-->

Sabtu, 03 Oktober 2015



Ilustrasi : Korban musibah Mina.

Jeddah (SI Online) - Sejak terjadinya musibah Mina pada Kamis, 24 September 2015 lalu, sebanyak 38 anggota jamaah haji Indonesia masih belum ditemukan keberadaannya hingga kini. 

Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Arsyad Hidayat, seusai jumpa pers perkembangan korban peristiwa Mina, di Jeddah, Arab Saudi, mengakui jumlah anggota jemaah yang hilang itu berkurang dibandingkan pengumuman sebelumnya sebanyak 74 orang, seiring dengan penemuan jenazah baru korban Mina sebanyak 32 orang. 

"Korban meninggal yang baru ditemukan sebanyak 32 orang terdiri dari 31 jemaah Indonesia dan satu WNI yang mukim di Arab Saudi," kata Hidayat seperti dikutip ANTARA. 

Selain itu, ada tiga anggota jemaah yang sebelumnya dilaporkan hilang, saat ini kata dia, sudah berada di pemondokan masing-masing, yaitu: 

1. Hamidah Mahmud Yusuf dari kloter 9 embarkasi Lombok (LOP 9)

2. Mustofa Sulaenan Kasibun dari kloter 34 embarkasi Surabaya (SUB 34).

3. Jessy Taher Kemur dari kloter 35 embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG35).

Arsyad berharap kedatangan tim DVI (Disaster Victim Identification) dari Kepolisian RI ke Arab Saudi hari ini, bisa mempercepat pengidentifikasian jemaah Indonesia yang meninggal pada peristiwa Mina tersebut. "Ada sekitar 2.000 foto (jenazah) yang dirilis," katanya. 

Sementara masih ada 38 anggota jemaah Indonesia belum ditemukan keberadaannya hingga kini.

"Jadi peranan tim DVI kita bekerja sama dengan tim yang sudah dibentuk, sangat signifikan untuk membantu percepatan pencarian jemaah Indonesia yang menjadi korban peristiwa Mina," ujarnya. 

Menurut dia, pada penemuan dan pengidentifikasian 32 jenazah baru korban Mina itu, ada 10 jenazah ditemukan melalui identifikasi dengan sidik jari. 

Sisanya, menggunakan metode identifikasi berupa pengenalan serta penyisiran atas foto-foto yang dirilis di pemulasaran mayat di Al Muashim, Mekkah.

"Foto yang diduga jemaah Indonesia, berwajah Melayu, kami telusuri dan mencari kesamaannya dengan file dokumen yang ada di pemulasaran seperti gelang, slayer, ihram, DAPIH (dokumen administrasi perjalanan ibadah haji), gelang maktab, gelang kesehatan, kartu bus, dan kartu hotel," katanya.

Bila dokumen pendukung tersebut tidak ditemukan, maka tim pencari dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) akan melihat langsung jenazah yang diduga anggota jemaah Indonesia itu.

"Kalau tidak dikenali, kami minta ketua kloter, atau karom (kepala rombongan), ketua regu, atau saudara korban untuk mengenali jenazah tersebut," ujar Arsyad. 

Pada kesempatan tersebut, ia juga mengungkapkan PPIH mendapat informasi tentang tambahan anggota jemaah yang menjadi korban cedera dalam peristiwa Mina. 

"Ada tiga tambahan korban cedera yang kini dirawat di rumah sakit Arab Saudi," katanya.

Mereka adalah Unaeni Abdul Karim Usman (JKG 33) dirawat di RS King Khalid, Jeddah, Sofyan Haeruddin Emod Akhmad (JKS 21) dirawat di RS Malik Abdul Aziz, Jeddah, dan Romlah Abdullah Hamid kloter JKS 61 dirawat di RS Al Nur Mekkah.

(ANTARA/suaraislam)




Baca Artikel Terkait: