-->

Jumat, 27 April 2018

Karya sastra bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti novel, cerpen, puisi dan masih banyak lagi. Salah satunya ialah karya sastra berupa novel. Apakah anda pernah membaca novel? Membaca novel dengan setulus hati dan mamahami makna didalamnya akan membuat kita terbawa kedalam cerita tersebut. Bahkan seolah olah kita dapat merasakan kejadiannya secara langsung. Terkadang cerita novel tersebut dapat menyentuh hati pembacanya. Semua hal tersebut berhubungan dengan unsur intrinsik novel maupun unsur ekstrinsik novel.
Novel ialah karya sastra yang termasuk kedalam bentuk prosa dengan alur cerita yang panjang. Novel tersebut membutuhkan unsur pembangun yang berguna membuat cerita lebih menarik. Sebuah novel dikatakan bagus apabila pembuatannya cermat dan prosesnya panjang. Pembuatan novel ini berawal dari kerangka dasar hingga proses penulisan naskahnya. Proses dasar yang paling penting ialah unsur pembangun novelnya. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai unsur intrinsik novel dan unsur ekstrinsik novel beserta penjelasannya. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini.

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Beserta Penjelasan

Novel memiliki unsur unsur pembangunnya sendiri yang meliputi unsur unsur intrinsik novel dan unsur ekstrinsik novel. Kedua unsur tadi memiliki kriteria dan bagian yang berbeda beda dalam sebuah novel. Namun kedua unsur tadi saling berhubungan untuk membangun cerita novel agar lebih menarik. Dengan kata lain unsur intrinsik novel dan unsur ekstrinsik novel berguna untuk membangun kualitas dari karya sastra tersebut.

Unsur Instrinsik Novel

Unsur intrinsik novel ialah unsur pembangun novel yang paling utama. Unsur ini merupakan unsur yang terdapat dalam cerita novel. Unsur intrinsik novel dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Setiap unsur tersebut memiliki porsinya masing masing dalam cerita novel. Berikut penjelasan mengenai jenis jenis unsur intrinsik novel:

Tema
Unsur intrinsik novel yang pertama ialah tema. Tema ialah gagasan dan ide cerita novel yang utama. Tema tersebut berisi tentang gambaran luas tentang kisah yang ada dalam cerita novel. Dengan kata lain sebelum membuat sebuah novel, anda harus menentukan tema yang tepat. Penentuan tema ini akan menentukan hasil ceritanya juga.

Penokohan atau Tokoh
Unsur intrinsik novel selanjutnya ialah penokohan atau tokoh. Tokoh ialah seseorang atau pemeran yang terdapat dalam cerita novel. Untuk penokohan atau karakteristiknya berupa sifat dan watak tokoh dalam cerita tersebut. Tokoh dalam cerita novel dapat dibagi menjadi 3 jenis menurut karakternya yaitu :

Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis termasuk unsur intrinsik novel kategori tokoh. Tokoh protagonis ialah tokoh utama yang merupakan pusat perhatian dalam novel. Tokoh tersebut memiliki karakter yang baik namun selalu memperoleh masalah.

Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis juga termasuk unsur intrinsik novel kategori tokoh. Tokoh antagonis ialah pemeran atau seseorang yang bermusuhan dengan tokoh protagonis. Tokoh ini memiliki karakter yang selalu membuat konflik. buruk dan tidak bersahabat.

Tokoh Tritagonis
Tokoh tritagonis juga termasuk unsur intrinsik novel kategori tokoh. Tokoh tritagonis ialah tokoh dalam cerita novel yang bertugas sebagai penengah antara tokoh antagonis dengan tokoh protagonis. Tokoh tritagonis memiliki karakter yang netral, dapat berpihak pada tokoh antagonis ataupun protagonis. Namun jika kedua tokoh tadi memiliki konflik, maka tritagonis yang akan melerai keduanya.

Untuk penggambaran tokoh dalam unsur intrinsik novel ini ditampilkan dengan cara yang berbeda beda. Pengarang novel dapat menggambarkannya melalui cara cara di bawah ini :
Digambarkan dalam bentuk lahiriah, misalnya cara berpakaian, keadaan fisik, tingkah laku dan lain lain.
Digambarkan melalui jalan pikiran tokohnya.
Digambarkan melalui reaksi tokoh mengenai kejadian atau hal hal tertentu.
Digambarkan melalui keadaan sekitar maupun lingkungan tokoh.

Alur atau Plot
Unsur intrinsik novel selanjutnya ialah alur atau plot. Alur atau plot ialah sekumpulan kejadian yang membentuk jalan cerita dalam sebuah novel. Alur novel dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

Alur Maju atau Progresif
Alur maju termasuk kedalam unsur intrinsik novel kategori alur. Alur progresif ialah jenis alur yang kejadiannya bergerak secara urut dan jalan ceritanya rapi, mulai dari awal cerita sampai akhir cerita. Alur maju ini pada umumnya digunakan dalam novel biografi ataupun autobiografi.

Alur Mundur atau Regresif
Alur mundur termasuk kedalam unsur intrinsik novel kategori alur. Alur regresif ialah jeni alur yang kejadiannya bergerak secara terbalik atau berasal dari kejadian yang telah berlalu. Untuk cerita yang menggunakan alur mundur biasanya tidak menggunakan awalan pengantar.

Alur Campuran
Alur campuran termasuk kedalam unsur intrinsik novel kategori alur. Alur campuran ialah gabungan dari alur maju dan alur mundur, tetapi jalan ceritanya tidak rapi dan acak. Biasanya alur campuran digunakan untuk pembuatan novel novel fantasi maupun novel misteri.

Dibawah ini terdapat beberapa tahapan alur dalam unsur intrinsik novel sebelum menjadi sebuah cerita yang menarik.

  1. Eksposisi atau Pengenalan ialah tahap dimana pengarang memperkenalkan tokoh, karakter dan lingkungan tokoh dalam cerita novel.
  2. Konflik atau Pertentangan ialah tahap dimana tokoh mengalami konflik atau masalah, baik dengan tokoh antagonis, diri sendiri, tokoh lain, ataupun dengan lingkungan tempat tinggalnya sendiri.
  3. Peningkatan Konflik ialah tahap dimana masalah semakin besar dan melebar, sehingga dapat menimbulkan konflik dengan beberapa tokoh sekaligus.
  4. Klimaks atau Puncak Konflik ialah tahap dimana konflik semakin memuncak dan semakin tegang sehingga menimbulkan hal hal yang tak terduga oleh pembaca.
  5. Antiklimaks atau Penurunan Konflik ialah tahap dimana masalah mulai mereda.
  6. Ending ialah tahap akhir dalam penyelesaian masalah, sehingga konflik yang terjadi dalam tokoh benar benar terselesaikan. Untuk penyelesaiannya dapat berupa happy ending (akhir bahagia) maupun sad ending (akhir sedih).

Setting atau Latar
Unsur intrinsik novel selanjutnya ialah setting atau latar. Setting atau latar ialah latarbelakang waktu dan tempat terjadinya peristiwa yang dialami tokoh dalam cerita novel. Latar tersebut merupakan unsur pembangun yang terpenting dalam menciptakan suasana cerita novel. Setting atau latar novel dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

Waktu
Waktu termasuk unsur intrinsik novel kategori latar. Waktu ialah masa ketika cerita sedang terjadi atau berlangsung. Latar waktu tersebut dapat dijelaskan secara terperinci maupun secara garis besar saja. Contoh penggambaran secara garis besar yaitu musim hujan, malam hari, musim kemarau, hari minggu, siang hari dan lain lain.

Tempat
Tempat termasuk unsur intrinsik novel kategori latar. Tempat ialah lokasi terjadinya cerita atau berlangsungnya cerita. Latar tempat tersebut dapat dijelaskan secara khusus ataupun umum. Contoh penggambaran umum yaitu di Stadion, di terminal Jogja, dan lain lain. Sedangkan contoh penggambaran khusus yaitu di rumah Nina, di ujung jalan Melati dan lain lain.

Suasana
Suasana termasuk unsur intrinsik novel kategori latar. Suasana ialah keadaan latar dan emosi kuat yang menyeluruh.

Sosial Budaya
Sosial budaya termasuk unsur intrinsik novel kategori latar. Sosial budaya ialah latar pergaulan dalam status sosial. Latar ini berkaitan erat dengan latar tempat karena ada hubungannya dengan tempat bergaul.

Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan termasuk unsur intrinsik novel kategori latar. Latar ini menceritakan konflik batin yang dialami oleh tokoh melalui pengaruh lingkungan sekitarnya.

Sudut Pandang atau Poin of View
Unsur intrinsik novel selanjutnya ialah sudut pandang atau point of view. Sudut pandang ialah cara pandang seorang pengarang dalam menempatkan dirinya dalam sebuah cerita novel. Sudut pandang dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

Sudut Pandang Orang Pertama (Pelaku Utama)
Sudut pandang orang pertama (pelaku utama) termasuk unsur intrinsik novel kategori sudut pandang. Dalam sudut pandang ini pengarang memerankan tokoh utama dalam cerita. Maka dari itu jalan ceritanya berasal dari pengalaman yang pernah dialami oleh pengarang. Biasanya sudut pandang orang pertama (pelaku utama) menggunakan kalimat aktif serta kata ganti pengarang seperti "Saya" maupun "Aku".

Sudut Pandang Orang Pertama (Pelaku Sampingan)
Sudut pandang orang pertama (pelaku sampingan) termasuk unsur intrinsik novel kategori sudut pandang. Dalam sudut pandang ini pengarang memerankan tokoh diluar cerita. Jalan ceritanya digambarkan menurut pengungkapan tanggapan ataupun pencerita dari tokoh utamanya. Pengarang memiliki peran ganda dalam sudut pandang ini. Tetapi peran sebagai penceritanya lebih terbatas.

Sudut Pandang Orang Ketiga (Serba Tahu)
Sudut pandang orang ketiga (serba tahu) termasuk unsur intrinsik novel kategori sudut pandang. Dalam sudut pandang ini pengarang memerankan tokoh utama dan pencipta sekaligus. Pengarang tersebut dapat membuat, melakukan dialog antar tokoh, mengarahkan dan mengomentari jalannya cerita. Disini pengarang memiliki posisi paling bebas.

Sudut Pandang Orang Ketiga (Pengamat)
Sudut pandang orang ketiga (pengamat) termasuk unsur intrinsik novel kategori sudut pandang. Dalam sudut pandang ini pengarang bertugas sebagai pengamat cerita saja. Maka dari itu pengarang akan menyampaikan apa yang dirasakan, dilihat dan didengarnya. Setelah itu akan disimpulkan menjadi sebuah cerita. Walaupun pengarang berperan dalam cerita namun posisinya terbatas.

Gaya Bahasa
Unsur intrinsik novel selanjutnya ialah gaya bahasa. Gaya bahasa ialah corak pemilihan bahasa yang akan digunakan penulis dalam membuat cerita novel. Gaya bahasa biasanya menciptakan suasana dan nada mengajak. Selain itu berguna untuk menentukan dialog yang dapat menjelaskan interaksi dan hubungan antar tokoh cerita.

Amanat
Unsur intrinsik novel yang terakhir ialah amanat. Amanat ialah pesan moral dalam novel yang diberikan pengarang untuk pembacanya.  Amanat tersebut ditulis secara tersurat maupun tersirat. Tersurat ialah amanat yang disampaikan secara langsung oleh pengarang sehingga pembaca dapat menemukannya langsung. Sedangkan tersirat ialah amanat yang disampaikan secara tidak langsung oleh pengarang sehingga pembaca tidak dapat menemukannya langsung. Dalam sebuah karya sastra, unsur amanat inilah yang paling penting. Amanat tesebut bisa berupa ajakan, protes, kritik sosial, nasehat, dan lain lain.

Unsur Ekstrinsik Novel

Unsur ekstrinsik ialah unsur luar yang membangun sebuah novel. Unsur tersebut tidak dapat ditemukan dalam novel. Walaupun unsur ekstrinsik berasal dari luar novel namun tetap berpengaruh dalam karya ini. Dibawah ini terdapat beberapa unsur ekstrinsik novel beserta penjelasannya.

Unsur Biografi
Unsur ekstrinsik novel yang pertama ialah unsur biografi. Unsur biografi ialah unsur mengenai latar belakang pengarang, misalnya latar belakang keluarga, lingkungan, tempat tinggal, pendidikan, dan lain lain. Latar belakang tersebut sangat penting dalam menulis novel, contohnya jika latar belakang penulis berasal dari keluarga miskin maka biasanya akan membuat novel yang memiliki cerita yang menyentuh hati pembacanya.

Unsur Sosial
Unsur ekstrinsik novel selanjutnya ialah unsur sosial. Unsur sosial ialah jenis unsur yang berkaitan dengan keadaan masyarakat disaat novel dibuat. Misalnya pembuatan novel terjadi dimasa Orde Baru. Saat itu pemerintah dalam keadaan acak acakan dan kacau, maka novel dibuat dengan maksud menyindir.

Unsur Nilai
Unsur ekstrinsik novel yang terakhir ialah unsur nilai. Unsur nilai berhubungan dengan ekonomi, sosial, pendidikan, adat istiadat, politik, seni, hukum dan lain lain. Nilai yang terdapat dalam novel tersebut merupakan daya tarik tersendiri untuk pembaca. Bahkan cukup mempengaruhi baik atau tidak dari cerita novel tersebut.

Inilah penjelasan mengenai unsur intrinsik novel dan unsur ekstrinsik novel. Kedua unsur ini dapat bertugas sebagai pembangun cerita novel agar lebih menarik. Semoga artikel ini dapat menambah ilmu anda. Terima kasih.

Sumber : Materi4belajar



Baca Artikel Terkait: