalam Syi’ah. Buktinya, ratusan orang Suriah di Dir al-Zur, al-Ruqqah, Dar’a, daerah al-Ghutah, dekat Damascus, telah terjebak dalam “iming-iming” Syi’ah dan masuk ke dalam Syi’ah. Ini dapat dibuktikan dengan laporan jurnalis pada 31 Oktober 2006 di London.

Karena kritik “pedas” yang dilancarkannya kepada aktivitas Iran-Syi’ah di Suriah, Syeikh Wahbah sampai dipanggil dua kali melalui intelijen Suriah: Pertama, pertama ke kantor intelijen militer dan kedua,dipanggil ke kantor Kemananan Politik (al-Aman al-Siyasi). Kemudian beliau diperingatkan dengan keras (tahdzir) oleh pemerintah Suriah. (http://www.islamist-movements.com/30764, Rabu, 12/08/2015).

Dari sana kemudian dapat dipahami bahwa kesunnian Syeikh Wahbah tak dapat diragukan. Kritiknya terhadap pemerintah Suriah membuktikan bahwa beliau adalah seorang ulama sejati. Karena menjaga jarak dengan pemerintah adalah salah satu sifat ulama rabbani. Sementara kritiknya terhadap Syi’ah menjadi kebenaran ‘aqidah beliau sebagai Sunni. Dimana ‘aqidah Sunni mustahil dipertemukan dengan Syi’ah. Wallahu a’lam bi al-shawab.*
/hidayatullah




Baca Artikel Terkait: