-->

Selasa, 14 Maret 2023

 MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN

“Keterampilan Mengadakan Variasi Dan Memberi Penguatan”



Dosen Pengampu :

Afdal Ilahi, S.Pd.,M.Pd


Disusun Oleh :

KELOMPOK 7

Syarifah Rohana Harahap 22140280

Dewi Sartika 22140257

Siti Kholijah 22140278







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA

INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN

T.A 2023


KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keterampilan Dasar Mengajar” tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari dosen Afdal Ilahi, S.Pd.,M.Pd pada mata kuliah Strategi Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Keterampilan Dasar Mengajar bagi para pembaca dan penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.




Padangsidimpuan         Maret 2023




Kelompok 7










DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PEBDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan 2

BAB II  PEMBAHASAN 4

Keterampilan Mengadakan Variasi 4

Prinsip Penggunaan Variasi 8

Keterampilan Memberi Penguatan 9

Komponen – Komponen Yang Terdapat Dalam Pemberian Penguatan. 10

Prinsip Penggunaan Penguatan 13

BAB III  PENUTUP 16

KESIMPULAN 16

DAFTAR PUSTAKA 17

















BAB I 

PEBDAHULUAN


Latar Belakang

Bosan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang selalu berusaha menghilangkannya, bosan terjadi jika seseorang selalu melihat, merasakan, mengalami peristiwa yang sama secara berulang-ulang, bertemu dengan hal-hal yang “itu-itu” juga dan tidak ada sesuatu yang diharapkan.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berperan menciptakan lingkungan belajar bagi para peserta didik untuk mencapai pendidikan yang baik. Sekolah perlu menyusun suatu program yang tepat yang tentunya harus didukung oleh tim pendidik yang memenuhi sifat-sifat pendidik yang telah ditentukan dalam suatu pendidikan, sehingga memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan belajar secara efisien dan sampai pada tujuan yang diharapakan.

Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara siswa di dalam suatu kelas .

Semua usaha yang dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu pada bagaimana memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu guru mestinya membuat pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif di dalam proses pembelajaran.

Dan untuk menghindari kebosanan siswa maka guru harus terampil dalam mengadakan variasi dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. Dan disaat siswa melakukan Partisipasi di dalam pembelajaran sebaiknya diberikan tanggapan balik oleh guru sehingga siswa termotivasi untuk mengulangi aktivitas tersebut dengan kualitas yang lebih baik. Tanggapan yang diberikan guru sesaat setelah siswa berpartisipasi disebut penguatan atau reinforcement. Berbagai bentuk penguatan dapat dikombinasikan oleh guru, sehingga tidak terkesan mengada-ada, tidak alami atau tidak spontan.

Keterampilan dasar memberikan penguatan perlu dimiliki oleh seorang guru, karena terkadang guru suka bersikap dingin terhadap respon yang diberikan siswa ketika di kelas. Sepertinya pemikiran tersebut tidak dihargai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan melemahnya motivasi dalam belajar. Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta pembelajaran yang kondusif.

Dengan demikian, seorang guru harus mampu untuk menjaga motivasi belajar siswanya agar dapat mencapai suatu hasil yang optimal ketika melakukan suatu proses pembelajaran.

Berdasarkan beberapa ulasan di atas maka diperlukan keterampilanmengadakan variasi dan memberi penguatan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu kami menyusun makalah dengan judul Keterampilan Mengadakan Variasi dan memberi penguatan Guna Meningkatkan Pembelajaran di Sekolah.


Rumusan Masalah


apa pengertian keterampilan variasi dalam proses pembelajaran?

keterampilan variasi apa saja yang dilakukan dalam proses pembelajaran?

Apa pengertian keterampilan memberi penguaatan dalam proses pembelajaran?

Keterampilan memberi penguatan seperti apa yang dilakukan dalam proses pembelajaran?


Tujuan


Untuk mengetahui apa yang dimaksud keterampilan memberi variasi dalam proses pembelajaran

Untuk mengetahui keterampilan variasi apa saja yang dilakukan dalam proses pembelajaran

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan memberi penguatan dalam pembelajaran

Untuk mengetahui penguatan seperti apa yang dilakukan dalam proses pembelajaran


BAB II 

PEMBAHASAN


Keterampilan Mengadakan Variasi

PENGERTIAN VARIASI DALAM BELAJAR MENGAJAR

Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa. Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif (Hasibuan, 1986:64).


Menurut Uzer Usman variasi adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosananmurid, sehingga dalam situasi belajar mengajar. Murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi.


Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan mengalami kebosanan.


Aspek Dalam Keterampilan Mengadakan Variasi Pada Proses Belajar Mengajar

Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam melakukan segala kegiatan. Sehingga orang akan selalu berusaha untuk memperoleh kehidupan yang penuh variasi (pergantian atau perubahan) yang positif. Tidak lepas dari

tujuan itu, dalam proses belajar mengajar juga mempunyai tujuan yang sama, sehingga para pendidik dituntut untuk mengembangkan variasi dalam mengajarnya.

Dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.


Dengan dikombinasikannya ketiga komponen atau aspek dalam penggunaannya atau secara integrasi, maka akan meningkatkan perhatian peserta didik, membangkitkan keinginan dan kemauan belajarnya. Dengan sebab itu, maka diharapkan tujuan pendidikan tercapai. Aspek atau komponen yang dimaksud dalam pembahasan ini dapat diperdalam dengan penjelasan berikut:


Variasi gaya mengajar

Variasi ini meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Perilaku guru dalam mengadakan variasi tersebut dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan peserta didik, menarik perhatian peserta didik, menolong penerimaan bahan pengajaran dan memberikan stimulasi (dorongan atau pemberi semangat). Variasi dalam gaya mengajar ini adalah:

Variasi suara

Penekanan (focusing)

Pemberian waktu (pausing)

Kontak pandang

Gerakan anggota badan (gesturing)

Rendah posisi



Variasi media dan bahan ajaran

Tiap peserta didik mempunyai kemampuan indra yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih enak atau lebih senang membaca, ada yang lebih senang mendengar dulu baru membaca, dan ada yang sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media – media adalah wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

Kelemahan indra yang dimiliki tiap peserta didik misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara terlebih dahulu, kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat contoh konkret. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap peserta didik. Yang mana media mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar mengajar yang tidak bisa ditinggalkan, karena media dapat: menghemat waktu belajar, memudahkan pemahaman, meningkatkan perhatian siswa, meningkatkan aktivitas siswa, mempertinggi daya ingat siswa.

Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu media pandang, media dengar dan media takti 


Variasi interaksi

Yang dimaksud dengan variasi interaksi ialah frekuensi atau banyak-sedikitnya pergantian aksi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa secara tepat. Yang mana interaksi dalam suatu kegiatan belajar mengajar merupakan sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan, sehingga apabila tidak ada interaksi dalam suatu kegiatan belajar mengajar maka merupakan ketidakwajaran yang harus diperbarui dengan cepat dan baik.


Manfaat Variasi Mengajar

Mengajar menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan anak didiknya, sehingga kemajuan murid menjadi titik perhatian guru. Rasulullah SAW. menerapkan pengajaran yang sangat memperhatikan perkembangan siswa (sahabat)nya, agar mereka tidak merasa jemu dalam belajar, tersirat dalam hadits :Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud berkata : Nabi SAW. berselang-seling dalam memberikan pelajaran agar terhindar dari kebosanan. (H.R.Bukhari).

Jika dilihat dari hadits diatas, variasi gaya mengajar sudah ada sejak zaman Nabi SAW. sedangkan manfaat dari variasi tersebut menurut Uzer Usman adalah :

Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang relevan.

Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin tahu dan ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.

Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.

Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.


Manfaat Variasi menurut JJ Hasibuan adalah :

Memelihara dan meningkatkan siswa yang berkaitan dengan aspek belajar

Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksploitasi.

Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.

Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi keindahan belajar.

Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik dan berbagai tingkat kognitif.


Sebenarnya dari pendapat diatas, yakni mengenai manfaat variasi gaya mengajar adalah sama. Hanya saja bahasanya berbeda. Jadi, jika diambil intisarinya manfaat variasi gaya mengajar adalah :

Meningkatkan, menimbulkan dan memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek belajar yang relevan.

Memberi kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan berfungsinya motivasi belajar.

Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup.

Memberi pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima pelajaran agar mudah dan senang belajar.

Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik diberbagai tingkat kognitif.


Prinsip Penggunaan Variasi

Semua guru pasti mengharapkan peserta didiknya tetap bergairah dan senang akan pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut. Untuk mencapai harapan tersebut maka perlu menciptakan suasana lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya untuk menciptakan kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip penggunaan variasi mengajar sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai berikut.

Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.

Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian peserta didik dan proses belajar tidak terganggu.

Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari peserta didik. Biasanya bentuk umpan balik ada dua, yaitu:

Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan peserta didik.

Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.


Keterampilan Memberi Penguatan

Pengertian Penguatan

Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif adalah penguatan yang bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Misalnya dalam penguatan negatif, guru memberikan sindiran kepada siswa yang tidak memperhatikan saat guru tersebut menerangkan suatu materi pelajaran.


Manfaat penguatan bagi siswa, antara lain.

Meningkatnya perhatian dalam belajar.

Membangkitkan dan memelihara perilaku.

Menumbuhkan rasa percaya diri.

Memelihara suasana belajar yang kondusif.

Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan membangkitkan semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Semangat siswa yang tinggi akan meningkatkan daya tangkap ilmu sehingga nantinya tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat diraih dengan baik. 

Penguatan harus dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun kurang baik perilakunya. Guru tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan penguatan.


Komponen – Komponen Yang Terdapat Dalam Pemberian Penguatan.

Penguatan Verbal

Salah satu bentuk penguatan yang bisa diberikan oleh guru untuk memotivasi siswa agar berpartisipasi dalam pembelajaran adalah lewat ucapan. Segala ungkapan kata-kata yang dilontarkan guru untuk menanggapi balik aktivitas siswa termasuk ke dalam penguatan verbal.


Penguatan Non Verbal

Memberikan tanggapan balik yang bertujuan agar siswa terdorong untuk lebih berprestasi, tidak terbatas dalam bentuk ucapan saja. Banyak bentuk pemberian penguatan yang dapat dipilih oleh guru, sehingga tidak membosankan bagi siswa. Bentuk-bentuk perbuatan tersebut dapat dibedakan dalam kategori berikut.

Mimik dan gerak badan

Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila dua orang atau lebih yang berinteraksi saling berhadapan. Selama proses interaksi tersebut dipertahankan agar

mimik muka atau wajah tidak cemberut, dingin, tanpa ekspresi, dan tampilan-tampilan lain yang menimbulkan kesan tidak simpatik. Selama proses pembelajaran, interaksi antara siswa dengan guru berlangsung terus menerus selama waktu 2 x 40 menit atau 2 x 45 menit.

Selama selang waktu yang relatif panjang tersebut diharapkan siswa berpartisipasi secara aktif dan untuk mempertahankan kondisi positif tersebut guru secara berkesinambungan memberikan berbagai penguatan. Salah satu bentuk penguatan tersebut adalah mimik. Senyuman, anggukan, gelengan yang mengisyaratkan rasa takjub dengan tanggapan siswa, mengangkat kedua alis, acungan jempol, dan lain- lain. Variasi-variasi tersebut dapat dipilih dan divariasikan guru selama proses pembelajaran berlangsung.


Mendekati

Setiap siswa memiliki kecenderungan yang sangat mungkin berbeda dengan temannya. Ada siswa yang senang dipuji dan dibesarkan hatinya dengan kata-kata manis dan simpatik, ada siswa yang puas hanya dengan senyuman atau tatapan bangga sesaat dari gurunya. Tapi ada siswa yang berharap lebih dari itu. Mereka lebih senang kalau guru berada di sampingnya saat memberikan penguatan.

Tipe siswa yang lebih suka didekati tersebut. Sebaiknya guru berusaha memenuhi harapan tersebut. Karena tidak berat bagi guru untuk berpindah dari depan ke tempat siswa yang baru saja memberi tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan, atau memberi penjelasan. Mendekati di sini bukan sekedar berdekatan secara fisik, tetapi digabung dengan bentuk penguatan yang lain, sehingga tidak terkesan hambar atau dingin.


Sentuhan

Kontak fisik atau sentuhan yang diberikan oleh guru suatu kebanggaan tersendiri bagi sekelompok siswa. Bagi siswa yang sudah memberikan jawaban pertanyaan, melengkapi jawaban temannya atau memberi penjelasan, tanggapan bahkan kritikan atau meralat argumentasi temannya, guru dapat memberikan penguatan dengan menyalami, menepuk-nepuk pundak siswa, membelai kepala siswa atau sentuhan lain yang membuat siswa bangga dan ingin tampil lebih baik lagi.

Kegiatan yang menyenangkan hati siswa

Guru yang profesional berusaha mengenal kecenderungan dan karakter semua siswanya. Guru berusaha mengetahui hal-hal seperti apa yang lebih disenangi oleh siswa. Sehingga apabila diberikan suatu tugas, mereka merasa senang melakukannya.

Sehubungan dengan pemberian penguatan di dalam pembelajaran guru juga dapat memilih aktivitas yang membuat siswa senang. Misalnya, mengajukan pertanyaan yang bersifat kompetisi dalam menjawab, memperagakan sesuatu di depan kelas, mengerjakan latihan berbentuk teka-teki silang, melakukan studi tour, atau memberikan tugas proyek dan banyak lagi aktivitas lain yang dapat dipilih dan divariasikan.


Bentuk kegiatan yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan kesenangan siswa di dalam belajar fisika. Misalnya, apabila kelas tersebut dinominasi oleh siswa yang senang berolahraga. Pada saat mempelajari gerak dalam bidang, guru membawa siswa ke lapangan untuk memperagakan berbagai bentuk gerak parabola, gerak melingkar, ataupun gerak pada bidang miring.


Simbol atau benda

Bentuk lain dari penguatan non verbal adalah simbol atau pemberian hadiah berbentuk benda. Misalnya guru mempersiapkan mainan kecil dan lucu atau alat tulis, atau mungkin hanya permen untuk dibagikan kepada siswa yang berpartisipasi secara aktif di dalam pembelajaran.

Bagi siswa yang mendapatkan hadiah, pemberian tersebut akan mendorong dia untuk tampil lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan siswa yang lain menjadi lebih bersemangat, juga ingin mendapat hadiah. Karena hadiah tersebut melambangkan prestasi mereka dalam belajar. Hadiah dapat memberi kebanggaan dan mendorong semangat mereka untuk lebih baik lagi pada kesempatan berikutnya.


Penguatan tak penuh

Pada penguatan ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang kurang benar atau tidak benar tidak langsung disalahkan secara kasar tetapi dengan memberikan penguatan tetapi tidak penuh, misalnya “Jawabanmu sudah baik, tetapi masih kurang tepat”. Kemudian guru meminta siswa lain untuk menyempurnakan atau menambahkan


sehingga siswa tadi mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya benar, namun juga tidak salah.


Prinsip Penggunaan Penguatan

Supaya penguatan yang diberikan oleh guru tepat sasaran. Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan, sebagai berikut.


Hangat dan Antusias

Guru adalah pemberi semangat bagi siswanya. Semangat tentu saja tidak mampu diberikan oleh orang yang kurang atau tidak bersemangat. Aktivitas yang bertujuan memberikan semangat tersebut juga tidak akan sampai pada sasaran, apabila pemberiannya dilakukan tanpa dukungan kehangatan. Kehangatan yang ditampilkan oleh guru secara psikologis berdampak positif terhadap siswa. Kehangatan tersebut dapat mencairkan suasana kaku, diam, ramai, dan tegang menjadi kondusif.

Sikap antusias dalam batas kewajaran atau tidak berlebihan punya makna sendiri di hati siswa. Melihat gurunya antusias, siswa yang tadinya malas, mengantuk, capek, atau melakukan aktivitas lain menjadi tertarik ikut di dalam pembelajaran. Jadi apabila sebelumnya hanya sebagian siswa yang aktif di dalam pembelajaran, sikap antusias yang ditampilkan guru dapat menarik yang belum aktif menjadi aktif.


Kebermaknaan

Penguatan yang diberikan oleh guru sangat berarti atau bermakna bagi siswa. Mereka merasa lebih percaya diri, merasa dihargai, merasa diperhatikan, merasa berhasil dalam belajar, merasa terpuji dan tersanjung. Perasaan ini berdampak terhadap mental mereka. Siswa jadi lebih berani mengemukakan pendapatnya, meningkat rasa ingin tahunya, dan lebih percaya diri. Dengan demikian diharapkan partisipasinya menjadi lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Bila guru melakukan penguatan secara tepat dan terus menerus, rasa ingin tahu siswa terpenuhi, akibatnya mereka merasakan bahwa belajar membuat mereka jadi tahu banyak hal. Apa yang mereka ketahui tersebut membantu mereka menjawab pertanyaan tentang suatu kejadian, yang mungkin sebelumnya membuat mereka penasaran atau bingung.

Menghindari respon negatif

Kadangkala siswa kurang baik dalam mengungkapkan buah pikirannya di dalam kelas atau bahkan bisa jadi pendapat tersebut keliru. Seorang guru profesional berusaha membesarkan hati siswa dengan tanggapan yang positif. Tidak langsung menyalahkan atau menghakimi siswa di hadapan teman-temannya


Pemberian penguatan dengan segera

Penguatan seharusnya diberikan dengan segera setelah muncul tingkah laku atau respon dari siswa. Penguatan yang ditunda pemberiannya, cenderung menyebabkan menjadi kurang efektif. Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan respon yang diharapkan. Dengan kata lain, tidak ada waktu tunggu antara respon yang ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan.


Variasi bentuk penguatan

Banyak aktivitas dan tugas yang bisa diberikan guru dalam proses pembelajaran Tentu saja beragam pula pertisipasi yang bisa diberikan oleh siswa. Setiap sumbangan pikiran siswa layak diberikan penghargaan, semua siswa berhak mendapatkan penguatan. Agar tidak membosankan dan selalu hidup, guru harus pintar memvariasikan berbagai bentuk penguatan. Kadang mengatakan bagus, pada kesempatan lain mengacungkan jempol, berikutnya tersenyum sambil menganggukan kepala, lalu mendekati siswa, begitu seterusnya. Sehingga ucapan atau tanggapan yang sama tidak keluar berulang-ulang dalam waktu terbatas.


BAB III 

PENUTUP


KESIMPULAN

Variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan mengalami kebosanan.

Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan, antara lain penguatan verbal dan penguatan non verbal.

Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan, antara lain memberikan kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, menghindari respon negatif, pemberian penguatan dengan segera, dan memvariasikan bermacam-macam bentuk penguatan.


DAFTAR PUSTAKA



Dr. Wartono. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar. Universitas Kanjuruan. Malang Blog Guru Muda Pendidikan Agama Islam. 2010. Variasi dalam Belajar (online),

Aini, Nur. 2010. Keterampilan Memberi Penguatan, (Online), (http://zanuraini.blogspot.com, diakses tanggal 28 Maret 2017).


Wartono. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan.




Baca Artikel Terkait: