-->

Minggu, 19 Februari 2023

 M AK A L A H

HAKEKAT   MANUSIA



D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

NAMA : ROHMADIA SIREGAR

NPM : 22130002

SEMESTER : II (DUA)

MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA


DOSEN PENGAMPU :

AFDHAL   ILAHI, S.Pd., M.Pd



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN

TA. 2022 / 2023


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “HAKIKAT MANUSIA” . 

Dengan selesainya  makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih. 

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.


Padangsidimpuan, 07 Februari 2023



Rohmadia Siregar

NPM. 22130002





DAFTAR ISI

Kata pengantar i

Daftar isi ii

BAB I  PENDAHULUAN

A. Latar belakang 1

B. Rumusan masalah 1

C. Tujuan 1


BAB II PEMBAHASAN

Keberadaan Manusia 2

Hakikat Manusia 3

Manusia dalam Pandangan Islam 4

Fungsi dan Peranan Manusia dalam Pandangan Islam 4

Tanggung jawab Manusia 5


BAB  III  PENUTUP

Kesimpulan 9

Saran 9

Daftar Pustaka 10




BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sasaran pendidikan adalah manusia. Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dimuka bumi ini mempunyai perbedaan dan kelebihan dengan makhluk-makhluk lain. Akal, merupakan sesuatu hal yang dimiliki oleh manusia yang sangat berguna untuk mengatur insting serta ego manusia itu sendiri agar tercapai tujuan kehidupannya.

Dengan akal, manusia bisa mempelajari makna serta hakikat kehidupan dimuka bumi ini, tanpa akal, manusia tidak mempunyai perbedaan sedikitpun dengan makhluk yang lainnya. Akal juga membutuhkan ilmu serta pengetahuan agar bisa berjalan dengan fungsinya, hakikat manusia sebagai makhluk yang selalu membutuhkan ilmu pengetahuan. Hakikat manusia bisa menjadi makhluk individual, makhluk sosial, makhluk peadegogis dan manusia sebagai mahkluk yang beragama.


Rumusan Masalah

Makalah ini membahas pokok bahasan tentang :

Bagaimana yang dimaksud dengan keberadaan manusia ?

Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia ?

Bagaimana penjelasan mengenai manusia dalam pandangan islam ?

Apa saja fungsi dan peranan manusia dalam pandangan islam ?

Bagaimana penjelasan mengenai tanggungjawab manusia ?


Tujuan 

Unttuk mengetahui maksud dari keberadaan manusia

Untuk mengetahui penjelasan tentang hakikat manusia

Untuk mengetahui manusia dalam pandangan Islam

Agar dapat mengerti fungsi dan peranan manusia dalam Islam

Agar dapat mengetahui tanggung Jawab manusia.


BAB II

PEMBAHASAN

Keberadaan Manusia

Sebagai makhluk berakal, keberadaan manusia di muka bumi sudah berlangsung sejak 50 ribu tahun yang lalu dari zaman purba hingga zaman sekarang serba canggih. Perkembangan teknologi dan informasi semakin cepat, keinginan manusia seolah tak pernah padam meskipun segala sesuatu sudah serba praktis. Keinginan untuk lebih dari sebelumnya dan meningkatkan apa yang dimiliki menjadi sesuatu yang menjadi bagian dari manusia itu sendiri.

“Kalau hidup sekadar hidup, babi dihutan pun hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja” sebuah ungkapan fenomenal dari Buya Hamka yang hingga kini melegenda. Sebab, hidupnya manusia tidak sama dengan hidupnya makhluk lain yang ada di muka bumi ini. Manusia diberi akal untuk berpikir, diberi akal untuk memikirkan segala hal yang telah diciptakan oleh Allah. Bahkan dalam Surat Az-Zumar Ayat 21, Allah SWT berfirman: “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS Az-Zumar: 21)

        Maka jelas perbedaan antara manusia dengan makhluk lainnya, yakni diberikan akal, agar dengannya dapat memikirkan segala sesuatu yang ada di bumi ini. Sehingga manusia dapat eksis dengan berbagai hal yang dilakukannya.

        Eksistensi manusia di muka bumi jika ditinjau dari Filsafat Sören Kierkegaard, Kierkegaard mengatakan bahwa hidup bukanlah sekedar sesuatu sebagaimana yang dipikirkan melainkan sebagaimana yang dihayati. Semakin mendalam penghayatan manusia mengenai kehidupan maka semakin bermakna pula kehidupannya. Kierkegaard menjelaskan dalam karyanya The Present Age bahwa manusia manusia modern menjelma menjadi manusia massa. Massifikasi akan menjadi hantu-hantu yang melenyapkan ketunggalan kepribadian manusia. Proses penyamarataan ini akan menyebabkan timbulnya frustasi pada manusia karena manusia dicengkram olehnya.

Sebagai seorang muslim, eksistensi keberadaan manusia tentunya tidak akan lepas dari dalil yang ada di dalam Al-Quran. Seperti yang tertera di dalam Surat Ad-Dzariyat ayat 56:  

لِيَعْبُدُونِ إِلَّا وَٱلْإِنسَ ٱلْجِنَّ خَلَقْتُ وَمَا 

wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya'budụn

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS Ad-Dzariyat: 56)

Berkaitan dengan eksistensi keberadaan manusia tersebut, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Dr. (H.C.) Suharso Monoarfa, mengutip ayat tersebut ketika menjelaskan bagaimana eksistensi manusia tersebut dalam khutbah jumat di Masjid Salman ITB, Jumat, (26/2). Beliau mengatakan bahwa dalam kehidupan ini, eksistensi manusia tidak akan pernah lepas dari pertanyaan ‘untuk apa’ dan ‘kenapa’ yang berakhir pada sinkronisasi antara dzikir dan tafakur.

Hakikat Manusia

Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan kesempurnaan dalam cara berpikir serta caranya untuk mengendalikan diri. Manusia diberikan nafsu juga hasrat. Yaitu hasrat untuk mencapai tujuan dengan memenuhi syarat untuk menjadi manusia yang berkarakter.

Dengan kelebihan akal pikiran dan budi pekerti yang Tuhan titipkan, manusia mampu berpikir tentang bagaimana cara ia hidup, dan bagaimana caranya untuk bertahan hidup. Dengan perkembangan pola pikir yang luas, setiap bentuk dari masalah yang dialaminya akan menemui jalan keluar sendiri.

Dan dengan budi pekerti, manusia dapat dikatakan sebagai makhluk yang perasa. Makhluk yang senantiasa menggunakan kata hati, berupa panduan akal dan perasaan yang dapat membedakan antara perbuatan baik dan yang buruk.


Hakikat manusia terdiri dari

Manusia memiliki Pendidikan

Antara manusia dan pendidikan telah terjalin hubungan kausalitas. Karena manusia, pendidikan mutlak ada, dan karena pendidikan, manusia semakin menjadi diri sendiri sebagai manusia yang manusiawi. Pendidikan akan menjadi sarana yang tepat untuk mengembangkan dan membangun karakter manusia menjadi lebih baik lagi.


Manusia memiliki Akal Pikiran

Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan kesempurnaan dalam cara berpikir serta caranya untuk mengendalikan diri. Manusia diberikan nafsu juga hasrat. Yaitu hasrat untuk mencapai tujuan dengan memenuhi syarat untuk menjadi manusia yang berkarakter

C. Manusia dalam Pandangan Islam

Menurut Islam, manusia adalah  makhluk yang paling sempurna, ia diciptakan untuk menjadi kholifah di bumi, pada saat manusia dilahirkan ia membawa kemampuan-kemampuan yang disebut fitrah, fitrah inilah yang disebut dengan potensi Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pendidikan, dalam Islam sangat dikenal adanya fitrah. Manusia dalam Al-Quran adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan suci  pendidikanlah yang dapat mengubah dan menentukan manusia menjadi manusia yang konkrit.

Darinya kita dapat mengetahui, dan mengenal tentang berbagai macam konsep yang berhubungan dengan kehidupan, baik yang fisik ataupun yang non fisik. Satu dari sekian permasalahan yang dibahas dalam Al-Qur'an yang acap kali menjadi bahan kajian yang sering dinilai secara spekulatif, yang didasarkan pada pandangan yang sangat subyektif dan tidak disandarkan pada pegangan yang benar - benar bisa dipercaya yakni konsep tentang manusia.

Fungsi dan Peranan Manusia dalam Pandangan Islam

Dalam pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk menjalankan tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT.

Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan perannya. Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.

Agama Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu

Sebagai hamba Allah (`abdullah) maksudnya manusia adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan. Oleh karena itu, tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya.

Sebagai wakil Allah (khalifatullah) yaitu manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha Besar maka manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi memiliki tanggung jawab dan otoritas yang sangat besar.


Tanggung jawab Manusia

Tanggung jawab adalah ‘keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya). Demikian makna tanggung jawab dalam kamus Bahasa Indonesia. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia bertanggung jawab karena menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya. Ia menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Apabila ditelaah lebih lanjut, tanggung jawab merupakan kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan kita kepada orang lain, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain kepada kita.

Contoh rasa tanggung jawab manusia sebagai ciptaan kepada Tuhan adalah dengan selalu bersyukur dan menjaga semua nikmat yang telah diberikan-Nya, serta senantiasa untuk mentaati segala perintah dan menjauhi segala larangan Tuhan.

Bentuk – bentuk tanggung jawab manusia

Tanggung Jawab kepada Tuhan.

Manusia merupakan salah satu dari banyaknya bukti makhluk ciptaan Tuhan YME. Rasa tanggung jawab manusia sebagai ciptaan kepada Tuhan adalah dengan selalu bersyukur dan menjaga semua nikmat yang telah diberikan-Nya, serta senantiasa untuk mentaati segala perintah dan menjauhi segala larangan Tuhan.


Tanggung Jawab kepada Diri Sendiri

Menanamkan sikap tanggung jawab pada diri sendiri dapat mencerminkan karakter diri kita. Tanggung jawab dengan diri sendiri, yaitu:

Menjaga diri sendiri dari hal-hal yang membahayakan.

Menjaga kebersihan diri

Menjaga kesehatan dan gizi seimbang.

Menjaga keamanan.

Melaksanakan apa yang sudah dijanjikan.

Bertanggung jawab terhadap perkataan dan perbuatan.

Bertanggung jawab terhadap keputusan yang menjadi pilihannya.


Tanggung Jawab kepada Keluarga

Pola asuh ayah dan ibu Bertanggung jawab dalam keluarga adalah dengan selalu menjaga nama baik keluarga, dengan cara:

Memelihara kebersihan, kenyamanan, keamanan dalam keluarga.

Mematuhi aturan yang telah ditetapkan bersama-sama.

Bertingkah laku sesuai norma dan aturan yang berlaku dalam keluarga.

Menjaga keharmonisan keluarga dengan saling menyayangi, menghormati, dan menghargai.


Tanggung Jawab kepada Lingkungan dan Masyarakat 

Sebagai makhluk sosial, tentunya kita memiliki tanggung jawab dalam lingkungan bermasyarakat, yang dapat dilakukan di antaranya dengan:

Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat, misalnya menjaga kebersihkan lingkungan, menjaga keamanan, dan ketertiban dalam masyarakat.

Tidak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan/norma yang berlaku.

Berani melaporkan kejadian yang merugikan masyarakat kepada yang berwenang.

Menghargai perbedaan agama, suku, dan budaya.

Tanggung Jawab kepada Bangsa dan Negara

Menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.

Mencintai tanah air dengan melestarikan bahasa dan seni budayanya.

Menghargai keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Selalu mencintai semua produk-produk buatan dalam negeri.


Ciri-ciri dari Sikap Bertanggung Jawab:

Selalu berhati-hati.

Disiplin untuk menepati janji yang telah dibuatnya.

Berusaha melakukan tugas dengan semaksimal mungkin.

Mampu menangung risiko atas ucapan dan perbuatannya.

Memiliki komitmen yang tinggi terhadap sesuatu.

Rela berkorban.

Jujur dalam melakukan sesuatu.

Berani menangung risiko.

Peduli dengan kondisi lingkungan sekitarnya.

















BAB III

PENUTUP


KESIMPULAN

Perbedaan antara manusia dengan makhluk lainnya, yakni diberikan akal, agar dengannya dapat memikirkan segala sesuatu yang ada di bumi ini. Sehingga manusia dapat eksis dengan berbagai hal yang dilakukannya.

Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan kesempurnaan dalam cara berpikir serta caranya untuk mengendalikan diri. Manusia diberikan nafsu juga hasrat. Yaitu hasrat untuk mencapai tujuan dengan memenuhi syarat untuk menjadi manusia yang berkarakter.

Dalam Al-Qur'an yang acap kali menjadi bahan kajian yang sering dinilai secara spekulatif, yang didasarkan pada pandangan yang sangat subyektif dan tidak disandarkan pada pegangan yang benar - benar bisa dipercaya yakni konsep tentang manusia.

Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan perannya. Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.

Tanggung jawab adalah ‘keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya).


SARAN

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.



DAFTAR PUSTAKA

Buku Landasan Ilmu Pendidikan UNJ, Oleh: Tim Dosen MKDK

http://amellooows.blogspot.co.id/2012/12/hakekat-manusia-dari-segi-psikologi.html

http://pohanrangga.blogspot.co.id/2012/11/hakekat-manusia-dari-segi-sosiologi.html

























Penanya : Nurhalimah Adam

Pertanyaan : Apa fungsi atau peran manusia sebagai khalifatullah di bumi ?

Jawaban : Abdi sebagai menyembah dan berserah diri Kepada Allah terdapat dalam Q.S Dzariat ayat 56.



لِيَعْبُدُونِ إِلَّا وَٱلْإِنسَ ٱلْجِنَّ خَلَقْتُ وَمَا 

wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya'budụn

Saksi menyatakan bahwa hanya Allah yang berhak disembah.

Khalifah ialah memakmurkan , mengelola , menjaga, merawat, memelihara dan memberi keselamatan dengan cara beramal shaleh sesuai syariat dari Agama Islam yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW Kepada umatnya.


Penanya : Sevvida Siregar

Pertanyaan : Bagaimana hakikat manusia dalam Pendidikan?

Jawaban : Manusia diberi akal pikiran oleh Allah SWT sehingga ada hubungan nya dengan pendidikan yaitu manusia menggunakan akal dan pikirannya dalam menambah ilmu pengetahuan, menambah wawasan serta memperdalam agama demi keselamatan dunia akhirat.




Baca Artikel Terkait: