-->

Selasa, 24 November 2015


MEMBUANG gas melalui bagian belakang manusia merupakan hal yang alami dan tidak bisa dihindarkan dari diri manusia. Kedatangannya tak bisa diprediksi terlebih dahulu, yakni selalu muncul secara tiba-tiba. Bahkan ketika waktu-waktu tertentu, di saat bersama orang lain, misalnya, kentut atau berdasarkan medis disebut flatus ini muncul dengan sendirinya. Maka, tak jarang jika kita sering menahannya ketika waktu terpepet. Lalu, bagaimana pandangan medis mengenai hal ini ya?

Dari aspek medis, definis flatus adalah pembuangan gas yang berbentuk di dalam saluran cerna melalui jalur belakang (anus). Gas ini, yang mengandung berbagai macam komponen gas (methana, nitrogen dan H2S) dan merupakan hasil dari aerofagi (tertelannya udara), hasil penguaraian makanan atau produksi dari bakteri-bakteri usus.

Salah satu efek menahan flatus adalah menyebabkan tekanan gas pada usus meningkat. Jika melebihi tekanan dinding usus, menyebabkan usus merenggang dan timbul rasa tidak nyaman di perut. Wujud dari rasa tidak nyaman tersebut pada tiap individu berbeda, bisa berupa nyeri perut, kembung, muntah bahkan bisa menyebabkan penyakit diverticulitis (kondisi paling terakhir masih diperdebatkan).

Secara medis, tidak dianjurkan untuk menahan flatus. Karena proses tersebut alami, maka ketika ada rangsangan ingin mengeluarkan, maka dikeluarkan saja. Tidak bisa dipungkiri, flatus juga salah satu anugerah dari Allah SWT yang patut kita syukuri. Banyak jenis penyakit yang menyerang organ pencernaan dan mengakibatkan penderitanya tidak bisa flatus. Oleh karena itu, syukurilah nikmat Allah SWT yang satu ini. []

Referensi: Tau Gak Sih Islam Itu Sehat?/Karya: Dr. Faza Khilwan Amna, MMR dan Dr. Hendri Okarisman/Penerbit: Aqwamedika




Baca Artikel Terkait: