-->

Kamis, 07 Januari 2016

Jika Rasul dari Allah, Peramal dari Siapa?

afdhalilahi.com - KITA ketahui bahwasanya Rasulullah SAW telah mengatakan kepada kita hal-hal yang ghaib. Hal itu tersusun dalam sunnah-sunnahnya yang dibuat oleh para sahabat dan ulama-ulama tertentu. Kita pun dapat mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi melalui risalahnya itu.

Apa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW semuanya terbukti di masa sekarang ini. Tak ada satu pun perkataan Rasulullah yang dusta, sebab kenyataan atas apa yang beliau ucapkan benar adanya. Dan sebagai Muslim kita harus meyakini apa yang beliau katakan, termasuk mengenai pandangan tentang sesuatu yang akan terjadi mengenai dunia ini, ketika masanya sudah habis.

Sekilas, banyak orang yang menganggap bahwa Rasulullah SAW sama hal nya dengan seorang peramal, yang bisa mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi. Namun, itu adalah ungkapan yang sangat salah. Sebab, Rasul tahu mengenai hal yang ghaib itu dari Allah SWT. Dan hanya Allah sajalah yang mengetahui segala sesuatu atas segala sesuatu. Lalu, peramal tahu dari siapa?

Peramal adalah orang yang dianggap memiliki kesaktian tertentu. Sebab, ia bisa mengetahui masa depan seseorang dan bisa memprediksi kehidupan seseorang di masa mendatang. Dan apa yang diungkapkannya itu terkadang benarlah terjadi.

Dari ’Aisyah, katanya, “Aku pernah bercerita kepada Rasulullah, bahwa para tukang tenung berkata begini dan begitu. Kami lihat kenyataannya memang benar.” Berkata Nabi, ”Kata-kata yang benar itu tertangkap oleh bangsa jin, lalu dibisikkannya ke telinga tukang tenung dan ditambah-tambahnya dengan seratus kedustaan,” (HR. Muslim).

Dari ‘Aisyah, katanya, “Orang banyak bertanya kepada Rasulullah tentang praktek tukang-tukang tenung.” Jawab beliau, “Mereka itu tidak benar!” Tanya mereka pula, “Kadang apa yang mereka katakan itu memang benar terjadi. Bagaimana itu?” Jawab Rasulullah, “Ucapan yang benar (dari langit) terdengar oleh bangsa jin, lalu dibisikkannya ke telinga tukang-tukang tenung seperti ayam betina. Dan mereka campur dengan seratus kebohongan,” (HR. Muslim).

Itulah rahasia di balik pengetahuan seorang peramal tentang sesuatu. Hanya satu yang Maha Benar atas segala sesuatu, yakni Allah SWT. Sedangkan jin, hanya bisa mendengarkan ditambah dengan berjuta dusta, hingga seseorang dapat percaya. Dengan kepercayaan itu pikiran seseorang akan tertuju pada hal demikian. Oleh sebabnya, Allah bisa saja mengabulkan apa yang dipikirkannya itu, sebab Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya. (Islampos)



Baca Artikel Terkait: