-->

Selasa, 06 Oktober 2015

Infeksi otak adalah penyakit infeksi yang terjadi pada jaringan otak dan sekitarnya. Berikut beberapa penyakit infeksi yang sering terjadi pada otak :

Meningitis

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai dengan radang yang mengenai piamater, arachnoid (leptomenings) dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial. Dalam tahun 1990, the centers for disease controlmelaporkan bahwa penyebab terbanyak meningitis bakterial berturut-turut adalahhemofilus influenzastreptokokus pneumoniae, dan neisseria meningitidis(Satiti et al., 2001)

Gejala klinis yang timbul pada meningitis bakterial adalah panas, nyeri kepala terus menerus, mual-muntah, hilangnya nafsu makan, kelemahan umum dan kejang, yang setelah 24 jam akan timbul kaku kuduk, tanda kernig dan brudzinski positif, peningkatan reflek fisiologis serta munculnya reflek patologis. Kadang timbul kelumpuhan N.VI, N.V, N.II, N.VII serta perubahan tingkah laku (Yoes, 1996).

Sedangkan pada meningitis tuberkulosa, perjalanan penyakit bersifat pelan, panas tidak terlalu tinggi, nyeri kepala hilang timbul, serta terdapat nyeri kuduk, berat badan menurun, tidak ada nafsu makan, nyeri otot dan sendi, kelumpuhan nervi cranialis terutama N.VI, III, IV dan VII, adanya papil udem, hemiparese dan gangguan gerak, kejang hingga terjadi penurunan kesadaran (Zuger & Lowy, 1991). Meningitis tuberkulosa lebih sering terjadi pada pasien dalam keadaan immunosupresi seperti pada usia tua, anak-anak, pasien dengan HIV, diabetes, serta pasien dengan riwayat penggunaan steroid (Corr, 2002).

Meningoensefalitis

Meningoencephalitis adalah radang yang mengenai selaput otak dan parenkim otak yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, jamur maupun organisme lain. Pada meningoencephalitis bakterial di dalam otak mula-mula akan timbul radang lokal disertai sebukan lekosit PMN dan terjadi proliferasi jaringan ikat dan astrosit yang membentuk kapsula dan jika jaringan ikat rusak akan mencair dan timbul absces (Markam, 2000).

Gejala klinis yang timbul adalah campuran antara meningitis dan encephalitis yang berupa penurunan kesadaran, demam, mual, muntah, kejang, gangguan gastrointestinal, dan defisit neurologis yang terjadi tergantung dari lokasi lesinya (Mardjono & Sidharta, 2000). Sedangkan pada meningitis TB sebenarnya adalah suatu meningoencephalitis oleh karena proses peradangannya tidak hanya mengenai meninges saja tetapi juga parenkim dan pembuluh darah (Zuger & Lowy, 1991).

Abses serebri

Abses cerebri adalah kumpulan material piogenik yang berkapsul, terlokalisir di parenkim otak. Abses cerebri cenderung terjadi pada substansia alba atau pada batas substansia grisea dan substansia alba (Gilroy, 1992). Gejala dari abses serebri yang paling umum adalah nyeri kepala sesisi atau menyeluruh. Abses serebri lebih menunjukkan suatu proses penekanan daripada suatu proses infeksi. Demam muncul hanya pada 45 – 50 % kasus. Lebih dari 50 % penderita mempunyai gejala fokal neurologi dan sepertiga kasus terjadi kejang (Roos et al dalam Scheld, 1991). Kira-kira 75 % dari semua abses serebri berkembang sebagai penjalaran dari otitis, mastoiditis, sinusitis frontalis atau fraktur tengkorak. Lebih jarang abses serebri berasal dari osteomielitis tulang tengkorak atau infeksi gigi-geligi ataupun infeksi di wajah. Kebanyakan abses terletak di hemisferium serebri, kira-kira 20 – 30 % berlokasi di serebelum dan hampir tidak pernah menyusup di batang otak  (Mardjono dan Sidharta,2000).

Jika ada kecurigaan penyakit inefeksi otak, segera periksakan ke rumah sakit terdekat. Semoga informasi ringkas ini bermanfaat.
(kesehatanmuslim)




Baca Artikel Terkait: